Ribuan Orang Terjebak Banjir dan Longsor di Jepang, Upaya Penyelamatan Terus Berlangsung

Ribuan Orang Terjebak Banjir dan Longsor di Jepang, Upaya Penyelamatan Terus Berlangsung,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Petugas layanan darurat dan tentara Jepang terus bergerak untuk mencapai rumah-rumah yang terputus aksesnya akibat banjir dan tanah longsor. Ribuan orang dilaporkan terjebak di rumah-rumah tersebut.

Seperti dilansir AFP, Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang menyebut lebih dari 3 ribu rumah tangga terisolasi, baik oleh genangan banjir yang tinggi atau ruas jalanan yang rusak akibat tanah longsor.

Rumah-rumah yang terisolasi sebagian besar berada di wilayah Kumamoto yang terdampak banjir dan longsor paling parah. Hujan deras diperkirakan masih akan mengguyur kawasan tersebut.

Hujan deras yang mengguyur di wilayah itu sejak Sabtu (4/7) pagi hingga kini telah memicu kehancuran di sejumlah wilayah dan membuat sungai-sungai meluap.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) menyatakan bahwa 'hujan deras kemungkinan akan berlanjut hingga setidaknya 12 Juli di area yang luas'. JMA menyerukan 'kewaspadaan ekstrem' terhadap risiko tanah longsor dan banjir di dataran rendah.

JMA merilis perintah evakuasi tertinggi kedua untuk lebih dari 450 ribu orang. Namun perintah evakuasi semacam itu tidak wajib dan sebagian besar warga biasanya memilih tidak mengungsi ke kamp-kamp penampungan, mungkin karena takut tertular virus Corona (COVID-19).

Seorang pejabat di Kumamoto menyebut 55 orang dipastikan tewas di wilayah tersebut. Empat orang lainnya dikhawatirkan tewas karena keberadaannya belum diketahui. Dua kematian lainnya dikonfirmasi di Pulau Kyushu, Jepang bagian barat daya.

Lebih dari satu lusin orang dilaporkan hilang akibat bencana ini. Setelah lima hari terhambat oleh genangan banjir dan tanah longsor, tentara Jepang berhasil menyelamatkan 40 warga desa Ashikita di Kumamoto.

"Sungguh menakutkan. Rumah saya kacau, saya tidak bisa tinggal di sana lagi," ucap Kinuyo Nakamura (68) setelah berhasil dievakuasi ke kamp pengungsian.

"Kami beberapa kali mengalami bencana banjir sebelumnya. Tapi yang ini tidak bisa dibandingkan. Bukannya takut, saya lebih fokus untuk menyelamatkan diri," imbuhnya.

Di banyak area, tanah longsor menghancurkan rumah-rumah warga hingga menjadi puing. Banjir menerjang rumah-rumah di kawasan dataran rendah, menghancurkan isinya dan membuatnya tidak bisa dihuni kembali.

Otoritas Jepang mengerahkan sedikitnya 80 ribu petugas penyelamat, dengan dibantu 10 ribu personel militer, untuk melakukan upaya pencarian dan penyelamatan korban.

Related

News 648185520123536750

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item