Asal Usul Istilah Generasi Baby Boomers, Milenial, Gen X, hingga Gen Z (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Asal Usul Istilah Generasi Baby Boomers, Milenial, Gen X, hingga Gen Z - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Dibanding milenial yang tumbuh menghadapi resesi, Gen Z tumbuh dengan ekonomi kuat dan jumlah pengangguran sedikit. Harapan akan kehidupan mapan dan punya rumah di Menteng hadir, sebelum COVID-19 menyerang. Karena pandemi, masa depan cerah mereka terancam. 

Banyak Gen Z yang baru lulus kuliah justru dihadapkan dunia kerja yang tak menentu. Pada Maret 2020, Pew Research Center menyebut setengah dari Gen Z berumur 18-23 tahun melaporkan mereka atau seseorang di keluarga mereka mengalami kehilangan pekerjan atau pemotongan gaji, lebih banyak dari milenial (40 persen), Gen X (36 persen) dan Boomer (25 persen).

Secara ras dan budaya, Gen Z juga lebih beragam dan berpeluang jadi generasi paling berpendidikan. Kondisi ini terbantu karena Gen Z memiliki orang tua berpendidikan sarjana lebih banyak dari milenial. 

Pada 2019, 44 persen Gen Z umur 7-17 tahun hidup bersama orang tua sarjana atau lebih, sementara milenial hanya 33 persen pada saat usia sama. Karena lebih fokus pendidikan, Gen Z tercatat jarang bekerja di usia muda dibanding generasi sebelumnya: 18 persen. Untuk catatan, milenial ada 27 persen, sementara gen X 41 persen.

INSEAD Emerging Markets Institute, Universum, dan the HEAD Foundation melakukan survei yang dimuat di Harvard Business Review kepada 18 ribu profesional dan pelajar lintas generasi di 19 negara untuk melihat perbedaan nilai dan aspirasi para generasi. 

Hasilnya, tentu saja berbeda-beda tergantung negara. Secara global, 61 persen Gen Y dan Gen Z mirip dan melihat jadi pemimpin itu penting, sementara Gen X 57 persen. Namun, 76 persen Gen Y di Meksiko melihat pemimpin penting, sementara hanya 47 persen Gen Y Norwegia beranggapan hal sama.

Perbedaan yang paling jelas adalah pendekatan terhadap teknologi. Melihat milestone, Baby boomers tumbuh dengan televisi, Gen X tumbuh dengan revolusi komputer, sedangkan milenial tumbuh dengan ledakan internet. Masing-masing generasi saling beradaptasi atas penemuan-penemuan di generasi selanjutnya. 

Namun, Gen Z tumbuh besar pada kondisi ketiga penemuan di atas sudah hadir di kehidupan mereka. Pew menyebut, kalau milenial tumbuh beradaptasi dengan perkembangan teknologi, Gen Z terlahir dengan itu semua.

Di AS, perbedaan generasi diperlihatkan dari makin beragamnya perbedaan ras. Data 2014 menyebut populasi kulit putih boomers mencapai 72 persen dari total, Hispanik 10 persen, Kulit Hitam 11 persen, dan Asia 5 persen. 

Gen X jadi lebih beragam dengan 61 persen kulit putih, 18 persen Hispanik, 12 persen Kulit Hitam, dan 7 persen Asia. Milenial paling beragam dengan 57 persen kulit putih, 21 persen HIspanik, 13 persen Asia, dan 6 persen Kulit Hitam. Gen Z juga diprediksi lebih beragam lagi dibanding milenial. 

Variasi ras dan budaya generasi milenial juga berpengaruh pada pandangan politik. Misalnya, banyak milenial sudah masuk dalam perbincangan politik dan membantu presiden kulit hitam pertama Barack Obama memenangi pemilu AS 2008. 

Melihat Gen Z diprediksi lebih beragam lagi, capaian politik seperti ini diprediksi semakin banyak terjadi di masa depan. Terpilihnya Kamala Harris sebagai wakil presiden perempuan beretnis Asia-Afrika Amerika bisa dilihat dengan kacamata sama.

Perbedaan penting lain, generasi Z jadi yang paling peduli sama perubahan iklim. Sebanyak 70 persen Gen Z menuntut individu melakukan hal lebih untuk menyelamatkan lingkungan. Milenial, Gen X, dan Boomer masing-masing cuma 64 persen, 53 persen, dan 49 persen.

Kini, pelan-pelan dunia sudah diramaikan oleh para Generasi Alpha, terlahir 2011 sampai 2025. Menurut Lembaga Penelitian McCrindle, mereka digadang-gadang akan menjadi generasi terkaya, paling berpendidikan, dan paling melek teknologi dalam sejarah.

Nama Alpha disebut karena huruf alfabet sudah habis dan ilmuwan memutuskan berpindah ke alfabet romawi. Karakter paling mencolok: Alpha sudah meninggalkan jejak digital bahkan sebelum mereka sadari.

Related

Science 8099681696527224789

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item