Saran Dokter untuk Atasi Sesak Napas pada Pasien Corona: Tengkurap

Saran Dokter untuk Atasi Sesak Napas pada Pasien Corona: Tengkurap, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Dr. Mangala Narasimhan menerima panggilan darurat dari tempat kerjanya di rumah sakit Long Island Jewish Medical Center. Rekannya sesama tenaga medis menyampaikan, ada seorang pasien virus corona yang sekarat dan meminta Narasimhan segera datang ke unit perawatan intensif untuk menyelamatkan nyawa pria tersebut. 

Sebelum dirinya memutuskan untuk kembali ke rumah sakit, Narasimhan menyarankan dokter lain untuk menempatkan pasien dalam posisi tengkurap. Dengan mengubah posisi perut pasien, ia meminta dokter terus mengamati apakah hal itu bisa sedikit membantu atau tidak. 

Apa yang disarankan Narasimhan terbukti berhasil sehingga dirinya tak perlu bolak-balik lagi ke rumah sakit. 

Para dokter telah menemukan fakta menarik saat menempatkan pasien COVID-19 dengan gejala serius dalam posisi tengkurap. Ternyata, tengkurap memicu meningkatnya jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru penderita virus corona. 

"Kami menyelamatkan hidup pasien dengan cara ini, dan seratus persen berhasil," kata Narasimhan, direktur regional untuk perawatan kritis di Northwell Health, yang memiliki 23 rumah sakit di New York, seperti dikutip CNN. 

"Ini hal yang sangat sederhana untuk dilakukan, dan kami telah melihat peningkatan yang luar biasa. Kami dapat melihatnya pada setiap pasien."

Dr. Kathryn Hibbert selaku direktur ICU medis di Massachusetts General Hospital juga mendapati hal serupa ketika merawat pasien terinfeksi SARS-CoV-2. Karena selalu terbukti berhasil, prosedur tersebut terus dilakukan di rumah sakitnya. 

"Begitu Anda melihat upaya ini berhasil, Anda ingin terus melakukannya, dan Anda akan segera melihat hasilnya," ujarnya. 

Pasien COVID-19 yang nyawanya tak tertolong umumnya mengalami apa yang disebut ARDS (acute respiratory distress sydrome) atau gangguan penapasan berat. Penyebabnya karena ada penumpukan cairan di alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru. 

Jika sudah mengalaminya, pasien akan sesak napas berat dan kesulitan untuk bernapas. ARDS disebut sama mematikannya dengan influenza, pneumonia dan penyakit ganas lainnya. 

Tujuh tahun yang lalu, dokter Prancis pernah menerbitkan sebuah jurnal medis di New England Journal of Medicine yang menyebutkan, pasien dengan gejala ARDS yang menggunakan ventilator memiliki kemungkinan lebih rendah untuk meninggal, jika membalikkan posisi perut pasien atau membuatnya tengkurap. 

Cara tersebut juga dipraktikkan oleh dokter di Amerika Serikat dengan membiarkan pasien ARDS yang memakai ventilator tidur dengan posisi tengkurap. Hasil yang signifikan kini ditemukan pada pasien COVID-19 yang menerapkannya. 

Ketika pasien di Long Island Jewish Medical Center diminta untuk tengkurap, tingkat saturasi oksigen dalam darah naik dari 85 persen menjadi 98 persen, sebuah peningkatan yang cukup signifikan.

Pasien-pasien yang menggunakan ventilator biasanya tetap dalam posisi tengkurap selama sekitar 16 jam sehari, sementara sisanya berbaring normal sehingga memudahkan pemeriksaan medis. 

Spesialis perawatan kritis mengatakan, posisi tengkurap bisa sangat membantu karena memungkinkan oksigen untuk lebih mudah mencapai paru-paru. Saat berada di punggung, bobot tubuh pada dasarnya menekan beberapa bagian paru-paru.

"Dengan posisi pasien yang tengkurap, kita membuka bagian paru-paru yang sebelumnya tidak terbuka," kata Hibbert.

Namun dengan membiarkan pasien yang menggunakan ventilator dalam posisi tengkurap itu, berarti pasien memerlukan lebih banyak sedasi karena perut mereka menjadi tumpuan.

Sedasi adalah teknik pemberian sedatif ataupun obat disosiatif dengan atau tanpa pemberian analgetik untuk mencapai keadaan yang memungkinkan pasien dapat menerima prosedur yang tidak menyenangkan, dengan tetap menjaga fungsi kardiovaskular dan juga respirasi.

Prosedur sedasi bertujuan menurunkan kesadaran dengan tetap menjaga kemampuan pasien untuk mempertahankan oksigenasi serta mengendalikan jalan napas sendiri. 
Hal ini membuat pasien harus mendapat perawatan di ICU lebih lama. Di situlah letak kekurangan metode tengkurap ini. 

Related

Science 1479336291277268797

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item