Indonesia Terancam Resesi, Rizal Ramli: Karena Pemerintah Nggak Fokus!
https://www.naviri.org/2020/08/indonesia-terancam-resesi-rizal-ramli.html
Naviri Magazine - Ekonom senior Rizal Ramli menyatakan, Indonesia sudah menghadapi resesi. Namun, yang dilakukan pemerintah adalah membandingkan dengan kuartal tahun lalu.
Hal ini menurutnya, tidak lazim seperti yang dilakukan oleh banyak pemerintahan di seluruh dunia. “Ya, Indonesia sudah masuk resesi, tapi yang dilakukan tim ekonomi pemerintah membandingkan dengan kuartal tahun lalu. Ini sangat tidak lazim,” tegasnya, dalam sebuah wawancara tv nasional swasta, kemarin.
Menurut Rizal, seharusnya yang menjadi pembanding adalah kuartal sebelumnya. “Nah, kuartal sebelumnya, yakni kuartal satu tahun 2020 dibandingkan dengan kuartal empat 2019 itu sudah negatif. Demikian juga kuartal dua dibandingkan dengan kuartal satu.
“Jadi secara teknis, Indonesia sudah masuk resesi, kemungkinan akan masuk pada kuartal ketiga, mengapa…saya sederhana melihatnya, pertambahan kredit semester satu hanya empat persen, kalau kita mau normal kredit itu harus tumbuh lima belas persen,” ungkapnya.
Rizal juga mengungkapkan bahwa saat ini kondisi daya beli di golongan masyarakat sudah menurun.
“Menunjukkan daya beli betul-betul terpukul, dan yang menjadi persoalan adalah ini sudah nyaris pada kuartal ketiga pemeirntah itu lebih banyak akan ini.. akan itu… tapi faktanya, sepeti yang dikatakan mas Hendrawan pengeluaran itu baru 25 persen dari pengeluaran yang direncanakan. Jadi fungsi stimulus kebijakan fiskal tidak berjalan, itu makanya pak Jokowi marah-marah di kabinet,” tambahnya.
Adapun resesi ini terjadi di Indonesia, karena menurutnya pemerintah tidak fokus dalam menangani permasalah besar ddalam negeri.
“Dan yang kedua tidak fokus, tidak sungguh-sungguh. Saya waktu itu usulkan supaya ada pengalihan strategis anggaran yang sungguh-sungguh. Artinya kita fokus pada tiga sektor saja. Sektor mengurangi corona, untuk makan pengangguran selama 6 bulan, fokus di dalam peningkatan produksi pangan,” tegas Rizal.
Padahal jelas Rizal, presiden Jokowi sebelumnya telah menangkap pesan yang ia sampaikan terkait bagaimana menghadapi pandemi corona, terutama di sektor ekonomi.
“Tetapi begitu diterjemahkan angka-angkanya oleh menteri keuangan terbalik (terbaik/ Sri Mulyani-red), itu masih ada proyek ini.. proyek itu. Jadi pak Jokowi sudah nangkap pesan yang kami sampaikan, bahwa harus ada relokasi anggaran strategis, dia pakai istilah itu loh, setelah apa yang kami ungkapkan, tapi angka-angkanya tidak mencerminkan perubahan.
“Kenapa? Karena fokusnya masih mau ini dan mau itu, nah kita lihat waktu 1998 semua proyek besar kita hentikan, nanti kalau ada uang kita lakukan lagi.
Sederhana, kalau ekonomi turun satu persen itu sekitar setengah juta, tapi kalau sampai rata-rata plus lima anjlok sampai ke minus 4-5 itu sekitar 4,5 -5 juta. Plus yang setengah pengangguran itu jumlahnya jauh lebih banyak. Dan ini besar sekali dan sangat signifikan,” tutupnya.