In the Realm of the Senses, Film Jepang Paling Kontroversial Sepanjang Masa (Bagian 2)

In the Realm of the Senses, Film Jepang Paling Kontroversial Sepanjang Masa, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (In the Realm of the Senses, Film Jepang Paling Kontroversial Sepanjang Masa - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Bagi Sada dan Kichizo, konsep tentang pantangan yang dibeberkan panjang lebar oleh Bataille sebelumnya tidak berlaku. Aksi menarik diri dari dunia sosial mereka lakukan dengan cara mengurung diri di dalam kamar yang berantakan dan berbau tidak sedap. Keduanya bahkan tidak bekerja—kecuali Sada yang kembali ke dunia prostitusi demi mendapatkan sedikit uang—hanya agar bisa bercinta setiap saat.

Seks dalam benak Sada dan Kichizo adalah alat yang bisa membebaskan mereka dari kehidupan sosial. Mereka bisa bercinta dari pagi hingga malam selama beberapa hari berturut-turut. Tak pandang tempat, keduanya bisa melakukannya kapan saja dan di mana saja: di teras, di atas becak, di pelataran rumah orang, bahkan di tengah jamuan makan malam sambil disaksikan gadis-gadis Geisha.

Obsesi seksual Sada makin menjadi-jadi ketika dia mengklaim alat kelamin Kichizo sebagai miliknya dan bersumpah akan memotongnya jika kekasihnya itu pulang ke rumah istri tuanya.

Obsesi Sada itu kemudian menular juga kepada Kichizo yang dengan semangat mengajak Sada melakukan permainan sadomasokisme. Kecemburuan dan permainan keduanya yang kelewat batas itu akhirnya mengakhiri hidup Kichizo.

Tidak sama dengan film porno

In the Realm of the Senses dibuat pada masa ketika Jepang tengah menyaksikan kebangkitan film-film seksploitasi. Pinku eiga atau pink film merupakan jenis film yang sengaja mengumbar ketelanjangan dan berupa-rupa aktivitas seksual demi memenuhi hasrat seksual penonton. Demam film seks juga pernah menimpa bioskop Indonesia sepanjang 1970-an dan mencapai puncaknya pada 1980-an.

Donald Richie, jurnalis Amerika dan pemerhati budaya Jepang, jauh-jauh hari telah menelaah In the Realm of the Senses. Menurutnya, film ini tidak sama dengan pinku eiga. Penggambaran seks yang eksplisit tidak bertujuan untuk membuat penontonnya berahi alih-alih memenuhi ambisi estetik.

“Sensorlah yang membuat film Oshima tampak cabul. Ini karena In the Realm of the Senses yang belum disensor sama sekali tidak bersifat pornografis,” terang Richie dalam tulisannya yang diterbitkan The Criterion Collection.

Sepanjang dua setengah jam Oshima sengaja mengajak penonton memikirkan ulang tentang konsep kecabulan. Bagi Oshima, kecabulan sebenarnya merupakan hasil dari rasa ingin tahu atau ingin melihat hal yang dilarang diungkapkan seperti halnya seks. Lebih jauh Oshima berpendapat ketika yang tabu dibawakan apa adanya, perasaan cabul tidak akan muncul lagi.

“Konsep ‘kecabulan’ diuji ketika kita berani melihat sesuatu yang ingin kita lihat tetapi telah melarang diri untuk melihatnya. Ketika kita merasa bahwa segala sesuatu telah diungkapkan, ‘kecabulan’ lenyap dan ada pembebasan tertentu,” tulis Oshima dalam esai berjudul “Theory of Experimental Pornographic Film” (1976).

Dalam membawakan adegan In the Realm of the Senses, Oshima terbukti lebih banyak memanfaatkan sudut kamera yang berdiri diam untuk menghasilkan gambar medium shot.

Dia sama sekali tidak tertarik memboyong kamera untuk mengeksplorasi sudut-sudut menantang hanya agar bisa merekam jelas permainan Sada dan Kichizo. Melalui cara ini, Oshima berhasil membawa narasi seks ke dalam batas aman yang membedakannya dari film-film pornografi.

“Ini bukanlah film tentang dua aktor yang mencoba memikat kita, seperti dalam pink film; film hardcore yang diciptakan Oshima adalah tentang dua orang sungguhan yang sedang menggoda satu sama lain,” kata Richie penuh apresiasi.

Related

Film 1255203622184244519

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item