Kontroversi Muncul dari Pernyataan Megawati Soal Jakarta Amburadul
https://www.naviri.org/2020/11/kontroversi-muncul-dari-pernyataan.html
Naviri Magazine - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membuat kontroversi dengan menyebut kondisi DKI Jakarta saat ini amburadul. Penyataan Megawati itu mendapat beragam respons dari kalangan anggota DPR, DPRD DKI hingga Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Penyataan Jakarta amburadul itu disampaikan Megawati dalam acara pemberian penghargaan 'Kota Mahasiswa' atau 'City of Intellectual' berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim yang dipimpin guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas. Ketiga daerah yang mendapatkan penghargaan itu adalah Kota Semarang, Kota Solo, dan Kota Surabaya.
"Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya, itu adalah anak-anak dari partai saya," kata Megawati dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Megawati, para kepala daerah bisa membangun kotanya menjadi city of intellectual atau kota yang berilmu pengetahuan karena mereka selalu diajari di PDIP. Megawati meminta kepala daerah dari PDIP membangun daerahnya tanpa meninggalkan kecerdasan warganya.
Megawati kemudian menyayangkan kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Rawamangun, Jakarta, belum masuk kategori city of intellect. Padahal prasasti pertama kali visi city of intellect justru berada di sana.
"Sayang kan kalau Rawamangun belum berhasil jadi city of intellect. Jadi para akademisi, saya mohon sangat, secara akademis kita melihat kita ini tujuannya mau ke mana," kata Megawati.
Presiden ke-5 RI itu mengaku menjadi saksi hidup kondisi Jakarta pada 1950-an. Namun, menurut Megawati, kondisi Jakarta saat ini menjadi amburadul, yang seharusnya menjadi kota berpengetahuan.
"Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Dulu waktu pindah dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1950.... Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi city of intellect bisa dilakukan. Tata kota, masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," ulas Megawati.
Penyataan Megawati itu mendapat respons beragam dari berbagai kalangan.
Wagub DKI Anggap Penyataan Megawati soal Jakarta Sebagai Obat Penyemangat
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara terkait pernyataan Megawati Soekarnoputri yang menyebut Jakarta sebagai kota amburadul. Riza menganggap pernyataan Megawati yang menyebut Jakarta amburadul sebagai obat penyemangat agar jajarannya meningkatkan kinerja.
"Ya itu kami menghormati-menghargai siapa pun memberikan komentar atas Kota Jakarta. Kami anggap semua masukan, kritik, sebagai obat bagi kami untuk terus meningkatkan dan memperbaiki Kota Jakarta sebagai kota yang maju dan bahagia warganya," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan.
Riza mengatakan kritik yang disampaikan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan motivasi. Dengan begitu, sebut dia, Pemprov DKI mampu bekerja lebih baik lagi.
"Jadi siapa pun memberikan masukan, kritik, kami anggap sebagai obat untuk menyemangati kami, memotivasi kami untuk terus berbuat dan meningkatkan kinerja, perbaikan dan kualitas daripada Kota Jakarta ke depan," ucapnya.
PKB: DKI Jakarta Belum Maju dalam Pendidikan
PKB DKI menilai sindiran itu sebagai cambuk agar semua pihak bekerja keras lagi. Jika dilihat dari berbagai sisi, PKB menyadari Jakarta masih banyak kekurangan, tetapi juga ada sisi positif yang bisa dibanggakan.
"Ya kita melihatnya dari sisi mana, tergantung melihatnya, mungkin Jakarta itu perlu perbaikan-perbaikan, misalnya transportasi kemarin alhamdulillah sudah baiklah, dapat penghargaan, kemacetan atau karena COVID sudah mulai berkurang," ujar Ketua Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas kepada wartawan.
Lebih lanjut, Hasbi mengakui, Jakarta saat ini belum masuk ke kota yang maju pendidikannya. Sebab, masih banyak warganya yang hingga jenjang menengah saja.
"Ya pendidikan masyarakat Jakarta perlu ditingkatkan, hanya berapa persen coba pendidikan Jakarta, betul kita tidak sampai 70 persen masyarakat yang pendidikannya menengah ke atas, dalam artian universitas, kategorinya kan yang 70 persen memang kita belum menjadi kota yang maju dalam kategori pendidikan, karena banyak pendidikan kita level SD SMP menengah ke bawah lebih banyak, peningkatan, anggaran 20 persen di pemerintah DKI Jakarta kalau bisa dioptimalkan dalam artian dipakai, bisa dipakai benar-benar," kata Hasbi.