Kisah Pembunuh Legendaris yang Ternyata Menderita Skizofrenia (Bagian 2)

Kisah Pembunuh Legendaris yang Ternyata Menderita Skizofrenia

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Pembunuh Legendaris yang Ternyata Menderita Skizofrenia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Karena itu, Gein berusaha memuaskan ibunya dengan cara membunuh perempuan-perempuan yang dianggap tidak baik menurut ibunya.

Gein memang sangat mencintai ibunya. Untuk itu, Gein mengabdikan diri untuk mengurusnya. Terlebih setelah ibunya merasa terpukul ketika George, suaminya (ayah Gein), meninggal pada 1 April 1940. Saat itu, George berumur 66 tahun, dan meninggal karena gagal jantung akibat sering minum alkohol.

Selain itu, saudara laki-lakinya, yang bernama Henry, juga meninggal empat tahun setelah ayahnya, George, meninggal. Beberapa pihak mengatakan bahwa Henry diduga tewas karena dibunuh oleh Gein.

Pada 16 Mei 1944, Henry dan Gein membakar tanaman yang berada di rawa. Namun kemudian, apinya semakin membesar dan tidak dapat dipadamkan. Kejadian tersebut sempat menyita perhatian pihak pemadam kebakaran setempat.

Menjelang malam hari, api tersebut baru bisa dipadamkan. Kemudian, Gein melaporkan bahwa Henry menghilang. Dan setelah semalaman dilakukan pencarian, akhirnya Henry ditemukan sudah tewas, dan tubuhnya dalam posisi telungkup.

Menurut pihak koroner setempat yang memeriksanya, Henry tewas karena sesak napas. Namun, pada bagian kepalanya ditemukan luka memar.

Gein mengaku merasa tersakiti oleh saudara laki-lakinya tersebut. Karena Henry kerap menjelek-jelekkan ibu mereka di depan Gein. Karena Henry sempat khawatir akan hubungan erat dan terbilang aneh yang terjadi antara Gein dan ibu mereka.

Ibu Gein, Augusta, termasuk orang yang fanatik dan religius. Dia bahkan membenci suaminya sendiri, George, yang menjadi pemabuk dan tidak mempunyai pekerjaan tetap. Augusta juga tidak mengizinkan orang lain memasuki lahan pertanian mereka, agar kedua anaknya tidak terpengaruh.

Tapi anehnya, Augusta menerapkan pemikiran kepada Henry dan Gein, bahwa perempuan secara alamiah adalah pelacur, dan dijadikan oleh setan sebagai alat untuk mempengaruhi laki-laki.

Gein yang pemalu dan mempunyai perilaku aneh, menuruti apa yang dikatakan ibunya. Dan Augusta juga tidak segan menghukum Gein jika dia berusaha berteman dengan orang lain

Pada 29 Desember 1945, Augusta meninggal karena stroke, saat dia berumur 67 tahun. Hal ini membuat Gein sangat terpukul. Bahkan menurut pengakuannya, Gein merasa kehilangan satu-satunya teman dan cinta sejati yang dia miliki. Dan hal itu juga membuatnya sebatang kara.

Setelah kehilangan ibunya, Gein sempat berjuang dengan persoalan identitas gender yang dialaminya. Bukan hal mengejutkan, mengingat ibunya, yang dia anggap sebagai panutan, memperlakukan Gein secara tidak pantas. Sehingga menyebabkan Gein menganggap dirinya tidak sempurna. Bahkan Gein sempat berpikir untuk memotong alat kelaminnya.

Gein juga mulai merancang pakaian perempuan, yang terbuat dari kulit tubuh manusia, agar dia bisa "menjadi" ibunya, dan secara harfiah bisa "menyatu" melalui pakaian yang dikenakannya.

Pada 21 November 1957, Gein menjalani sidang atas dua kasus pembunuhan yang dilakukannya terhadap Bernice Worden dan Mary Hogan. Namun Gein dinyatakan tidak bersalah, karena dianggap tidak waras, dan didiagnosa mengidap schizophrenia.

Selain kedua korban yang memang dibunuh oleh Gein, dia juga dituduh melakukan pembunuhan lain terhadap Georgia Wreckler pada 1947, gadis kecil berumur 8 tahun;  Ray Burgess dan Victor Travis, dan ketiga anjing mereka pada 1952; Evelyn Hartley, gadis berumur 15 tahun pada 1953; dan Henry Gein yang merupakan saudara laki-lakinya sendiri pada 1944.

Namun, keempat kasus tersebut tidak diajukan ke pengadilan, mengingat tidak ada cukup bukti untuk membuat Gein diadili.

Gein dikirim ke sebuah Central State Hospital, Wisconsin. Dan kemudian dipindahkan ke Mendota State Hospital di Madison, Wisconsin.

Pada akhirnya, Gein meninggal di sana pada 26 Juli 1984, karena gagal jantung dan pernafasan, akibat kanker yang dideritanya.

Related

World's Fact 8158657397113979818

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item