Ekonomi Lesu Akibat Corona, Penjualan Rokok Gudang Garam Turun 8,8 Persen
https://www.naviri.org/2020/08/ekonomi-lesu-akibat-corona-penjualan.html
Naviri Magazine - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengatakan terjadi penurunan volume penjualan rokok sepanjang semester I-2020 sepanjang semester I-2020 sebesar 8,8% year on year (YoY). Menurut data perusahaan, volume penjualan turun menjadi 42,5 miliar dari sebelumnya 46,6 miliar.
Direktur Gudang Garam Heru Budiman mengatakan selain karena Covid-19, kenaikan harga jual produk sejak Februari-Maret juga memicu terjadinya penurunan jumlah penjualan. Namun, kenaikan harga justru membantu perusahaan mengantongi pendapatan yang lebih besar.
"Mengalami kenaikan 1,75% timbul dari penurunan volume, karena harga jual kita mengalami peningkatan kenaikan harga yang mulai terjadi di bulan Februari-Maret," kata Heru dalam konferensi pers virtual.
Dia menjelaskan, penjualan terbesar masih disumbang oleh Sigaret Kretek Mesin (SKM) sebanyak 38,3 miliar batang. Meski demikian, rokok jenis ini mengalami penurunan penjualan dari sebelumnya di periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian, penurunan paling besar meski tak terlalu besar dampaknya pada perusahaan, terjadi pada rokok mild yang turun menjadi 2,3 miliar batang dari sebelumnya 4,5 miliar batang.
Sedangkan Sigaret Kretek Tangan (SKT) mengalami kenaikan volume penjualan 7,5% menjadi 4,5 miliar dari sebelumnya 4,2 miliar batang.
Perkembangan bandara
Dia juga menyebutkan untuk pembangunan bandara Dhoho Kediri, perusahaan telah mengeluarkan dana senilai Rp 2,5 triliun. Proses pembangunan tetap berlangsung meski dilakukan di tengah pandemi saat ini
"Proyek bandara tetap berjalan sesuai jadwal dan belum ada gangguan apapun. Biaya yang sudah dikeluarkan sampai Juni 2020 Rp 2,5 triliun," jelasnya.
Seperti diketahui, pada 15 April 2020 lalu perusahaan telah melakukan ground breaking pembangunan bandara tersebut.
Sebelumnya, Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta sebagai pemilik bandara menyebutkan pihaknya sudah mengerucutkan rencana nilai investasi pembangunan bandara tersebut. Dari sebelumnya dipatok senilai Rp 1 triliun-Rp 10 triliun, telah dipersempit menjadi Rp 6 triliun-Rp 9 triliun, termasuk di dalamnya dana pembebasan lahan.
"Ground breaking bandara ini akan dimulai pada 15 April 2020 mendatang. Kalau untuk target [pengerjaan] kami maunya dua tahun tapi kalau medannya bukan terlalu mudah, tapi kami harapkan dua tahun atau lebih lama yang penting selesai. Timing penting tapi kualitas lebih penting," kata Istata di Jakarta.
Dia menyebutkan, seluruh dana yang akan digunakan untuk pembangunan bandara tersebut akan menggunakan kas internal perusahaan dan tak akan mengganggu cash flow perusahaan.