Ketua MPR: PPKn Hanya Jadi Pelengkap Mata Pelajaran dan Mata Kuliah

Ketua MPR: PPKn Hanya Jadi Pelengkap Mata Pelajaran dan Mata Kuliah

Naviri Magazine - Kebanyakan dunia akademis pada berbagai tingkatan cenderung menempatkan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai pelajaran atau mata kuliah ‘kelas dua’.

Bahkan, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai, PPKn hanya dianggap sebagai mata kuliah ‘pelengkap’ yang dianggap kurang menarik dan membosankan.

“Padahal, pembelajaran PPKn ditujukan untuk membangun wawasan kebangsaan dan membentuk serta mengembangan karakter dan jati diri bangsa,” ujar Bamsoet saat menjadi Keynote Speech Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dalam rangka Milad ke-56 Prodi PPKn di Universitas Riau, secara virtual.

Bagi Bamsoet, pelajaran PPKn menjadi penting bagi generasi muda bangsa selaku pewaris estafet kepemimpinan nasional, agar selaras dengan nilai-nilai kearifan lokal dan berpedoman kepada nilai-nilai luhur Pancasila.

Mantan Ketua DPR RI ini menilai, terpinggirkannya mata pelajaran PPKn merupakan tantangan yang harus dijawab dengan kreasi dan inovasi.

Beberapa alternatif yang dapat dilakukan antara lain melalui penyegaran metode pembelajaran yang adaptif terhadap kemajuan zaman serta tidak bersifat dogmatis.

“Benchmark atau margin tolok ukur keberhasilan pembelajaran PPKn adalah ketika tumbuh kesadaran kolektif di lingkungan akademis. Bahwa program studi PPKn telah menjadi suatu kebutuhan, dan bukan keterpaksaan demi kewajiban pemenuhan SKS belaka,” katanya.

Bamsoet yang juga Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini, mengajak mahasiswa sebagai generasi muda bisa mengoptimalkan perannya dalam penanganan pandemi Covid-19. Ada berbagai hal yang bisa dilakukan.

Pertama, karena pandemi hadir pada era disrupsi, di mana kemajuan teknologi dan modernitas telah mempengaruhi tatanan pada seluruh sektor kehidupan, maka implementasi peran pemuda mesti diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi.

“Hal ini dapat dilakukan misalnya pada penyusunan konten dan format sosialisai penerapan protokol kesehatan melalui berbagai platform dan medium yang kreatif sehingga lebih mempunyai daya tarik,” tutur Bamsoet.

Kedua, lanjut Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini, pemuda harus memelopori lahirnya informasi yang sehat dan inklusif di tengah-tengah masyarakat.

“Hadirnya era internet, di mana hingga kuartal II 2020, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7 persen (diakses oleh sekitar 196,7 juta orang), maka penyebarluasan berbagai informasi terkait penangananan pandemi melalui media online menjadi penting dan krusial,” bebernya.

“Tidak saja untuk memberikan informasi yang akurat dan mendidik, tetapi juga untuk mengimbangi dan menangkal informasi yang tidak benar (hoax) tentang covid-19,” pungkas Bamsoet.

Related

News 31407259718345965

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item