Fakta-fakta Semburan Lumpur Mengerikan yang Tiba-tiba Muncul di Blora (Bagian 3)
https://www.naviri.org/2020/08/fakta-fakta-semburan-lumpur-mengerikan-page-3.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Fakta-fakta Semburan Lumpur Mengerikan yang Tiba-tiba Muncul di Blora - Bagian 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Apakah benar mud volcano mengandung gas beracun?
Ahli geologi dari Universitas Diponegoro, Semarang, Tri Winarno mengatakan, kandungan gas di dalam magma "akan ikut mengalir" bersama letusan lumpur. Dia menyebut mud volcano mengandung gas beracun.
"Jadi, mud volcano mengandung gas beracun, karena kandungan gas di dalam magma itu bermacam-macam," ujarnya.
"Ada gas karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), SO2 (sulfur dioksida), dan HCl (Asam hidroklorida), hidrogen fluorida (HF), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), dan metana (CH4). [Semuanya] sifatnya beracun. Itu semua ada di dalam magma. Kalau gas itu keluar di dalam magma bersamaan dengan ledakan itu akan mengandung racun dan berbahaya," jelasnya.
Namun demikian, menurutnya, volume gas beracun itu tergantung "besar atau kecilnya semburan".
"Gas beracun tergantung besar-kecil semburan, ketinggian semburan... Jadi kalau terbawa angin kemudian efeknya bisa sejauh mana itu berkaitan dengan kadar gas," papar Tri.
"Kalau efek kadar gas tinggi, bisa menimbulkan kematian. Dilhat dari volumenya, yang terjadi di Kesongo, [ada warga yang] muntah dan pusing," katanya.
Dia kemudian meminta otoritas terkait di Kabupaten Blora untuk membuat pembatas di lokasi semburan. "Dan harus ada ketentuan, warga bisa memasuki area hanya dalam radius tertentu," demikian Tri.
Apakah semburan mud volcano bisa diprediksi?
"Kalau ini sulit diprediksi," kata Tri Winarno. "Seperti gempa bumi, tidak bisa diprediksi, karena itu berkaitan dengan ketersediaan faktor panas dari bawah."
"Sama seperti memprediksi gunung api bisa meletus berapa tahun sekali... Artinya itu bisa terulang, tapi prediksi secara tepat kapan terjadi lagi, itu hanya perkiraan," tambah Tri.
Warga lari hindari gas, 17 ekor kerbau terkubur lumpur panas
Pada hari Kamis (27/08), sekitar pukul 05.30 WIB pagi, ada seorang warga, Marno, melepaskan beberapa kerbau miliknya di pinggiran padang rumput di kawasan rerumputan Keno.
Lalu muncul retakan di kawasan tanah terus keluar semburan gas dan lumpur di kawasan itu. Kerbau milik Marno sampai terkubur lumpur, dan Marno berusaha lari sampai jungkir-balik mencoba menyelamatkan diri dan dia sempat menghirup gas.
Dia kemudian dilarikan ke puskesmas setempat untuk mendapat perawatan, diberi oksigen dan setelah tiga jam dirawat dibolehkan pulang.
"Sampai Jumat (28/08) siang, banyak warga yang mengunjungi lokasi - menjadi tempat wisata dadakan," kata Choirul Imam.
Ada 17 ekor kerbau yang terkubur lumpur. Satu ekor kerbau berhasil diselamatkan warga.
Sebelumnya, letusan seperti ini sering terjadi, tapi tidak besar seperti ini. Dulu setiap tahun ada dua atau tiga letusan, dengan ketinggian semburan kisaran antara satu dan dua meter.
Tapi letusan pertama pada Kamis pagi kemarin, ketinggiannya mencapai sekitar 20 meter lebih. Adapun letusan kedua pada Jumat (28/08) pagi, rata-rata ketinggian sekitar delapan dan 10 meter.
Sampai Jumat siang, banyak warga yang mengunjungi lokasi - menjadi tempat wisata dadakan. Sekarang diberi police line (gharis polisi) dan warga dilarang mendekati lumpur atau pusat semburan. Jarak ke pusat semburan sekitar 200 meter.
Dan pada Jumat sore, tidak ada lagi letupan. Yang kita takutkan apabila letuasn itu tiba-tiba muncul. Terakhir kali ada semburan sebesar ini kira-kira 14 tahun lalu. Warga di sini menyebut kejadian letupan ini sebagai "kraton-kraton yang sedang tidur".