Curhat Pengusaha Mal: Belum Resesi Saja, Kami Sudah Babak Belur Dihajar Corona!

Curhat Pengusaha Mal: Belum Resesi Saja, Kami Sudah Babak Belur Dihajar Corona!

Naviri Magazine - Perekonomian Indonesia sudah bisa dipastikan jatuh ke jurang resesi akibat merebaknya pandemi COVID-19. Bahkan, kendati anjloknya ekonomi itu belum diumumkan secara resmi, dampaknya sudah dirasakan duluan di dunia usaha.

Pengusaha pusat perbelanjaan mengaku telah lebih dulu babak belur. Sejak pandemi mulai merebak, mal-mal kian hari kian lengang.

Kondisi tersebut akan makin parah saat resesi terjadi. Bila tak dibantu pemerintah, gelombang PHK karyawan mal sudah pasti tak terhindarkan.

Berikut fakta-fakta soal babak belurnya pengusaha mal:

Sudah Babak Belur Sebelum Resesi, PHK Bisa Bertambah

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengaku para pengusaha mal sudah mengalami defisit besar-besaran.

Kondisi tersebut akan lebih parah saat Indonesia benar-benar mengalami resesi. Dalam situasi demikian, kata Alphon, jumlah pekerja yang dirumahkan dan kena PHK bisa dipastikan melonjak.

"Jangan sampai masuk resesi ekonomi dengan banyak karyawan dirumahkan dan di-PHK, akan memperberat dan memperpanjang masa resesi ekonomi," ujar Alphon dalam virtual conference.

Alphon mengatakan, salah satu penyebab pengusaha mal babak belur yakni diperpanjang pelaksanaan PSBB di DKI Jakarta. Kebijakan tersebut membuat pengunjung mal saat ini hanya mencapai 10 persen.

Larangan untuk makan di kafe membuat mal kehilangan daya tarik. Selain itu, sebagian besar kafe juga memilih tutup lantaran tak bisa hanya mengandalkan layanan pesan antar. 

"Tidak semua produk restoran dan cafe bisa dilayani take away dan delivery, jadi akhirnya teman-teman sektor FnB memilih menutup sementara, kalau dipaksakan pun biaya penjualan tidak bisa menutupi biaya operasional," ujarnya.

Minta Pemerintah Tanggung 50 Persen Gaji Penjaga Toko

Agar langkah merumahkan karyawan bisa dihindari, Alphon mengatakan pengusaha mal berharap bantuan langsung dari pemerintah. Mereka ingin pemerintah bersedia menanggung 50 persen gaji karyawan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Budihardjo Iduansjah. Ia berharap bantuan tersebut bisa diberikan secepatnya.

"Sudah waktunya pemerintah memberi langsung bantuan, bukan potongan-potongan, seperti karyawan ditanggung negara 50 persen. Karyawan kami sangat banyak, kalau sampai PHK sangat susah. Kami harap bantuan langsung dari pemerintah masuk melalui subsidi SDM yang jaga toko tiap hari," ujar Budi.

Related

News 5708109570014116545

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item