Kisah dan Perjalanan Hidup Jimi Hendrix, Dewa Gitar Legendaris Dunia (Bagian 1)

Kisah dan Perjalanan Hidup Jimi Hendrix, Dewa Gitar Legendaris Dunia

Naviri Magazine - James Marshall "Jimi" Hendrix lahir di Seattle, Washington, Amerika Serikat, pada 27 November 1942. Dia adalah musisi, penyanyi, penulis lagu, gitaris, dan tokoh budaya Amerika. Ia sering disebut sebagai salah satu pemain gitar listrik paling berpengaruh dalam sejarah musik rock.

Johnny Allen Hendricks atau Jimi Hendrix lahir di King Country Hospital, putra sulung pasangan Alex Hendricks yang Afro-Amerika Meksiko, dan Lucille, seorang Indian Cherokee. Nama itu merupakan pemberian ibunya, yang kemudian diubah oleh sang ayah menjadi James Marshall Hendricks, pada saat Hendrix berusia 4 tahun.

Kedua orang tuanya berpisah saat Jimi berumur tiga tahun. Ayahnya, Alex, yang bekerja sebagai tukang sapu, menghidupi keluarganya dengan susah payah.

Jimi kecil pun sering membantu ayahnya menyapu, dan dengan sapu itulah ia pertama kali bergaya bak seorang gitaris. Ia sering menirukan gaya duckwalk khas Chuck Berry.

Sang ayah ternyata sering memperhatikan sikap putranya. Pada 1952, saat Jimi berusia 10 tahun, sang ibu wafat. Hal ini membuat Jimi sangat terpukul dan menjadi anak yang pemurung.

Alex, sebagai penganut agama yang taat, mengajarinya untuk tabah. Ia sering mengajak Jimi ke gereja, dan ikut dalam paduan suara. Tetapi itu rupanya belum cukup untuk menghibur Jimi.

Karena kasihan melihat Jimi yang tak kunjung berhenti sedih, ayahnya membelikan sebuah gitar akustik sebagai hadiah ulang tahun ke-12. Gitar itu dibeli dari seorang kawan ayahnya seharga 5 dollar. Gitar itu kemudian dibalik susunan senarnya oleh Jimi yang kidal, sehingga ia dapat memainkan gitar dengan tangan kiri memetik senar, sedangkan yang kanan menari di atas fretboard.

Dengan bermain gitar, Jimi mulai dapat melupakan kepedihan ditinggal ibunya. Apalagi tiga bulan kemudian, Jimi dibelikan lagi sebuah gitar listrik Supro Ozark 160S oleh Alex. Eksplorasi musiknya pun lebih luas dengan gitar tersebut, dan Jimi membentuk band yang pertama, Velvetone.

Sepanjang masa remaja, Jimi terus berlatih memainkan gitar. Ia sempat dikeluarkan dari sekolahnya, Garfield High School, gara-gara kebandelannya mengganggu murid perempuan. Setelah putus sekolah, ia malah bisa lebih konsen membantu sang ayah. Dan tentunya ia juga lebih banyak mempunyai waktu untuk bermain gitar.

Jimi punya kegemaran mendengarkan album milik musisi blues beken, seperti B.B. King, Elmore James, dan Muddy Waters, ataupun para rock n' roller seperti Chuck Berry dan Eddie Cochran.

Lagu 'Rock And Roll Music' dari Chuck Berry termasuk lagu yang paling sering dibawakan Hendrix. Bahkan kemudian B.B. King memberi penghormatan kepadanya, dengan mengabadikan nama ibu Hendrix, Lucille, pada gitar Gibsonnya.

Jimi mulai berkarir di dunia musik pada 1960, saat ia menjadi anggota sebuah band bernama Rocking Kings, dan mulai sering manggung di tempat konser seputar Seattle. Walaupun sudah mulai menarik perhatian para pencinta musik, ia tampaknya belum menunjukkan totalitasnya, karena setahun kemudian ia malah kena wajib militer dan bergabung dengan angkatan darat di Fort Ord, California.

Kemudian, ia ditempatkan di 101st Airborne Paratroopers di Fort Campbell, Kentucky, sebagai pasukan penerjun. Saat inilah ia bertemu Billy Cox, seorang pemain bass berkulit hitam, yang cukup disegani di kalangan musisi blues pada saat itu. Mereka sempat bermain di dalam band angkatan.

Dikarenakan cedera pergelangan kaki saat penerjunan yang ke- 26, Hendrix kemudian diminta meninggalkan angkatan. Hikmah dari kejadian ini, seperti kemudian dikemukakan Hendrix, ia jadi tidak perlu ikut dalam perang Vietnam yang meletus beberapa tahun kemudian.

Saat itulah ia kembali bergabung dengan bekas teman-teman bandnya, dan membentuk Bob Fisher & The Barnevilles. Mereka kemudian menjadi band pembuka untuk beberapa musisi untuk tour Amerika, sebelum Hendrix kemudian pindah ke Vancouver, Kanada.

Tahun 1963, Hendrix pindah lagi ke Tennessee, dan ia bermain dengan sederet nama top waktu itu, seperti Little Richard, Hank Ballard, dan The Supremes. Ia juga ikut di dua single Lonnie Youngblood.

Sayang, ia tidak sempat membuat kerja sama dengan Elvis. Tetapi, ia sering menampilkan hit Elvis, yaitu 'Hound Dog', bahkan sempat pula merekamnya. Tentunya dengan versinya sendiri yang penuh teriakan dan geraman, terutama di bagian chorus.

Merasa kurang bisa mengembangkan karirnya, Hendrix pindah lagi, dan kali ini ke New York. Di kota Big Apple, ia bermain dengan Isley Brothers, sepanjang tahun 1964, termasuk untuk rekamannya di studio.

Ia juga berkolaborasi dengan penyanyi soul, Curtis Knight. Knight kemudian menulis lagu 'Ballad Of Jimi' yang ditulisnya pada 1965, setelah Jimi berkata padanya bahwa ia (Jimi) akan mati lima tahun lagi. Tahun itu juga, Hendrix menjadi anggota band pendamping Little Richard, dan sering berkeliling di panggung-panggung seputar New York, salah satunya Paramount Theater.

Sebagai musisi pendukung, tentu saja Hendrix kurang dapat mengekspos kemampuannya bermain gitar secara maksimal. Bahkan Little Richard pernah menyuruhnya melepas pakaiannya, yang dinilai terlalu mencolok, dan menggantinya dengan pakaian yang sudah dipersiapkan bagi musisi pengiring.

Menjadi orang kedua tentu bukan harapan Hendrix. Tidak bisa menonjolkan diri dan dengan bayaran kecil, membuatnya tertekan. Suatu ketika, ia berjalan-jalan bersama pacarnya, Jeannette Jacobs, dan menunjuk pada baju-baju bagus di etalase sebuah toko. Ia bilang pada Jeannette, ”Jika terkenal nanti, aku akan belikan kamu baju seperti itu.”

Jeannette tersenyum, tidak yakin hal itu akan jadi kenyataan. Karena saat itu Jimi sendiri hanya memiliki dua potong kemeja, dua celana, dan sepasang sepatu butut.

Pada tahun berikutnya, 1966, Hendrix mulai menemukan jati diri yang sesungguhnya. Ia membangun band sendiri, Jimmy James & The Blue Flames. Saat main di Café Wha! di Greenwich Village, New York, pada bulan Juni, penampilannya dikagumi oleh Linda Keith.

Linda, pacar gitaris Rolling Stones, Keith Richards, tak lama kemudian mempertemukannya dengan bassis grup Inggris, The Animals, Chas Chandler. Chandler pula yang mengusulkan mengganti nama Hendricks menjadi Hendrix. Ia kemudian mengajak Hendrix mengembangkan karir di London.

Hendrix sempat ragu. Selain Keith Richards, di Inggris bercokol para gitaris hebat seperti George Harrison (The Beatles), Pete Townsend (The Who), dan tiga gitaris jebolan Yardbirds: Jimmy Page (Led Zeppelin), Jeff Beck dan Eric Clapton (Cream).

Hendrix minder bertemu Richards dan yang lain. Tetapi bilang pada Chandler, ia ingin juga bertemu dengan Clapton. Chandler meyakinkan Hendrix. Dan walaupun membutuhkan waktu lima minggu untuk berpikir, ia pun akhirnya setuju. Maka, setelah mengurus berbagai macam keperluan, berangkatlah keduanya ke London.

Setiba di London pada 24 September 1966, Hendrix yang sebenarnya masih ragu, diajak Chandler ke kafenya, Zoot Money. Di kafe yang merupakan tempat nongkrong para musisi itu, Hendrix sempat ber-jam session dengan pemusik setempat. Akhirnya, setelah bermain sekitar dua jam, Hendrix menemukan kepercayaan diri dan merasa akan cocok berkarir di Inggris.

Chandler mengajak Hendrix berkeliling dari tempat satu ke tempat lainnya. Ia, yang cukup ngetop bersama The Animals, banyak kenal dengan para musisi dan pemilik kelab. Hal ini banyak membantu Jimi mendapat kesempatan untuk manggung.

Baca lanjutannya: Kisah dan Perjalanan Hidup Jimi Hendrix, Dewa Gitar Legendaris Dunia (Bagian 2)

Related

Figures 6260816469985102509

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item