Menhub: Kemacetan Lalu Lintas Jakarta Timbulkan Kerugian Rp 65 Triliun per Tahun

Menhub: Kemacetan Lalu Lintas Jakarta Timbulkan Kerugian Rp 65 Triliun per Tahun, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta menimbulkan kerugian ekonomi hingga Rp 65 triliun per tahun. Nilai kerugian itu diungkapkan Budi Karya mengutip data Bank Dunia yang dirilis pada tahun 2109.

Jakarta, menurut Budi Karya, juga masuk ke dalam salah satu 10 kota termacet di Asia dan kemacetan lalu lintas di perkotaan diindikasikan sebagai salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Oleh sebab itu, pemerintah mendorong penggunaan kendaraan angkutan umum oleh masyarakat dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.

Peralihan ke angkutan umum massal dan adaptasi kebiasaan baru atau AKB bertransportasi yang sehat, kata Budi Karya, juga diperlukan dalam mengurangi masalah kemacetan dan polusi yang terjadi di wilayah perkotaan.

"Shifting dari kendaraan pribadi ke umum adalah keniscayaan dan berkaitan dengan kenyamanan dan kemudahan pelayanan dalam menggunakan angkutan umum," ujarnya saat menjadi keynote speaker dalam webinar yang diadakan oleh SBM ITB bertajuk "Peranan Transportasi Daring dalam Penggunaan Transportasi Umum Massal Gagasan untuk Itegrasi Antarmoda dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru".

Untuk mendorong peningkatan penggunaan angkutan umum, perlu integrasi antarmoda sehingga diharapkan pengguna angkutan umum tidak perlu berjalan kaki dari satu moda ke moda lain. "Penyediaan sarana dan prasarana transportasi umum yang aman, nyaman dan sehat harus ditingkatkan, perlunya kolaborasi stakeholder dalam mewujudkan integritas layanan angkutan umum massal yang berkualitas dan berbasis IT," ucap Budi Karya.

Dengan integrasi moda maka pengguna angkutan umum akan mendapatkan kepastian jadwal. Selain itu masyarakat tidak perlu menunggu lama untuk menggunakan satu moda ke moda lain, dan tidak perlu membayar berkali-kali untuk moda berbeda.

"Dan ini semua dapat terwujud dengan pengembangan fasilitas integrasi memadai, sinkronisasi sistem antar moda, pengelolaan data real time, dan teknologi tepat guna, serta keterlibatan penuh dari para stakeholders," kata Budi Karya.

Sementara itu, Peneliti dari Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB Dr Yos Sunitiyoso mengatakan ada sejumlah rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pihaknya tentang peranan transportasi daring dalam penggunaan transportasi umum di wilayah Jabodetabek.

Pertama, berbagai informasi antara operator transportasi massal dan layanan transportasi daring untuk meningkatkan kualitas integritas multimoda dan menciptakan pelanggan baru.

"Platform transportasi daring juga dapat mendorong penumpang untuk menggunakan transportasi massal dengan memberikan informasi seperti stasiun atau halte terdekat, opsi transportasi umum termudah dan rute transportasi daring," kata Yos.

Rekomendasi kedua, kebijakan drip and ride untuk mendorong komuter untuk menggunakan layanan transportasi daring ketiga menuju stasiun atau halte. Selain itu layanan transportasi massal dan daring dapat bekerja sama untuk menyediakan titik penjemputan atau perhentian khusus di stasiun atau halte untuk penjemputan dan pengantaran.

Ketiga, integrasi sistem pembayaran dapat menjadi nilai tambah bagi komuter seperti ongkos bundling untuk menciptakan pengalaman yang mulus dalam perjalanan multimoda transportasi mereka.

Related

News 7248812700465407311

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item