“Bumi Manusia”, Karya Sastra Penting dan Bersejarah di Indonesia (Bagian 2)

“Bumi Manusia”, Karya Sastra Penting dan Bersejarah di Indonesia, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (“Bumi Manusia”, Karya Sastra Penting dan Bersejarah di Indonesia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), yang akan menyelenggarakan pameran buku tahunan, tiba-tiba mengirim surat pembatalan ke alamat Hasta Mitra. Padahal sebelumnya panitia kelihatan sangat bergairah mengajak penerbit itu menjadi anggota, dan turut serta dalam kegiatan-kegiatannya.

Surat kabar yang semula simpati, semakin jarang memberi tempat dan bahkan beberapa tulisan yang siap naik cetak tiba-tiba dibatalkan, hanya karena penulisnya memuji kedua karya Pramoedya.

Akhirnya, 29 Mei 1981, Jaksa Agung mengeluarkan SK-052/JA/5/1981 tentang pelarangan Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa. Dalam surat itu, antara lain disebutkan sepucuk surat dari Kopkamtib yang keluar seminggu sebelumnya, dan Rapat koordinasi Polkam tanggal 18 Mei 1981.

Pelarangan itu sepenuhnya keputusan politik, dan tidak ada kaitannya dengan nilai sastra, argumentasi ilmiah, serta alasan-alasan yang dikemukakan sebelumnya.

Semua agen dan toko buku didatangi oleh Kejaksaan Agung yang menyita semua eksemplar Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa. Beberapa di antaranya malah mengambil inisiatif menyerahkannya secara sukarela. Tapi sampai Agustus 1981, hanya ada 972 eksemplar yang diterima oleh Kejaksaan Agung, dari sekitar 20.000 eksemplar yang beredar.

Bulan September 1981, penerjemah Bumi Manusia ke dalam bahasa Inggris, Maxwell Lane, yang juga staf kedutaan besar Australia di Jakarta, dipulangkan oleh pemerintahnya. Perusahaan Ampat Lima yang mencetak kedua karya pertama juga akhirnya mundur, karena tekanan dari Kejaksaan dan aparat keamanan.

Terbitan dalam berbagai bahasa:

    * Bumi Manusia, Hasta Mitra, 1980 (edisi Indonesia)
    * Aarde Der Mensen, Manus Amici, 1981 (edisi Amsterdam)
    * Ren Shi Jian, Beijing Da Xue, 1982 (edisi Beijing, bahasa Tionghoa)
    * Ren Shi Jian, Dou Shi Chu Ban Selangor, 1983 (edisi Malaysia, bahasa Tionghoa)
    * Bumi Manusia, Wira Karya, 1983, (edisi Kuala Lumpur)
    * This Earth of Mankind, Penguin Book, 1983 (edisi Australia)
    * Garten Der Menschheit, Express Editio, 1984 (edisi Berlin)
    * Im Gartender Menschheit, Albert Klutsch-Verlags-Vertrag, 1984 (edisi Belanda)
    * Människans Jord, Fölaget Hjulet, 1986 (edisi Stockholm, Swedia)
    * Ningen No Datchi, Shinkuwara Mekong Published, 1986 (edisi Jepang)
    * Radooga, Moskwo, 1986 (edisi Rusia)
    * CBIT CbK, In Ukrainain, 1986 (edisi Ukraina)
    * Garten Der Menschheit, Rowohlt Taschenbuch Verlag, 1987 (edisi Jerman)
    * Aarde Der Mensen, Unieboek, 1987 (edisi Amsterdam)
    * Questa Terra Dell'Uomo, Il Saggiatore, 1990 (edisi Milan)
    * O Neul Publishing, 1990 (edisi Korea)
    * This Earth of Mankind, Penguin Book, 1990 (edisi New York)
    * This Earth of Mankind, William Morrow & Co., Inc, 1991 (edisi New York)
    * Människans Jord, Norstedts Förlag AB, 1992 (edisi Stockholm, Swedia)
    * Tierra Humana, Txalaparta, 1995 (edisi Nafarroa, Spanyol)
    * Erbe Einer Versunkenen Welt, Verlag Volt und Welt, 1996 (edisi Jerman)
    * Aarde Der Mensen, Uit Geverij De Geus, 1999 (edisi Breda)
    * This Earth of Mankind, Penguin Book, 2000 (edisi Italia)
    * Le Monde des Hommes, Payot & Rivages, 2001 (edisi Paris)
    * Menneskenes Jord, Pax Forlag A/S, 2001 (edisi Oslo)
    * Tiera Humana, Edisiones Destino, S.A., 2001 (edisi Barcelona)
    *  Livros Quetzal, 2002 (edisi Portugal)
    * This Earth of Mankind, Bertrand Editorial, 2002 (edisi Portugal)
    * This Earth of Mankind, Leopard Förlag, 2002 (edisi Swedia)
    * Bumi Manusia, Radio 68H, 2002 (cerita bersambung di radio)
    * Människornas Jord, Leopard Förlag, 2003 (edisi Stockholm)
    * Alfa-Narodna Knjiga, 2003 (edisi Serbian)
    * Phaen Din Khong Chiwit, Kobfai Publishing, 2003 (edisi Thai)
    * S.A. Qudsi, 2009 (edisi Malayalam-Indian)
    * Bumi Manusia, Lentera Dipantara, 2005 (edisi Indonesia)

Pementasan teater

Bumi Manusia, dengan tokoh utama Nyai Ontosoroh, dipentaskan dalam bentuk teater pada Desember 2006 di 12 kota secara serentak (Padang, Lampung, Bandung, Semarang, Solo, Jogja, Surabaya, Denpasar, Mataram, Makassar, Kendari, Pontianak).

Naskah adaptasi ditulis oleh Faiza Mardzoeki, dan disesuaikan dengan budaya setempat di kota-kota tersebut.

Khusus untuk pementasan di Jakarta, dilakukan pada Agustus 2007, dengan sutradara Wawan Sofwan. Pementasan Nyai Ontosoroh sekaligus merupakan ajang berkesenian untuk memperingati perayaan Hari Hak Asasi Manusia dan Hari Perempuan Indonesia, yang keduanya jatuh pada bulan Desember.

Nyai Ontosoroh adalah figur yang mempunyai pendirian kuat, ulet dan pantang menyerah dalam berjuang, rasional, dan mempunyai visi kebangsaan. Nyai Ontosoroh adalah simbol perlawanan terhadap kesewenang-wenangan kekuasaan, terhadap harga diri sebuah bangsa.

Yang cukup menonjol pada naskah Nyai Ontosoroh adalah proses pembangunan karakter berdaulat yang mampu menghadapi dan melawan kekuasaan, dengan tanpa mencabik-cabik integritas perorangan maupun kelas. Apalagi proses pembangunan karakter tersebut dikenakan pada konteks sejarah penjajahan, yang masih relevan dalam kajian sosial-budaya masa kini sekalipun.

Pementasan ini merupakan hasil produksi Perguruan Rakyat Merdeka, bekerja sama dengan banyak lembaga ataupun individu, yaitu Elsam, Institut Ungu, Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika, JARI, Kalyanamitra, Komunitas Ciliwung, Pramoedya Institute, Pantau, Perkumpulan Praxis, Perkumpulan Seni Indonesia, dan Solidaritas Perempuan.

Sutradara: Wawan Sofwan | Naskah: Faiza Mardzoeki | Eksekutif Produser: Myra Diarsi, Warsito Ellwein, Ayi Bunyamin, Agung Yudha, Yeni Rosa Damayanti | Produser: Faiza Mardzoeki dan Andi K. Yuwono | Pemain: Ine Febriyanti, David Chalid, Maryam Supraba, Happy Salma, Zainal Abidin Domba, Jajang C. Noer, dll.

Film

Bumi Manusia juga difilmkan. Sejak pertengahan tahun 2004, proses pembuatannya sudah dilakukan. Hatoek Soebroto, seorang produser film, bersama PT. Elang Perkasa, menandatangani kontrak pembuatan film itu bersama pihak keluarga Pramoedya, pada 3 September 2004.

PT. Elang Perkasa bekerja sama dengan perusahaan film milik Deddy Mizwar, Citra Sinema, dalam proses pembuatannya.

Pencarian lokasi sudah dimulai sejak akhir 2005. Awal 2006 proses produksi dimulai dengan penulisan skenario oleh Jujur Prananto, penulis skenario Ada Apa dengan Cinta?. Garin Nugroho menyutradarai film ini.

Related

Indonesia 8433955246544408652

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item