Mengapa di Dunia Ini Harus Ada Perbatasan Antar Negara? (Bagian 3)

Mengapa di Dunia Ini Harus Ada Perbatasan Antar Negara?

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Mengapa di Dunia Ini Harus Ada Perbatasan Antar Negara? - Bagian 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Di saat yang sama, buruh di kawasan Amerika Serikat dan Eropa juga dirugikan karena pekerjaan mereka terdahulu yang dilengkapi jaminan pensiun, dilindungi serikat pekerja, memiliki jaminan kesehatan dan menawarkan gaji yang tinggi kini hilang—pekerjaan tersebut kini dioper ke luar negeri.

Dipandang dari berbagai sudut pandang, momen politis yang dimiliki Trump adalah reaksi permasalahan ini. Saya mengusulkan untuk membebaskan pergerakan manusia dan membiarkan tenaga kerja bergerak bebas. Ini menurut hemat saya akan menstabilkan upah pekerja dan menghilangkan insentif bagi perusahaan untuk memindahkan lapangan kerja ke tempat lain. 

Keuntungan besar yang mayoritas dinikmati perusahaan multinasional dalam sistem yang ada sekarang akan bisa dikikis jika tenaga kerja bisa bergerak bebas. Tentu saja, solusi disuguhkan Trump sangat bertolak belakang; kebijakan Trump bertujuan untuk memerangkap pekerja dan kapital. 

Trump berusaha menutup perbatasan untuk melakukan tawar menawar dan membatasi kemampuan korporasi untuk bergerak melewati batas-batas negara. Jadi bisa dibilang Trump melihat masalah yang sama namun menawarkan solusi yang benar-benar bertolak belakang.

Bagaimana bentuk perlawanan terbaik terhadap rezim yang mengagung-agungkan batas negara? Apa peran kelompok migran dan nonmigran di dalamnya?

Saya punya paspor, kerap bepergian dan dalam prosesnya saya taat pada sistem yang kerap saya kritik. Ini sudah jadi semacam pertanyaan besar bagi saya. Ada jutaan orang yang terus bergerak saat ini yang terus terperangkap dalam peraturan kewarganegaraan seperti ini, oleh perbatasan dan dinding serta aparat keamanan. 

Namun, di saat yang sama mereka tak peduli dengan aturan ini dan terus bergerak semau mereka, menggunakan kaki-kaki mereka untuk memprotes sistem imigrasi yang kita punyai saat ini. 

Jadi, dalam banyak hal, mereka sesungguhnya adalah para aktivis yang terus mempertanyakan dan menunjukkan hal-hal yang salah dalam sistem yang menggunakan perbatasan negara untuk melindungi privilise golongan tertentu dan mengekalkan ketidakadilan.

Tentu, ada banyak orang yang melakukan hal lainnya untuk melawan sistem ini. Ada organisasi-organisasi seperti No One is Illegal yang memberikan pertolongan pada orang-orang yang tak memiliki berkas legal dan menyediakan bantuan hukum bagi mereka. Ada banyak aplikasi online ponsel pintar yang bisa membantu penggunaanya menemukan jalur yang aman. Lalu ada Watch the Med project di kawasan Mediterranean yang bisa dihubungi oleh mereka yang kesusahan masalah imigrasi. 

Ada banyak orang juga yang menyediakan tempat berlindung bagi mereka yang tak memiliki dokumen legal. Semua tindakan ini adalah cara-cara untuk mempertanyakan legitimasi peraturan yang membatasi pergerakan orang lain.

Menurut anda, apakah konsensus arus utama mulai dipertanyakan, dengan munculnya tantangan atas konsep perbatasan antara negara?

Saya sangat tersentuh oleh protes yang muncul menanggapi kebijakan Trump melarang imigran muslim masuk AS. Banyak juga warga biasa yang memprotes rencana Trump membangun dinding di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko. Dari beberapa segi, protes-protes itu sangat menarik bagi saya. 

Orang-orang begitu geram atas keluarnya muslim ban, namun mereka, contohnya, adem-adem saja menanggapi peraturan yang membatasi pergerakan manusia lainnya? Apa sebenarnya fungsi larangan masuk ini? Peraturan ini membatasi pergerakan kaum elit dari enam atau tujuh negara yang sebelumnya dengan mudah mendapatkan visa AS. 

Kalau kamu sempat meneliti lebih seksama mayoritas negara ini, tingkat penolakan visa di sana—sebelum muslim ban berlaku—sudah hampir mencapai 50 persen. Lagi pula, orang-orang yang benar-benar bisa mengajukan visa hanyalah segelintir elit di negara-negara itu. Ini artinya kelas bawah di negara ini sudah dari dulu terkena larangan berkunjung ke AS. 

Tapi, isu ini tak jadi bahan pembicaraan banyak orang sepuluh tahun lalu. Menurut saya, pembicaraan di tingkat global berubah drastis pada tahun 2006, ketika semua senator memberikan suara untuk membangun tembok di perbatasan AS. 

Tebakan saya, jika saja pungutan suara itu dilakukan hari ini, tak satu pun senator akan menyetujui pembangunan tembok perbatasan, meski dalam bentuk yang paling minimal seperti yang mereka duga ketika memberikan suara mereka tahun 2006 lalu.

Harapan saya, setelah orang sadar akan terjadinya ekslusi di perbatasan negara ini, mereka mulai mempertanyakan pembatasan pergerakan di negara-negara ini. Saya pikir kita akan menyaksikan hal ini terjadi. Pembicaraan tentang permasalahan di perbatasan negara tengah ramai-ramainya. 

Jean-Claude Juncker, presiden Komisi Eropa, tahun lalu mengatakan bahwa "perbatasan negara adalah temuan terburuk politikus." 

Melihat sentimen reaksioner beberapa pemimpin negara, yang merupakan semacam kemunduran dalam demokrasi Barat, mungkinkah perbatasan negara dihapuskan?

Sistem-sistem ini selalu berubah. Dua ratus tahun dari saat ini, orang tak akan lagi hidup dalam dunia yang dikotak-kotakan ke dalam berbagai negara, seperti yang kita alami sekarang. Sistemnya akan berubah. Saya berpendapat kita akan hidup dalam sistem yang berusaha menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi sekarang. 

Ide tentang negara-negara terpisah dengan kedaulatannya masing-masing kini mulai meredup. Dan memang ada reaksi menanggapi fenomena ini—anda bisa melihatnya dengan menguatnya nasionalisme di beberapa negara di dunia. Tapi, hanya karena orang takut berubah, perubahan tak lantas batal terjadi.

Related

Science 2344446014403795652

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item