100 Dokter Gugur karena Corona, DPR Minta Jaminan Keselamatan Dievaluasi
https://www.naviri.org/2020/09/100-dokter-gugur-karena-corona-dpr.html
Naviri Magazine - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah melakukan evaluasi terkait jaminan keselamatan dalam penanganan virus corona atau Covid-19.
Permintaan ini disampaikan Saleh menyusul catatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) 100 dokter telah gugur selama pandemi Covid-19 hingga 30 Agustus 2020. Seluruh dokter yang meninggal itu dalam kondisi positif Covid-19.
"Saya melihat, pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap treatment atau perlakuan kepada dokter. Terutama, mereka harus dilindungi ketika bertugas," kata Saleh.
Dia menyatakan evaluasi harus dimulai dari pemberian perlindungan berupa alat pelindung diri (APD) yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada para tenaga medis. Selain itu, lanjutnya, evaluasi juga harus dilakukan terhadap sarana dan prasarana penanganan Covid-19 di rumah sakit di seluruh Indonesia.
Berikutnya, menurut Saleh, pemerintah perlu membuat aturan tentang jam kerja para dokter. Dia mengatakan, jam kerja berlebih akan berdampak pada daya tahan para dokter sehingga pelayanan yang diberikan menjadi tidak maksimal.
"Jangan sampai mereka melebihi batas kerja normal, di mana itu akan mengurangi ketahanan atau imunitas mereka. Saya rasa penting ini diperhatikan pemerintah. Supaya juga mereka bisa berjuang seperti yang menjadi kewajiban mereka," kata Saleh.
Ia pun mengingatkan pemerintah agar tidak lupa memenuhi janji uang insentif bagi para dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, uang santunan bagi keluarga para dokter dan tenaga kesehatan yang meninggal dunia.
"Duit sudah ada, tinggal mencairkan. Terkait santunan ini, saya mendorong pemerintah untuk memperpanjang masa atau waktu. Jadi yang kemarin itu yang dibayar insentif tiga bulan, menurut saya ditambah lagi tiga bulan ini. Karena sudah enam bulan kita menghadapi Covid-19," ujar Saleh.
Senada, anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) seharusnya bisa mencegah hal ini dengan membangun sistem yang memadai. Menurutnya, tenaga medis seharusnya diberikan peralatan yang memadai dalam menangani pandemi Covid-19.
"Seharusnya, sejak awal sistem yang dibangun oleh Kemenkes perihal pencegahan dan kondisi darurat, bisa mencegah korban. Terutama, dengan antisipasi alat pelindung diri, sistem pencegahan virus, dan alat-alat medis yang memadai," ucapnya.
IDI mencatat sebanyak 100 dokter telah gugur selama pandemi Covid-19 per tanggal 30 Agustus 2020. Seluruh dokter yang meninggal itu dalam kondisi positif Covid-19
IDI mencatat jumlah kematian dokter terbanyak berada di Jawa Timur yakni sebanyak 25 dokter, kemudian Sumatera Utara 15 dokter, dan DKI Jakarta 14 dokter.
Ketua Umum PB IDI menyampaikan duka mendalam atas kepergian para tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menangani pandemi Covid-19. Ia juga meminta kepada seluruh tenaga medis untuk tetap komitmen mengabdi pada kemanusiaan.
"Mari kita doakan agar kawan-kawan kita yang gugur mendapat tempat yang mulia di sisi Tuhan YME, keluarga di tinggalkan diberi kesabaran serta perjuangannya mengilhami dan menjadi tauladan bagi kita semua agar tetap komitmen menjalankan pengabdian kepada kemanusiaan," kata Daeng dikutip dari keterangan tertulis.