Kisah Pertapa di Puncak Gunung Wilis: 2,5 Tahun Hidup Sendirian, Sehari-hari Makan Tiwul
https://www.naviri.org/2020/09/kisah-pertapa-di-puncak-gunung-wilis-25.html
Naviri Magazine - Apa yang dilakukan Hamzah (47) di era sekarang ini mungkin sulit diterima akal. Ketika orang berbondong-bondong ke kota, bekerja demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah, Hamzah malah menyepi.
Tempat yang dipilih Hamzah juga bukan tempat sembarangan, tempat itu puncak Gunung Wilis di Jawa Timur. Sudah 2,5 tahun Hamzah menyendiri, atau istilahnya bertapa di puncak Gunung Wilis.
Gunung Wilis sendiri memiliki ketinggian 2.563 meter di atas permukaan laut. Gunung ini masuk dalam wilayah 6 kabupaten di Jatim, antara lain Kediri, Nganjuk, Madiun, dan Trenggalek.
Kembali ke soal Hamzah, kisahnya ini disampaikan Ari Purnomo yang berbagi lewat facebooknya Mas Ari Purnomo.
Media sempat mewawancarai Ari yang bertemu Hamzah di puncak Gunung Wilis. Ari sendiri bertualang ke Gunung Wilis untuk mendaki dan mencari jejak harimau Jawa.
Kata Ari, Hamzah berasal dari Tulungagung. Selama ini Hamzah tinggal di bivak atau bangunan yang dibuat dari kayu dan daun, guna melindunginya dari hujan dan dingin pegunungan.
"Kalau Pak Hamzah bertapa sudah 20 tahun, pindah-pindah, pindah ke Trograti, 2,5 tahun. Dia memang belajar dari banyak guru. Salah satu gurunya bertapa di Trogati. Beliau mengamalkan ilmunya sekaligus napak tilas kegiatan gurunya," tambah Ari.
Hamzah memenuhi amanat dari gurunya untuk bertapa. Sebenarnya, Gunung Wilis bukan tempat pertama dia menetap, sebelumnya sudah ada gunung-gunung lain yang disinggahi Hamzah. Totalnya sudah 20 tahun Hamzah menyepi di pegunungan.
Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, Hamzah memakan tiwul, dan tak menyantap nasi dan daging. Selain itu juga dia mengkonsumsi aneka sayuran dari tanaman liar yang ada di Gunung Wilis.
"Tidak ada mata air, (Hamzah) turun ke jurang di sebelah kanan kiri tempatnya, ada jurang, di situ ada mata air," pungkasnya.
Entah sampai kapan Hamzah bertahan di Gunung Wilis. Saat ditinggalkan Ari dan rombongannya, Hamzah tak memberikan jawaban soal akhir pertapaannya.