Benarkah Makan Mie Instan Tiap Hari Bisa Memicu Kanker? Ini Penjelasan Dokter

Benarkah Makan Mie Instan Tiap Hari Bisa Memicu Kanker? Ini Penjelasan Dokter, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Alasan utama kenapa mie instan dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia adalah karena mengandung Monosodium glutamate (MSG) atau E621—penyedap rasa. Ada juga yang percaya lapisan lilin dalam mie yang kemudian ngumpul di tubuh kita sesungguhnya berbahaya.

Food and Drug Association (FDA) mengatakan, sesungguhnya MSG aman untuk dikonsumsi, tapi perdebatan tentang bahaya atau tidaknya penyedap rasa tetap saja berlangsung.

Cap buruk sudah lekat dengan MSG sejak tahun 1960an, ketika MSG diklaim menjadi penyebab "Sindrom Restoran Cina" yang ditandai dengan sakit kepala dan mati rasa. Sebenarnya, sejak saat itu penyebaran ketakutan akan "Sindrom Restoran Cina" tak lain dari sebentuk psikosis massa atau malah sebuah efek placebo semata.

Salah satu hal yang kerap disalahpahami adalah MSG sudah pasti bahan kimia tambahan. Padahal, MSG bisa muncul secara alami, seperti dalam keju dan tomat. Menurut sebuah situs MSG, "Monosodium glutamate konon dibuat dari senyawa kimia tertentu. Padahal, MSG sama alaminya seperti oksigen dan air."

Belakangan, ilmuwan berarguman MSG sebenarnya aman-aman saja dan bisa digunakan sebagai "garam super" yang bisa ditambahkan ke makanan. Sampai sekarang, belum ada bukti sahih yang bisa menunjukkan bahwa MSG pada mie instan dapat memicu kanker.

"Perkembangan kanker sifatnya acak. Para peneliti masih belum bisa menemukan pemicu kanker sesungguhnya. Yang mereka temukan hanyalah beberapa korelasi. Tapi, ingat, ini cuma korelasi. Bukan hubungan sebab akibat yang pasti terjadi," ujar Brigitta Ma, seorang biotechnologist.

"Yang bisa saya pastikan kebanyakan makan mi tak baik untuk kesehatan kamu. Bahan utama mi adalah tepung yang kandungan dominannya adalah karbohidrat. Tubuh kita juga butuh protein, lemak, vitamin dan mineral."

Lalu dari mana mitos mie instan bisa memicu kanker? Della Rachmadia, pakar nutrisi di Jakarta, mengatakan, "Yang harus diluruskan, mie instan bisa memicu sel kanker aktif. Tapi semua makanan olahan lainnya juga gitu, mulai dari kornet hingga ayam nugget," kata Della.

"Masalahnya ada di bahan pengawet yang mengandung sodium dalam jumlah besar. Jadi bahaya terbesar mie instan itu buat orang yang mengidap diabetes atau punya darah tinggi. Tapi enggak otomatis memicu kanker."

Begitu pula dengan rumor "lapisan lilin" pada mi. Perusahaan pembuat mie instan sudah jauh-jauh hari menampik bahwa mereka menggunakan lapisan lilin. Pertanyataan ini didukung oleh para ahli gizi. Meski begitu, kalaupun mie instan dilapisi lilin, sebenarnya bukan masalah. Buktinya, lilin terbentuk secara alami pada beberapa sayuran.

Risiko terburuk makan mie instan 

Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa sindrom gangguan metabolisme baru bisa ditemui pada pelahap mi dalam kurun waktu yang lama.

Sindrom gangguan metabolisme adalah kondisi yang ditandai dengan naiknya tekanan darah, meningkatnya gula darah, lemak berlebih dalam tubuh, dan tingkat kolesterol jauh di atas normal. Kondisi ini bisa dipicu oleh kandungan sodium yang tinggi dan asam lemak tak jenuh di mie instan.

Pada 2009, seorang bocah laki-laki menderita kebocoran usus dan media segera menuding mie instan sebagai biang keroknya. Sang bocah dikabarkan "kecanduan" mie instan. Dalam sehari, dia bisa melahap dua dus mie instan. Akibatnya, sang bocah harus menjalani operasi. Sekelumit ususnya harus dipotong.

Pada dokter telah menampik bahwa mie instan adalah penyebab kebocoran usus bocah lelaki itu. Yang jadi masalah adalah kurangnya asupan makanan yang mengandung nutrisi selain karbohidrat. Karena semua nutrisi dari daging dan sayuran diganti oleh karbohidrat dari mie instan, sistem pencernaan bocah itu langsung buyar.

"Mie instan menyebabkan kerusakan usus adalah klaim yang keliru secara ilmiah," kata Professor Made Astawan, pakar gizi dan nutrisi dari IPB.

Della memberi keterangan tak jauh beda. "Mie instan butuh waktu lebih lama diurai karbohidratnya, kalah cepat dibanding nasi atau kentang," ujarnya.

"Jadi, kalau rasanya kembung habis makan mie instan, itu karena karbo mie instan dicernanya lebih lama dibanding sumber karbo lain. Kalaupun ada dampak buruk jangka panjangnya, kebanyakan karbo bisa menumpuk gula dalam tubuh, memicu bibit diabetes."

Apa yang harus dilakukan kalau sudah terlanjur maniak mie instan?

Kalau isi dompet memungkinkan, jangan makan mie instan tiap hari. Makan mie instan tiap hari tak serta merta menyebabkan kanker, tapi pola makan seperti ini bisa bikin kunjungan ke dokter jadi lebih sering.

Seperti hal-hal lain dalam kehidupan semua manusia, kuncinya adalah keseimbangan. Kamu boleh makan mie instan, yang kandungannya nyaris cuma karbohidrat. Setidaknya imbangi dengan makan daging dan sayuran.

Related

Health 5361774064706072450

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item