Resesi Ekonomi di Indonesia: Sri Mulyani Bilang Begini, Rizal Ramli Bilang Begitu

Resesi Ekonomi di Indonesia: Sri Mulyani Bilang Begini, Rizal Ramli Bilang Begitu

Naviri Magazine - Ekonom senior, Rizal Ramli kerap mengeluarkan pernyataan yang berseberangan dengan tim ekonomi pemerintah. Sikapnya yang banyak mengkritik kebijakan pemerintah membuat mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu sering dituduh banyak pihak mencari panggung.

Saat wacana resesi ekonomi ramai menjadi perbincangan publik, Rizal Ramli mengkritik habis Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Ia geram karena eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebutkan Indonesia belum masuk resesi ekonomi.

Rizal mengatakan secara teknis, Indonesia telah memasuki resesi, namun Sri Mulyani berupaya menjelaskan hal yang berbeda.

“Saya lihat ada kebiasaan berbohong. Menular rupanya penyakit itu. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kita belum resesi. Ini kok bisa Menkeu kayak orang bohong bilang belum resesi,” ucap Rizal Ramli beberapa waktu lalu.

Berikut rangkuman pernyataan Sri Mulyani dan Rizal Ramli yang saling bertolak belakang.

Sri Mulyani 

Indonesia akan mengalami resesi di kuartal III 2020 tepatnya akhir September 2020. Ini setelah memproyeksikan perekonomian Indonesia untuk tahun 2020 secara keseluruhan akan minus 1,7 persen hingga 0,6 persen

Pada kuartal III 2020, perekonomian Indonesia kemungkinan akan minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen. Bahkan, pertumbuhan minus ini diramal berlanjut ke kuartal IV 2020. Sementara untuk seluruh tahun 2020 berada di kisaran minus 1,7% sampai minus 0,6%. Dengan kondisi ini, tidak menutup kemungkinan, Indonesia akan masuk jurang resesi.

Resesi ekonomi tidak berarti bahwa kondisi Indonesia sangat Sejumlah indikator ekonomi sudah membaik pada periode Juli dan Agustus dibandingkan posisi Mei hingga Juni, di mana pandemi corona sangat memukul ekonomi.

Rizal Ramli

Terkait defisinis resesi, yang digunakan seluruh dunia adalah perbandingan dua kuartal berturut-turut negatif. Jadi kalau kita lihat kuartal I 2020 dengan kuartal IV 2019 itu sudah negatif minus 2 koma sekian persen. Kuartal II 2020 dibandingkan kuartal I 2020 itu juga negatif.

Jadi sebetulnya ketika Indonesia menggunakan rumusan lazim di dunia internasional sudah memasuki resesi. Hanya Sri Mulyani menggunakan perbandingan yang tidak lazim dengan membandingkan kuartal II tahun 2020 dengan kuartal II tahun sebelumnya, dan kuartal III tahun 2020 dibandingkan dengan kuartal III tahun lalu.

Jadi mohon maaf, ibu menteri keuangan, kita ini sudah biasa seperti politisi, kebanyakan bohongnya, banyakan plesetannya. Kalau professional economist itu tidak begitu, selalu soal angka-angka.

Sebab, kalau ilmiawan tidak boleh bohong, salah boleh harus dikoreksi, kalau bohong jangan. Sri Mulyani belakangan ini lebih banyak politisnya ketimbang dengan profesional atau ilmuwan.

Related

News 922596144934601617

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item