Ini 10 Kiamat yang Pernah Terjadi di Bumi Pada Zaman Prasejarah (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2020/08/ini-10-kiamat-yang-pernah-terjadi-page-2.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Ini 10 Kiamat yang Pernah Terjadi di Bumi Pada Zaman Prasejarah - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Hantaman asteroid ini menciptakan mega tsunami setinggi seratus meter, yang menyapu daratan Amerika. Debu, uap, dan awan panas yang timbul akibat jatuhnya asteroid langsung membumbung tinggi ke atmosfer, dalam waktu kurang dari satu detik.
Kiamat ini berhasil memusnahkan 75 persen binatang dan tumbuhan di Bumi, termasuk semua dinosaurus non unggas. Benar-benar malapetaka yang sangat mengerikan.
The Great Dying
The Great Dying adalah istilah yang merujuk pada peristiwa kepunahan massal terbesar yang pernah terjadi di Bumi. Kiamat ini terjadi jutaan tahun sebelum dinosaurus hidup, tepatnya pada akhir era Permian.
Setidaknya, sembilan puluh persen makhluk hidup di era tersebut mati. Dan yang berhasil bertahan hanyalah sebagian kecil tumbuhan dan binatang air.
Berdasarkan sisa-sisa geologi, penyebab kiamat ini ialah erupsi raksasa yang menyebabkan ‘banjir basal’. Bencana ini berbeda dengan letusan gunung berapi, karena lava tidak keluar dari ‘corong’ gunung, melainkan muncul dari permukaan Bumi.
Shiva Impact
Meski banyak ilmuwan yang percaya jika kepunahan dinosaurus disebabkan tragedi Chicxulub, namun baru-baru ini muncul sebuah hipotesis baru. Hipotesis ini menjabarkan bahwa sebenarnya ada dua asteroid yang menabrak Bumi.
Asteroid pertama berukuran 10 kilometer, dan dikenal sebagai Chicxulub. Sedangkan yang kedua dinamakan Shiva Impact, dan terjadi tiga ratus tahun setelah Chicxulub. Ukuran asteroidnya juga jauh lebih besar, yakni 40 kilometer.
Berkat ukurannya yang besar, tubrukan asteroid ini berhasil menciptakan kawah seluas 480 kilometer di barat garis pantai India. Kawah tersebut dinamakan Shiva Crater, yang diambil dari nama dewa kehancuran dalam agama Hindu.
Theia Impact
Bulan memiliki sejumlah fakta aneh tapi nyata. Salah satunya yaitu asal muasalnya. Sebenarnya, dari mana Bulan berasal?
Para ilmuwan berlomba-lomba menemukan jawaban pertanyaan ini, dengan memunculkan beragam analisa menarik. Yang paling dipercaya adalah teori Theia Impact, yang dikenal juga dengan nama Giant-Impact Hypothesis atau Big Splash.
Berdasarkan teori ini, Bulan berasal dari tabrakan Bumi dengan benda luar angkasa berukuran setengah Planet Mars. Tubrukan ini begitu dahsyat, hingga keduanya menyatu. Sedangkan puing-puingnya berubah menjadi Bulan.
The Great Oxygenation
Oksigen adalah unsur paling melimpah di alam semesta. Kandungan ini juga dibutuhkan sebagian besar makhluk hidup untuk melakukan metabolisme. Namun tahukah kamu, jika keberadaan oksigen di Bumi ternyata diawali oleh sejarah kelam?
“Oksigen pertama diproduksi 2,7 miliar hingga 2,8 miliar tahun yang lalu,” kata ilmuwan Dick Holland, seperti dikutip dari Scientific American.
Ketika itu, Bumi hanya didiami mikro organisme anaerobik. Di mana sebagian besarnya menggunakan sulfat untuk bertahan hidup. Namun ada satu mikro organisme air yang tidak melakukan hal ini, yakni sinobakteri.
Dibanding memanfaatkan sulfur, organisme ini malah menggunakan air, sinar matahari, dan karbon dioksida, untuk memenuhi kebutuhannya. Proses ini disebut fotosintesis, dengan oksigen sebagai keluarannya.
Namun, karena pada saat itu tidak ada oksigen bebas di atmosfir, maka oksigen yang dihasilkan sionabakteri terperangkap dalam gelembung air, atau terikat dengan mineral besi. Ketika jumlahnya makin banyak dan tidak tertampung, oksigen terlepas ke udara dan lautan. Inilah awal mula berlimpahnya oksigen di Bumi.
Sayangnya, oksigen adalah racun bagi anaerobik. Meningkatnya jumlah oksigen di Bumi berarti ancaman keberlangsungan hidup anaerobik. Tidak perlu waktu lama hingga kiamat pertama di Bumi terjadi: kepunahan sebagian besar anaerobik.