Kantor Kemenkes Jadi Klaster Corona, Protokol Covid Dipertanyakan

Naviri Magazine - Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mempertanyakan penerapan protokol kesehatan di Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) setelah tempat itu dinyatakan menjadi klaster penyebaran Covid-19 terbanyak di DKI Jakarta.

"Kenapa kok bisa tinggi? Pertanyaan saya protokol kesehatan dilaksanakan dengan sangat baik enggak di kantor yang membuat protokol itu," kata dia saat dihubungi.

Selain soal protokol, ia mempertanyakan edukasi yang dilakukan terhadap karyawan yang bekerja di Kemenkes.

Meski bekerja di bidang kesehatan, kata dia, karyawan-karyawan di tempat itu juga perlu diedukasi.

"Protokol tidak diterapkan dengan baik karena mungkin karyawannya tidak diajarkan edukasi. Jadi janganlah mentang-mentang karyawan di Kemenkes, otomatis tahu semua," ucap dia.

Dihubungi terpisah, epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut, sebagai leading di bidang kesehatan, seharusnya Kemenkes menjadi panutan dalam penerapan protokol kesehatan di perkantoran.

Namun, dengan munculnya klaster di Kemenkes, membuktikan ada yang salah dengan penerapan protokol kesehatan di tempat itu.

"Itu fakta kan, klaster perkantoran saat ini banyak dari Kemenkes membuktikan ada sesuatu yang salah dalam penerapan protokol yang harus dievakuasi oleh Kemenkes sendiri," kata dia.

Terkait penerapan protokol kesehatan di perkantoran, menurut dia, bukan hanya soal pakai masker cuci tangan dan menjaga jarak. Yang harus juga diterapkan adalah melakukan tes secara berkala pada pegawai yang masuk ke kantor.

"Yang berisiko tinggi ya sudah jangan masuk kantor, apalagi sekarang kan dibatasi 25 persen di kantor itu yang benar-benar memang sehat," ucap dia.

Kemenkes menjadi klaster penyebaran virus corona dengan kasus Covid-19 terbanyak di DKI Jakarta. Terdapat 139 kasus corona yang tercatat di klaster ini.

Angka ini dikutip dari data klaster penularan corona milik DKI Jakarta. Berdasarkan situs https://covid.jakarta.go.id, Kementerian Kesehatan menduduki posisi pertama di DKI Jakarta. Data tercatat terakhir dimutakhirkan pada 7 September.