Sinopsis Fantasy Island, Kisah Horor di Pulau Indah yang Bikin Ngeri

Naviri Magazine - Fantasy Island merupakan adaptasi serial horor televisi tahun 1970-an. Suatu hari, sekelompok muda-mudi berkunjung ke sebuah pulau tropis terpencil.

Pertama kali mereka menginjakkan kaki di pulau tersebut, semua tampak sempurna. Air laut biru yang menyegarkan, pasir putih yang menenangkan, hijau pohon yang menyejukkan, serta birunya langit yang menawan.

Turun dari sebuah pesawat kecil, mereka bertemu dengan Roarke (Michael Pena), salah satu pengelola penginapan di pulau tersebut.

“Di sini apapun dan semuanya mungkin terjadi,” katanya saat menyambut.

Apapun yang dimaksud termasuk fantasi kita akan sebuah tempat atau kejadian sangat mungkin terjadi di pulau tersebut. Keindahan pulau siang hari masih ditambah kemeriahan pesta di malam hari. Banyak perempuan cantik bagi para laki-laki, begitupun sebaliknya, banyak laki-laki tampan untuk para perempuan. Liburan ini seolah-olah sempurna.

Walaupun indah, di pulau tersebut tidak ada sinyal telepon. Di balik semua keindahan dan kemeriahan pulau, perlahan-lahan para pengunjung mulai mendapat gangguan. Gangguan mulai terjadi pada beberapa ruang penginapan yang misterius dan menyimpan banyak hal mengerikan. Ada pula penampakan orang-orang aneh yang terkesan ingin membunuh.

Bahkan fantasi yang mereka coba bayangkan justru menjadi kenyataan yang berbalik. Sekarang bukan hanya liburan yang terancam hilang, nyawa pun bisa jadi akan melayang. Mereka perlu mencari cara untuk keluar dari pulau tersebut.

Selain Michael Pena, para pemain yang bergabung di antaranya Maggie Q, Lucy Hale, Austin Stowell, Portia Doubleday, Jimmy O. Yang, Ryan Hansen, dan Michael Rooker.

Fantasy Island merupakan karya sutradara Jeff Wadlow serta penulis naskah Jillian Jacobs, Jason Blum, dan Marc Toberoff. Selain film ini, sebelumnya Jeff Wadlow merupakan sutradara beberapa film seperti Blumhouse's Truth or Dare (2018), The True Memoirs of an International Assassin (2016), Kick-Ass 2 (2013), Point Break Indo (2010), Never Back Down (2008), dan Cry_Wolf (2005).