Biografi Hergé, Petualangan Tintin, dan Sejarah Komik Dunia (Bagian 13)
https://www.naviri.org/2020/08/biografi-herge-petualangan-tintin-dan.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Biografi Hergé, Petualangan Tintin, dan Sejarah Komik Dunia - Bagian 12). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Karya-karya Herge
Cara menggambar Herge bervariasi antara tahun 1920 hingga tahun 1970. Pada awal kariernya, Hergé belum mempunyai gaya sendiri, dan seperti banyak pemula lainnya, ia memulainya dengan meniru artis lain. Kita tahu adanya karikatur raja Perancis (Louis XIII, Louis XIV, dan Louis XV) atau sketsa militer (Joffre dan Foch), dengan karyanya di Larousse (sekitar tahun 1922).
Selama tahun 1920-an, ia banyak dipengaruhi teknik menggambar dari beberapa seniman, seperti Benjamin Rabier (1864-1939) yang terkenal dengan sketsa tentang dongeng hewan (Fables de La Fontaine, La vache qui rit pada 1921).
Pada saat menggambar untuk kisah-kisah petualangan awalnya (Petualangan Tintin), banyak kekurangjelasan dalam kotak-kotak panelnya, hanya terlihat kontras hitam dan putih yang dikuasainya dengan sempurna, serta terlihat banyaknya pengaruh dari industri perfilman dalam karya-karyanya yang menandai masa kecilnya.
Pada pertengahan 1930-an, ia menerima nasihat dari ahli komik strip Perancis, Alain Saint-Ogan. Kisah Petualangan Quick dan Flupke adalah laboratorium yang benar-benar Hergé lepaskan bebas tanpa kendali. Ia mulai menemukan bentuk dan gayanya sendiri sebagai seniman dalam karya Lotus Biru. Dimana ia diajari rekan Cinanya, Zhang Zhong-Ren, seni kaligrafi Cina, sekaligus memperdalam filsafat dan pengamatan alam.
Mulai terlihat banyak perubahan dari karya Hergé pada kisah Tongkat Ottokar, dimana ia membuat gambarnya terlihat jelas, hidup, dan tepat, sesuai referensi yang ada. Selama perang, ia bekerja keras memperdalam makna kata-kata di kotak-kotak panelnya, antara lain di Kepiting Bercapit Emas dan Harta Karun Rackham Merah.
Setelah tahun 1945, secara bertahap ia meningkatkan metode grafis yang semakin dalam dan tegas dari waktu ke waktu. Tidak seperti di hari-hari awal (terutama ketika dia masih menjadi ilustrator), masih terlihat ada kurangnya bayangan dalam karya-karyanya. Untuk membuat sketsa kisah petualangannya, Hergé memulainya dengan menuliskan sebuah sinopsis dari dua atau tiga halaman, sebelum melakukan pembuatan sketsanya.
Lalu ia lanjutkan dengan pembuatan format besarnya, dan akhirnya lapisan dari semua sketsa yang dianggap paling memuaskan, "yang paling jelas menandai gerakan".
Goresan garis putih terlihat sangat menonjol dalam album yang dibuat pada paruh akhir 1950-an dan 1960-an. Ini adalah masa ketika obyek, karakter dan latar belakang selalu digambar dengan ketebalan tinta yang sama. Sedangkan pewarnaan selalu dipergunakan dengan cara gradien yang sederhana dan hidup.
Selama tahun 1960, Herge mulai menyukai seni modern, dan yang pertama disukainya adalah karya Joan Miro, kemudian Lucio Fontana. Ketika diadakan pameran Tintin di Rotterdam tahun 1977, seorang kartunis bernama Joost Swarte adalah orang pertama yang berbicara di depan umum dan menandai gaya Hergé sebagai Ligne claire (atau Klare lijn dalam bahasa Belanda).
Sejak itu, Hergé dianggap sebagai pelopor dan peletak dasar teori menggambar dengan gaya ligne claire.
Totor (1926)
Totor atau Totor, CP (Chef de Patrouille) des Hannetons, adalah pahlawan komik yang diciptakan Hergé untuk harian Le Boy-Scout belge, pada 1926. Ini adalah cerita tentang seorang pemimpin kepanduan yang mempunyai banyak akal, yang muncul untuk pertama kali dalam kisah Les extraordinaires aventures de Totor, CP des Hannetons.
Ini karya awal Hergé, dimana tarikan gambarnya masih sederhana, dan akhirnya ia digantikan oleh Petualangan Tintin. Dapat dikatakan juga bahwa Totor adalah leluhur kisah Petualangan Tintin.
Petualangan Tintin (1929)
Kisah komik berseri ini muncul pertama kali pada 10 Januari 1929 di Le Petit Vingtième, halaman tambahan untuk anak-anak di harian Belgia, Le Vingtième Siècle.
Serial ini mendapat perhatian dari khalayak umum secara luas, setelah dimuat di Coeurs Vaillants pada 26 Oktober 1930.
Kisah Petualangan Tintin diakui dunia, dan dicetak ulang berulang kali dalam berbagai bahasa, salah satunya karena tokoh-tokohnya dibuat dengan baik dan teliti. Serial ini juga mendapat tempat khusus di hati para pembaca dan kritikus, tidak kurang dari 70 tahun.
Pahlawan serial ini adalah tokoh fiktif bernama Tintin, seorang wartawan muda dan penjelajah dunia dari Belgia. Kemana pun ia pergi, selalu ditemani anjing setianya, Milo. Selama petualangannya, banyak tokoh yang muncul, seperti Kapten Haddock; tokoh yang memiliki karakter berbeda dengan Tintin, dua detektif kembar yang tidak becus, Dupond dan Dupont, dan juga Profesor Lakmus. Hergé sendiri beberapa kali muncul dalam karyanya sebagai tokoh pendukung.
Serial ini mengalami sukses besar, dibukukan dalam bentuk album (24 secara keseluruhan, 1 tidak selesai), dan merupakan rujukan Majalah Tintin yang beroplah sangat besar, serta dibuat filmnya, ataupun dimainkan di teater. Kisah ini juga diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, dan lebih dari 200 juta eksemplar sudah dicetak di seluruh dunia.
Petualangan Quick dan Flupke (1930)
Petualangan Quick dan Flupke adalah komik serial karya Hergé. Serial ini dipublikasihan untuk umum di harian Le Petit Vingtième untuk pertama kali pada 23 Januari 1930.
Dua tokoh utamanya adalah anak-anak jalanan di Brussel, dan namanya adalah Quick dan Flupke ("Philippe Kecil" dalam brabançon). Dua anak itu banyak menimbulkan masalah, dan seringkali mengakibatkan kecelakaan, yang oleh karenanya mereka dicari-cari polisi, khususnya "Agent 15". Selain itu, mereka juga banyak menciptakan peralatan dan mesin-mesin baru dari garasinya, dan beberapa karyanya membahayakan orang banyak, seperti pesawat terbang.
Setelah Perang Dunia II, ceritanya mulai dibukukan dalam album komik. Dua edisi perdanaya, diedit ulang pada Januari 1949, dan seri kesebelas (11e) atau juga seri terakhirnya, selesai dibuat pada Januari 1969.
Le Triomphe de l'Aigle Rouge (1930)
Le Triomphe de l'Aigle Rouge adalah sejarah Barat Jauh pada masa tahun 1930 yang dimuat di Cœurs Vaillants, yang digambar oleh Hergé. Kisah ini juga memuat petualangan Tim Cobalt sebanyak 5 episode, dengan satu hingga dua illustrasi (12x14 cm).
Popol et Virginie au pays des Lapinos (1934)
Popol et Virginie chez les Lapinos adalah album komik karya Hergé, yang merupakan karyanya yang mengalami banyak transformasi. Karya-karya awalnya dipublikasikan dengan judul Tim l'écureuil au Far West di harian kecil dengan empat halaman, dan diedarkan pada musim gugur 1931 dalam majalah beroplah besar di Brussel, L'Innovation.
Dua tahun kemudian, Les Aventures de Tom et Millie dipublikasikan di Pim et Pom, sebuah halaman suplemen dari sebuah harian Belgia, La Meuse. Kemudian diikuti pada 1934, Les Aventures de Popol et Virginie au Far West, dipublikasikan di Le Petit Vingtième, sebelum akhirnya terbit lagi pada 1948 di Majalah Tintin dengan judul yang kita kenal sekarang.
Petualangan Yo, Susi dan Yokko (1936)
Kisah Petualangan Yo, Susi dan Yokko adalah serial komik karya Hergé. Ia dibuat untuk pertama kalinya pada 1936 untuk harian Cœurs Vaillants, dengan penerbit Katolik sebagai personifikasi Tintin, yang diminta oleh para penganut Katolik pada Hergé sebagai tokoh baru yang memiliki keluarga.
Gambar pertama dari kisah Misteri "Manitoba" atau Petualangan Yo, Susi dan Yokko di edisi no 3 dari Cœurs Vaillants 19 Januari 1936, yang untuk seterusnya diterbitkan di Le Petit Vingtième, sejak paruh akhir Oktober 1936.
Tokoh utamanya adalah seorang anak lelaki dan perempuan, Yo dan Susi, berumur dua belas tahunan, dan seekor simpanse peliharaan mereka, Yokko. Mereka tinggal di Legrand. Yokko adalah simpanse yang sudah jinak, dan menemani anak-anak itu kemana pun mereka pergi. Ia binatang yang cerdas dan kadang-kadang berbicara sendiri, tapi tidak berbicara dengan manusia.
Keunikan kisah ini ada pada para tokoh utamanya; sebuah keluarga yang utuh dengan nama depan dan akhir. Dimana hal ini tidak ditemui dalam tokoh Tintin, yang tidak memiliki keluarga sama sekali.
Karena masih anak-anak, dalam setiap petualangan mereka masih membutuhkan bantuan orang dewasa untuk menyelamatkan. Mereka tidak punya kekuatan khusus, namun kecerdasan dan kemauan yang sangat tinggi untuk menyelesaikan masalah, selalu menyelematkan mereka. Dalam beberapa hal, tokoh ini dekat dengan para pecintanya, karena lebih realistis.