Misteri Kematian Peragawati Terkenal yang Tak Pernah Terungkap
https://www.naviri.org/2020/08/misteri-kematian-peragawati-terkenal.html
Naviri Magazine - Di era 1980-an, ada seorang peragawati ternama yang cantik, bernama Dietje, yang bernama lengkap Dietje (Dice) Budimulyono/Dice Budiarsih. Ia tewas dibunuh dengan tembakan berulang kali oleh seorang yang ahli dalam menembak, kemudian mayatnya dibuang di sebuah kebun karet di bilangan Kalibata, yang sekarang menjadi kompleks perumahan DPR.
Setelah berita terkait kasus tersebut marak di media massa, polisi akhirnya menangkap seorang tua renta yang nama aslinya tidak diketahui, dan hanya dikenal dengan panggilan Pak De, dikenal juga sebagai Muhammad Siradjudin.
Konon, ia adalah seorang dukun. Entah dengan alasan dan motif apa yang tidak jelas, ia dianggap sebagai pembunuh Dietje. Polisi mengungkapkan bahwa mereka "memiliki bukti yang kuat".
Pak De membantah sebagai pembunuh Ditje, seperti yang tercantum dalam BAP yang dibuat polisi. Pengakuan itu, menurut Pak De, dibuat karena tak tahan disiksa polisi, termasuk anaknya yang menderita patah rahang. Ketika itu, Pak De mengajukan alibi bahwa Senin malam ketika pembunuhan terjadi, dia berada di rumah bersama sejumlah rekannya.
Saksi-saksi yang meringankan untuk memperkuat alibi saat itu juga hadir di pengadilan. Namun, saksi dan alibi yang meringankan itu tak dihiraukan majelis hakim. Akhirnya, Pak De dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Namun, publik saat itu sudah mengetahui rumor bahwa Dietje menjalin hubungan asmara dengan menantu orang paling berkuasa di Indonesia saat itu. Dan tentu saja kasus seperti ini tidak akan pernah terungkap dengan benar. Karena pemilik informasi satu-satunya kepada media atau publik berasal dari polisi. Dan bisa jadi, publik digiring untuk meyakini bahwa yang membunuh Dietje adalah Pakde.
Dietje disebut dipakai sebagai "jasa" oleh seorang eks petinggi militer yang terjun ke dunia usaha, dan untuk memuluskan bisnisnya, Dietje dipakai oleh sang eks petinggi militer untuk menyenangkan menantu orang paling berkuasa di Indonesia.
Hasil dari jasa Dietje, sang ‘jenderal’ pengusaha mendapat satu kontrak besar pembangunan sebuah bandar udara modern. Tapi hubungan Dietje berlanjut jauh dengan sang menantu. Ketika perselingkuhan itu ‘bocor’ ke keluarga besar, keluar perintah memberi pelajaran kepada Dietje, hanya saja ‘kebablasan’ menjadi suatu pembunuhan.
Dietje ditembak di bagian kepala, pada suatu malam, tatkala mengemudi mobilnya di jalan keluar kompleks kediamannya, di daerah Kalibata.
Pak De Siradjuddin, yang dikenal sebagai guru spiritualnya, dikambinghitamkan, ditangkap, dipaksa mengakui sebagai pelaku, diadili, dijatuhi hukuman seumur hidup, dan sempat dipenjara bertahun-tahun. Hingga akhirnya Pak De mendapat grasi dari Presiden BJ Habibie, dan hukuman Pak De diubah dari seumur hidup menjadi 20 tahun pada 1999.
Akhirnya, 27 Desember 2000, Pak De dapat meninggalkan penjara, setelah pemerintah memberikan kebebasan bersyarat. Setelah menghirup udara bebas, Pak De lebih sering mengurusi ayam-ayamnya. Tubuhnya telah lama layu. Kumis tebalnya juga sudah berwarna kelabu. Kepada setiap orang, kembali Pak De menyatakan, “Pak De tidak membunuh Ditje."
Pak De, dalam kasus pembunuhan itu, merasa menjadi kambing hitam. "Sebenarnya saat itu polisi tahu pembunuhnya," kata Pak De.