Masalah Ponsel Android, Mudah Digunakan tapi Harus Update Terus (Bagian 2)

Masalah Ponsel Android, Mudah Digunakan tapi Harus Update Terus, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Masalah Ponsel Android, Mudah Digunakan tapi Harus Update Terus - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

AT&T, provider telekomunikasi di AS yang didirikan Alexander Graham Bell, misalnya, memungkinkan orang dengan uang $21,67 per bulan memiliki iPhone 7 versi 32GB lengkap dengan paket datanya. Perlu kocek sebesar $649,99 untuk memboyong ponsel ini tanpa ikatan kontrak.

Selanjutnya, hanya ada 2 persen responden yang mengaku akan langsung membeli ponsel keluaran terbaru tak lama selepas pabrikan meluncurkan ponsel baru.

Yang menarik, mayoritas responden, atau sekitar 54 persen, mengatakan akan mengganti ponsel “hanya ketika ponsel (yang digunakan saat ini) mati atau telah menjadi usang”.

“Mati,” jelas maksudnya. Ponsel telah tak berfungsi, tidak hidup ketika dinyalakan. Lalu, apa yang dimaksud “usang”? Tidak ada penjelasan lebih jauh soal ungkapan “usang” dalam riset itu.

Namun, diharuskan menjawab, “usang” yang dimaksud ialah batas akhir suatu ponsel memperoleh update. Dalam hal ini, update yang dimaksud adalah pembaruan utama (major update), bukan update minor atau security patch. Mengapa? Ada dua alasannya. Yakni zero-day vulnerability dan absennya fitur yang benar-benar baru dalam suatu produk.

Dalam dunia teknologi, zero-day vulnerability merupakan rentang waktu (gap) antara celah keamanan yang baru saja ditemukan dalam suatu produk teknologi dengan usaha pemilik/pembuat produk teknologi menambal celah itu. Sayangnya, ketika celah keamanan itu ditemukan dalam produk lawas, pemilik/pembuat umumnya tidak peduli (baca: tidak akan menambal celah tersebut).

Dalam kasus Google sebagai pemilik Android, misalnya, Google sangat mungkin tidak mempedulikan/lambat bereaksi atas celah keamanan yang baru ditemukan di Android 8.0 (Oreo) karena kini versi yang dipelihara oleh Google adalah Android 10—dan mereka tengah menguji Android 11. Penjahat siber bisa memanfaatkan kesempatan jika gap terlalu lama.

Ya, terkadang produsen memang akhirnya merilis update minor/security patch untuk menambal celah keamanan pada produk usang mereka.

Kembali ke alasan di atas, dengan hanya memperoleh update minor, produk teknologi tidak akan memperoleh fitur-fitur baru secara fundamental.

Dalam kasus Android, misalnya, Android 10 memiliki opsi privasi yang lebih ketat dibandingkan Android 9.0. Alih-alih memberikan atau tidak memberikan izin mengakses fitur lokasi pada suatu aplikasi, Android 10 memungkinkan penggunanya hanya “memberikan akses lokasi ketika aplikasi dibuka".

Ketika suatu ponsel mentok di versi tertentu suatu sistem operasi dan tidak bisa di-update ke versi paling baru, ketika itulah ponsel berada di titik “usang” meskipun secara fisik masih bagus. Sialnya, Samsung (dan juga mayoritas ponsel Android ciptaan perusahaan manapun) punya catatan buruk soal ini.

Repotnya memoles Android

Galaxy S8, ponsel premium Samsung dalam seri “S,” selain seri “N (note)” dan “Z (Fold),” yang dirilis pada 29 Maret 2017 silam dan mempopulerkan konsep layar “Infinity Display”, telah masuk dalam kategori “usang”, dan karenanya tak layak untuk tetap digunakan meskipun fisiknya masih enak dipandang mata.

Alasannya, ponsel yang lahir dengan mengusung Android 7.0 (Nougat) ini hanya kebagian pembaruan utama (major update) mentok di versi Android 9.0 (Pie), pada Februari 2019 lalu. Artinya, S8 hanya berumur tak lebih dari tiga tahun semenjak dilahirkan, karena Google kemudian meluncurkan Android 10 pada September 2019.

Tentu, seri-seri “S” di bawah S8 mengalami nasib serupa: usang tak sampai 3 tahun selepas peluncurannya. S7 misalnya, ponsel yang versi aslinya mengusung Android 6.0 (Marshmallow) harus legowo hanya kebagian Android 8.0 (Oreo) sebagai versi Android yang paling tinggi. S6, yang diluncurkan pada 2015 dan mengusung Android 5.0 (Lollipop), mentok di versi Android 7.0 (Nougat).

Baca lanjutannya: Masalah Ponsel Android, Mudah Digunakan tapi Harus Update Terus (Bagian 3) 

Related

Technology 6639584972807523338

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item