Ini 6 Bencana Dahsyat Mirip Kiamat yang Terjadi Pada Era Prasejarah

Ini 6 Bencana Dahsyat Mirip Kiamat yang Terjadi Pada Era Prasejarah,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Bumi sebenarnya bukan planet yang tenang-tenang saja seperti yang kita lihat selama ini. Karena Bumi telah mengalami berbagai kejadian mengerikan di masa lalu. Para ilmuwan sudah banyak mempelajari berbagai detail yang cukup untuk dipelajari, dan jadi informasi bagi kita.

Mungkin, kita tahu soal kiamat yang melenyapkan dinosaurus. Namun masih banyak bencana yang bisa dikategorikan 'kiamat', yang mungkin juga akan melenyapkan manusia jika kita sudah ada ketika itu. Berikut beberapa di antaranya.

Younger Dryas dan Danau Agassiz

Sekitar 13.000 tahun yang lalu, banyak megafauna di area Amerika utara. Di antaranya adalah mastodon, kucing bergigi tajam, kungkang raksasa, dan banyak lagi. Namun semuanya mengalami kepunahan karena fenomena di masa geologi yang bernama Younger Dyas.

Hal ini terjadi menjelang akhir zaman es terakhir, ketika Bumi sedang mengalami pemanasan dan gletser surut. Di kondisi seperti itu, ekosistem makhluk hidup membaik. Namun tiba-tiba pemanasan Bumi berhenti, dan temperatur global Bumi anjlok. Temperatur dingin ini bertahan hingga 1.000 tahun, dan menewaskan banyak spesies.

Ternyata hal ini terjadi karena sebuah danau bernama Danau Agassiz, yang bendungan es alaminya roboh. Bendungan ini sangat besar, luasnya hampir 1 juta hektar. Air dingin yang mengisi danau tersebut akhirnya meleleh ke arus laut yang hangat, dan mengguncang temperatur Bumi karena laut tak lagi hangat.

Ledakan sinar gamma

Antariksa memang terlihat damai jika kita lihat berbagai fotonya. Meski demikian, bukan berarti itu bukan tempat yang kejam. Justru itu adalah tempat yang mengerikan.

Seperti ledakan sinar gamma yang merupakan ledakan paling kuat di alam semesta. Hal ini pernah terjadi sekitar 200 juta tahun sebelum dinosaurus pertama lahir, yakni di Periode Ordovician.

Berdasarkan studi dari ilmuwan NASA dan Brian Thomas, ilmuwan dari University of Kansas, ledakan sinar gamma ini punya kekuatan yang melebihi nalar manusia. Bayangkan saja, 10 detik ledakan dari jarak 6.000 tahun cahaya dari Bumi, akan menghancurkan setengah ozon dari Bumi. Hal ini saja sudah cukup untuk membuat semua makhluk hidup punah karena radiasi matahari.

Hujan batu angkasa

Bayangkan saja jika Bumi dihujani banyak sekali batuan angkasa yang berukuran besar, dengan waktu yang lama. Namun hal ini benar-benar terjadi sekitar 3,9 miliar tahun yang lalu.

Fenomena yang dikenal dengan nama Late Heavy Bombardment, merupakan bencana yang disebabkan adanya gangguan di sabuk asteroid antara Bumi dan Mars. Sudah ada beberapa bukti bahwa batuan Bulan dan Bumi memiliki struktur serupa, dan disimpulkan bahwa Bumi dan Bulan mengalami rentetan hujan meteorit tersebut selama 100 juta tahun.

Banjir Gibraltar

Banjir Gibraltar bisa jadi merupakan 'kiamat' yang skalanya kecil, namun benar-benar mengubah ekosistem. Sekitar 5 juta tahun yang lalu, terjadi kenaikan air laut di selat Gibraltar. Dulu Laut Mediterania tidak ada, dan Eropa serta Afrika tergabung menjadi satu. Namun di akhir zaman es, permukaan laut naik.

Selat Gibraltar, yang awalnya memblokade air laut hingga laut Mediterania kering kerontang, akhirnya terisi kembali secara masif. 90 persen cekungan terisi dalam periode dua tahun, dengan kecepatan 10 meter ketinggian per hari. Sehingga pulau yang ada ini disebabkan oleh banjir air asin yang terbesar di dunia.

Semua flora dan fauna non laut di area tersebut musnah, terganti dengan munculnya area laut baru yang memisahkan Afrika utara dan Eropa.

Kepunahan Permian-Triassic

Dikenal di dunia sains barat dengan nama "The Great Dying", fenomena ini adalah kepunahan massal terbesar dari kehidupan di Bumi. Hal ini terjadi jutaan tahun sebelum adanya dinosaurus.

Hampir seperempat milyar tahun yang lalu, tepatnya di akhir era Permian, 90 persen kehidupan di Bumi musnah karena bencana ini. Hanya 4 persen dari kehidupan yang bertahan, dan itu pun dari ekosistem laut. Hal ini diyakini terjadi karena 'banjir erupsi basal' dari letusan supervulkanik di area Siberia.

Yang mengerikan, letusan ini tak terjadi dari gunung, melainkan dari bukaan besar di Bumi. Walhasil, letusan ini menyebar di area yang sangat luas. Hal ini diyakini terjadi saat daratan Bumi terdiri dari satu benua, atau Pangaea.

Letusan tersebut mencakup area seluas 3 juta kilometer kubik, dan fenomena ini berlangsung selama jutaan tahun. Sehingga, di era ini, Bumi diselimuti karbon dan sulfur dioksida yang tinggi.

Asteroid yang punahkan dinosaurus

Sekitar 66 juta tahun yang lalu, Bumi pernah mengalami 'kiamat,' di mana asteroid besar menghantam Bumi dan menghabiskan seluruh spesies Dinosaurus.

Pasca asteroid besar tersebut menghantam Bumi, sinar matahari terhalau masuk ke Bumi karena tetesan asam sulfur yang berasal dari asteroid tersebut seakan membuat benteng di atmosfer Bumi.

Suhu Bumi secara global turun, hingga kehidupan laut pun semua mati. Keadaan ini terjadi selama sekitar 3 tahun, di mana temperatur global di Bumi turun lebih dari 26 derajat celcius hingga berada di bawah titik beku.

Keadaan Bumi jauh lebih buruk karena tak ada cahaya matahari. Hal ini membuat Bumi diselimuti es. Bahkan di daerah tropis, temperatur menurun dari rata-rata 27 derajat celcius menjadi hanya 5 derajat celcius.

Pendinginan dalam jangka waktu panjang ini disebabkan oleh aerosol sulfat. Hal inilah yang membuat dinosaurus punah, ekosistem mati, dan Bumi seakan-akan kiamat.

Agar aerosol sulfat hilang dari atmosfer Bumi, dan membuat satu per satu flora tumbuh secara perlahan dan membentuk ekosistem baru, Bumi membutuhkan waktu selama 30 tahun. Dalam jangka waktu tersebut, iklim Bumi telah kembali normal.

Related

Science 3934880374177442141

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item