Nangka, Buah yang Menyelamatkan Sri Lanka dari Wabah Kelaparan (Bagian 1)

Nangka, Buah yang Menyelamatkan Sri Lanka dari Wabah Kelaparan

Naviri Magazine - Dewasa ini, pohon nangka dapat ditemukan di mana-mana di Sri Lanka, dan merupakan sumber protein yang penting bagi penduduk setempat.

Rakyat Sri Lanka mulai menanam pohon nangka untuk mendapatkan ketahanan pangan selama penjajahan Inggris, dan sejak itu buah nangka telah membantu negeri kepulauan itu mencegah kelaparan.

Dewasa ini, Starbucks menyajikan buah nangka dalam bingkisan, sementara Pizza Hut menawarkannya sebagai pugasan (topping).

London Evening Standard menyebut nangka sebagai "kimchi, kale, dan kembang kol semuanya digabung menjadi satu".

Sementara, Pinterest menjulukinya "tren makanan terpanas tahun 2017", dan baru-baru ini, The Guardian menyebutnya "sensasi vegan" berkat teksturnya yang mirip daging parut.

Nangka adalah buah pohon terbesar di dunia dan memiliki kulit runcing yang berubah warna dari hijau menjadi kuning saat matang.

Sementara negara-negara Barat sekarang menggembar-gemborkannya sebagai alternatif untuk daging, selama berabad-abad, buah sederhana ini dihormati oleh orang Sri Lanka, karena telah berulang kali menyelamatkan pulau itu dari kelaparan.

Di Sri Lanka, pohon nangka dikenal sebagai gasa mandi atau "pohon nasi". Warga Sri Lanka adalah pemakan nasi; dan sebelum dijajah Inggris, banyak dari mereka yang membudidayakan padi dengan sawah tadah hujan.

Namun ketika pasukan Inggris menduduki negara kepulauan itu mulai tahun 1815 dan kemudian merebut lahan dari para petani, mereka mempersulit penduduk pulau untuk menanam padi dan alih-alih memperluas tanaman perkebunan seperti teh, karet, dan kayu manis untuk keperluan ekspor.

Pada tahun 1915, seorang anggota gerakan kemerdekaan Sri Lanka bernama Arthur V Dias, yang telah dijatuhi hukuman mati oleh Inggris karena diduga terlibat dalam pemberontakan, dibebaskan dari penjara.

Setelah dibebaskan, Dias mendedikasikan dirinya untuk membantu warga Sri Lanka melawan pemerintahan Inggris.

Ia menyadari bahwa penduduk pulau akan segera kekurangan makanan karena budidaya padi terus memudar.

Selama memimpin gerakan kemerdekaan di dataran tinggi Sri Lanka, ia juga menyaksikan penghancuran pohon nangka asli di pulau itu.

Setelah belajar tentang kekurangan pangan mengerikan yang disebabkan oleh Perang Dunia Pertama di seluruh Eropa, Dias berusaha untuk membangun ketahanan pangan dan swasembada di seluruh Sri Lanka.

"Satu orang tidak dapat membangun tangki air untuk budidaya padi, tetapi Arthur V Dias menyadari bahwa ia bisa menanam pohon nangka, yang [akan] sama dengan beras dan membasmi kelaparan di Sri Lanka," kata Damith Amarasinghe, seorang guru sejarah di St Mary's Maha Viduhala di kota Uswetakeiyawa.

Dias menetapkan tujuan ambisius: menanam satu juta pohon nangka di seluruh Sri Lanka.

Ia mengimpor biji nangka dari Malaysia dan memilah benih yang sehat untuk dikecambahkan. Ia berkunjung ke desa-desa untuk mendistribusikan bibit dan mengirimkan benih ke pelosok-pelosok negeri.

Seiring waktu, kampanye Dias membuka jalan bagi banyak perkebunan nangka yang sukses di seluruh negeri.

'Kampanye nangka' yang diprakarsainya membantu membangun ketahanan pangan di Sri Lanka selama Perang Dunia Kedua, sementara tempat-tempat terdekat seperti Bengal dan Vietnam mengalami kelaparan pada tahun 1940-an.

Baca lanjutannya: Nangka, Buah yang Menyelamatkan Sri Lanka dari Wabah Kelaparan (Bagian 2)

Related

News 9040133103913529372

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item