Ternyata, Manusia Prasejarah Pernah Berhasil Menghindari Kiamat
https://www.naviri.org/2020/08/ternyata-manusia-prasejarah-pernah.html
Naviri Magazine - Supervolcano dianggap sebagai salah satu ancaman terbesar dari alam, dan bahkan dapat memicu terjadinya kiamat.
Hal itu karena erupsinya mampu memuntahkan 1.000 kubik kilometer material padat, cair, dan gas yang memicu kerusakan, tidak hanya di daerah sekitarnya, tetapi juga di zona jangkauan yang lebih luas, mencakup sebagian besar wilayah Bumi.
Akan tetapi, sebuah studi ilmiah terbaru justru menyebut peristiwa super erupsi tidak akan menghancurkan peradaban manusia, tetapi memicu perkembangan yang lebih pesat. Demikian dilansir dari IFL Science.
Temuan ilmiah tersebut didapat dari penelitian terhadap sejarah mega erupsi Danau Toba, yang terjadi sekitar 74.000 tahun silam. Tim peneliti yang berada dari Arizona State University menyimpulkan bahwa ada sekelompok manusia yang berhasil bertahan, dan mengembangkan peradaban yang lebih maju setelahnya.
Mega erupsi Danau Toba disebut sebagai yang terparah sepanjang 2 juta tahun terakhir. Ledakannya mampu membentuk kawah raksasa berdiameter hampir 100 kilometer, dan memuntahkan 2.800 kubik kilometer abu vulkanis, yang menutupi hampir seluruh langit Bumi.
Meski begitu, dampak global dari mega erupsi ini masih terus diperdebatkan hingga saat ini, termasuk tentang kemungkinan menyebabkan kiamat bagi banyak makhluk hidup prasejarah.
Belum lama ini, muncul teori yang mengatakan bahwa mega erupsi Toba menyebabkan "bendungan abu" yang menghalangi masuknya cahaya matahari, sehingga memicu terjadinya musim dingin berkepanjangan di banyak tempat di seantero jagat.
Hal tersebut lantas dianggap sebagai pemicu punahnya beberapa makhluk hidup, termasuk beberapa peradaban penting manusia di era prasejarah.
Karena perubahan iklim seperti itu selalu menjadi aspek paling berbahaya dari letusan yang signifikan, banyak peneliti berupaya mencari tanda-tanda di banyak lokasi di seluruh dunia.
Terutama karena efek musim dingin pasca-mega erupsi tidak dapat ditemukan di banyak deposit geologi, maka pendapat tentang kiamat yang memusnahkan peradaban makhluk hidup prasejarah kerap diragukan.
"Cara untuk membuktikan kelompok manusia selamat dari mega erupsi (Toba), adalah mencari artefak yang berkaitan dengan kegiatan manusia kala itu," jelas Profesor Curtis Marena, direktur bidang pada Institut Sejarah Manusia di Arizona State University.
Menurut hasil penelitian yang dipimpinnya, mega erupsi Toba hampir tidak menyisakan fosil-fosil manusia, tetapi tanda-tanda aktivitas yang condong bergerak ke arah barat.
Aktivitas migrasi tersebut turut membawa serta beberapa hal yang berkaitan dengan kawasan Toba, baik di sengaja maupun tidak, seperti aneka perkakas, kebiasaan hidup, hingga material vulkanis.