Riset: Ini 7 Perubahan Kebiasaan Belanja di Swalayan Selama Pandemi Corona
https://www.naviri.org/2020/08/riset-ini-7-perubahan-kebiasaan-belanja.html
Naviri Magazine - Pandemi virus corona telah mengubah banyak kebiasaan masyarakat dunia, termasuk ketika harus pergi berbelanja ke swalayan. Ada beberapa protokol kesehatan yang kini wajib untuk seorang konsumen patuhi. Tentunya demi keamanan bersama.
Perubahan ini rupanya menarik perhatian para peneliti di C + R, yang merupakan sebuah perusahaan riset konsumen asal Chicago.
Menurut hasil riset yang berlangsung pada Maret 2020 dan melibatkan 2.012 konsumen, rupanya mulai dari pemilihan waktu hingga metode belanja mengalami perubahan yang cukup signifikan selama pandemi.
Apa saja perubahan kebiasaan belanja yang terjadi selama wabah COVID-19? Berikut hasil riset selengkapnya, seperti dilansir The Daily Meal.
1. Lebih memilih waktu belanja di pagi hari
Berdasarkan hasil riset tersebut 40 persen konsumen lebih memilih waktu belanja di pagi hari; salah satu alasannya karena swalayan akan lebih sepi sehingga meminimalisir kontak dengan banyak orang. Disusul 17 persen konsumen lainnya memilih belanja pada tengah atau malam hari.
2. Pengiriman bahan makanan meningkat
Lantaran harus di rumah saja selama menjalankan karantina mandiri, beberapa orang akhirnya lebih memilih untuk berbelanja kebutuhan rumah secara online. Kebiasaan belanja ini pun meningkat hingga 2,5 kali lipat dari sebelum masa pandemi.
Perubahan metode belanja online, juga mengakibatkan 73 persen responden mengaku jarang berbelanja ke toko fisik, dan jasa pengiriman bahan makanan meningkat hingga 3,5 kali lipat.
Rata-rata alasannya, mereka merasa lebih aman bila belanjaan di antar ke rumah tanpa perlu bepergian ke luar. Terlebih beberapa negara juga menerapkan lockdown.
3. Jarang mengunjungi swalayan
Mereka yang benar menerapkan pembatasan sosial hingga memilih mengurung diri di rumah pun mengaku intensitasnya ke swalayan mulai berkurang. Sebelum virus corona menyebar, responden rata-rata melakukan dua hingga tiga kali kunjungan ke swalayan selama seminggu.
Namun berbanding terbalik, semenjak pandemi mereka memilih belanja dari rumah atau setidaknya hanya sekali dalam seminggu.
4. Panic buying
Perubahan ini sangat terlihat di awal-awal pandemi, terutama pada negara yang menerapkan lockdown. Istilah panic buying pun muncul lantaran konsumen takut kehabisan stok bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya.
Namun hingga Maret, 46 persen responden mengatakan mereka masih memiliki kebiasaan membeli barang dalam jumlah besar. Sehingga mereka pun kini harus lebih memahami soal masa simpan bahan makanan agar tetap layak konsumsi.
5. Membatasi jumlah daftar belanjaan
Meskipun 46 responden mengaku masih berbelanja dalam jumlah besar, namun sisanya sudah paham soal membatasi jumlah barang belanjaan karena harus berbagi dengan konsumen lainnya.
Bahkan beberapa swalayan pun kini menerapkan pembatasan pembelian untuk jenis barang tertentu guna mengurangi dampak panic buying.
6. Membersihkan kembali barang belanjaan
Kebiasaan baru yang juga cukup terlihat adalah orang-orang kini membersihkan kembali barang belanjaan mereka dengan disinfektan. Menurut penelitian 45 persen responden men-disinfeksi barang belanjaan mereka ketika sampai di rumah.
7. Lebih banyak mengonsumsi makanan olahan
Masak di rumah mungkin bagi sebagian mereka yang tak terbiasa akan terasa sulit. Ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan 47 persen orang kini memiliki kebiasaan makan makanan olahan yang dianggap lebih praktis.
Sementara, 36 persen responden lain mengaku lebih jarang mengonsumsi bahan pangan hasil bumi, dan 26 persen orang jarang makan daging atau unggas.
Bagaimana denganmu, adakah kebiasaan belanja yang juga berubah selama pandemi?