Terungkapnya Skandal Uang Haram di Bank-bank Besar Dunia
https://www.naviri.org/2020/09/terungkapnya-skandal-uang-haram-di-bank.html
Naviri Magazine - Konsorsium Investigasi Jurnalis Internasional (ICIJ) mengungkapkan aliran uang haram lewat bank-bank kelas kakap di dunia. Temuan itu bersumber dari dokumen rahasia otoritas AS, yakni Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan Departemen Keuangan AS (US Department of Treasury's Financial Crimes Enforcement Network) atau dikenal sebagai FinCEN.
Dokumen FinCEN mencakup lebih dari 2.100 laporan aktivitas mencurigakan yang diajukan oleh bank dan perusahaan keuangan lainnya ke badan tersebut.
Dalam dokumen itu, ICIJ menemukan lebih dari US$2 triliun transaksi haram dalam periode 1999 hingga 2017 melalui bank kelas kakap global. Dari jumlah tersebut, mayoritas melalui Deutsche Bank senilai US$1,3 triliun dan JPMorgan sebesar US$514 miliar.
Dalam laporannya, ICIJ juga menyebutkan sejumlah nama bank kelas kakap lainnya seperti HSBC, Standard Chartered Bank, dan Bank of New York Mellon. Mereka disebut terus mengambil untung dari praktek berbahaya itu, bahkan setelah otoritas AS mendenda lembaga keuangan tersebut karena kegagalan membendung aliran uang haram sebelumnya.
Selain Deutsche Bank, saham JPMorgan turun 0,21 persen menjadi US$98,35, lalu saham HSBC Holdings jatuh 2,04 persen menjadi US$19,73, dan Standard Chartered terperosok 5,20 persen menjadi 340,70 poundsterling Inggris.
Sementara itu, bursa saham AS kompak lesu. Indeks Dow Jones turun 0,88 persen menjadi 27.657, S&P 500 melemah 1,12 persen ke level 3.319, dan Nasdaq Composite turun 1,07 persen ke 10.793.
Di sisi lain, indeks DAX Jerman turun hingga 3 persen lantaran dipicu jatuhnya saham Deutsche Bank yang juga tercatat dual listing di Frankfurt Stock Exchange.
Berdasarkan laporan Strait Times, saham HSBC dan Standard Chartered juga jatuh level terendah dalam lebih dari dua dekade karena laporan itu di bursa saham Hong Kong. Sebagai catatan, kedua bank kelas kakap itu tercatat dual listing.
Di Hong Kong, saham HSBC turun 5,3 persen menjadi 29,60 dolar Hong Kong, yang merupakan level terendah sejak 1995. Kejatuhan itu lebih dalam dibandingkan di bursa saham London.
Tak jauh beda, saham Standard Chartered turun 6,2 persen menjadi 34,90 dolar Hong Kong, yang merupakan level terendah dalam 22 tahun.