Rumah di Gang Cipulir Dapat Penghargaan Dunia, Berapa Biaya Membangunnya?
https://www.naviri.org/2020/09/rumah-di-gang-cipulir-dapat-penghargaan.html
Naviri Magazine - The Twins, sebuah rumah kecil di dalam gang pemukiman padat Cipulir, Jakarta Selatan berhasil mendapatkan penghargaan kelas dunia. Rumah garapan perusahaan arsitektur Delution ini mendapatkan penghargaan pada gelaran Artichizer Award.
Rumah yang berlokasi pada salah satu gang sempit di Cipulir, Jakarta Selatan ini memenangi kategori Small Architecture+ Small Living by People Choice. Usut punya usut, meski menarik perhatian masyarakat dunia, pembangunan rumah ini cuma menelan dana Rp 450 juta.
Melansir dari keterangan perusahaan pada website delution.co.id, CEO Delution Muhammad Egha menjelaskan pihaknya menggunakan konsep rumah tumbuh pada saat membangun The Twins. Rumah dibangun bertahap sesuai dana yang sudah ada.
Setidaknya, The Twins sendiri dibangun dalam tiga fase sejak 2018 hingga 2019. Fase I menelan anggaran sebesar Rp 150 juta.
Kemudian, di tahap II yang sudah termasuk pembangunan atap, menghabiskan anggaran sebesar Rp 200 juta. Tahap terakhir Rp 100 juta, jadi kalau ditotal jumlah budget yang digunakan untuk membangun The Twins cuma Rp 450 juta.
"Kami menyadari bahwa kami perlu mengeluarkan sedikit uang ekstra untuk membangun rumah, untuk menyiasati kami mencoba merancang rumah tumbuh yang dapat dibangun dalam beberapa fase," ujar CEO Delution, Muhammad Egha.
Rumah The Twins dibangun pada lahan seluas 70 meter persegi. Dibangun di tengah pemukiman padat penduduk dengan luas bangunan 73 meter persegi.
Saking padatnya lingkungan di sekitar rumah ini, akses menuju The Twins cuma sebuah gang dengan lebar 1.5 meter, sehingga hanya dapat dicapai dengan sepeda motor ataupun berjalan kaki.
The Twins, memiliki dua bangunan dengan ukuran berbeda. Satu rumah terdiri dari dua kamar tidur dengan kamar mandi, dapur dan ruang makan untuk empat orang. Sementara rumah yang satu lagi memiliki kamar tidur dengan kamar mandi dan ruang keluarga.
Kedua bangunan itu dibangun dalam satu petak tanah, lalu dihubungkan dengan pintu kaca yang bisa dipasang dan dibuka kapan saja untuk menciptakan ruangan multiguna yang lebih luas.
Rumah ini didesain oleh tiga orang, yaitu Muhammad Egha, Hezby Ryandi, dan Fahmy Desrizal. Mereka dibantu sebuah tim teknis yang terdiri dari Haidar Majid dan Defi Andri.