Bagaimana TikTok Mengubah Dunia dan Mempopulerkan Jutaan Penggunanya (Bagian 1)


Naviri Magazine - Aplikasi media sosial besar pertama yang berasal dari luar Silicon Valley, platform milik China ini bergabung dengan WhatsApp, Instagram dan Twitter dalam daftar media sosial banyak orang, meskipun ada banyak kontroversi.

Tiktok mempopulerkan video pendek dan mengembangkan algoritma rekomendasi yang menjadikannya salah satu pesaing terkuat dalam kompetisi aplikasi video di dunia.

Tetapi sementara orang dewasa sibuk mencoba mencari tahu implikasi ancaman keamanan nasional dari Partai Komunis China dan polemik internet AS/China, para remaja menyibukkan diri dengan menggunakan alat paling kuat yang pernah mereka lihat.

Pada akhir 2020, TikTok adalah aplikasi yang paling banyak diunduh tahun ini. TikTok mengubah jauh lebih banyak daripada sekadar cara kita mengonsumsi media online.

Tidak ada batasan usia bagi pengguna TikTok, tapi semua tergantung kemauan Anda untuk menjerumuskan diri ke dalam kehebohan di internet.

Menemukan akun yang terasa dekat, lalu mengikuti setiap unggahan mereka, bicara lewat DM dan terus memberikan dukungan dan komentar, adalah budaya Zoomer (Gen-Z).

Bertanya, mendukung inisiatif yang bermanfaat, dan protes massal melalui aplikasi, adalah sesuatu yang dilakukan secara wajar oleh Gen-Z, mereka yang terlahir ketika dunia telah menjadi digital.

Sama seperti YouTube, algoritma TikTok merekomendasikan konten yang secara tidak sadar Anda minati.

Tapi tidak seperti YouTube, video-video di platform ini berdurasi kurang dari satu menit. Artinya, dalam satu sesi, Anda dapat menonton banyak sekali video yang menarik sambil membiasakan diri dengan pembuat konten, tren, dan komunitas.

Ada ruang untuk semua orang di sana; yang baik, yang buruk, dan yang biasa-biasa saja.

Bagaimana TikTok Mengubah Dunia dan Mempopulerkan Jutaan Penggunanya

Orang-orang biasa yang menjadi terkenal bermunculan di era baru pembuat konten. Tidak ada lagi foto yang diedit berlebihan dengan nuansa warna merah muda pastel yang sempat populer di Instagram.

TikTok mungkin berhasil merekrut selebriti seperti chef Gordon Ramsay, tetapi para pengguna membanjiri aplikasi ini untuk melihat individu yang biasa-biasa saja, tapi yang terasa dekat.

Jika Instagram memberi kita model IG, TikTok memberi kita tetangga sebelah yang berbakat. Dengan bantuan algoritmenya, karakter-karakter ini mengubah tahun 2020, dan bisa saja hingga tahun-tahun mendatang.

Era baru aktivisme digital

Sejarah mungkin akan mengingat bahwa TikTok memiliki peran penting dalam Black Lives Matter, mempopulerkannya sebagai tren di halaman Discover dengan tagar yang disaksikan lebih dari 23 miliar kali.

Kareem Rahma memposting adegan di Minneapolis dengan lagu latar remix Post Malone dari Childish Gambino, "This Is America". Unggahan itu menjadi momen kunci bagi pengguna muda yang putus asa dan menginginkan perubahan di AS dan sekitarnya.

Beberapa akan mengingat bahwa dalam beberapa hari pertama setelah kematian George Floyd, laman #GeorgeFloyd dan #BlackLivesMatter memiliki 0 penayangan karena "kesalahan teknis".

Setahun sebelumnya, The Intercept telah menemukan bukti bahwa pembuat konten yang tidak berkulit putih, cacat, dan miskin mungkin ditekan dalam algoritma oleh moderator.

Namun bagi banyak orang, platform ini mulai terasa seperti tempat yang berbeda, sebab ada lebih banyak pembuat konten yang muncul di halaman "For You" dan lebih banyak inisiatif yang mempromosikan inklusivitas.

TikTok juga menjadi arena yang menonjol untuk protes anti-Trump yang benar-benar membawa hasil di kehidupan nyata.

TikTokkers disebut setidaknya berperan dalam sedikitnya orang yang datang pada kampanye Presiden Trump di Tulsa pada bulan Juni.

Pengguna TikTok juga mengakibatkan pihak Trump harus menyetel ulang penilaian di aplikasi Trump setelah TikTokkers mengolok-oloknya dengan ulasan buruk.

Aktivisme algoritmik telah menjadi cara penting bagi aktivis sosial untuk memobilisasi saat mereka tak bisa meninggalkan rumah.

Aktivisme algoritmik meliputi cara pengguna berkomentar, menyukai, berbagi, dan menonton ulang video untuk mendorongnya jadi teratas di algoritme TikTok.

Absurdisme TikTok telah mengubah komedi internet

Seni sketsa komedi TikTok itu unik; Anda hanya memiliki satu menit untuk melempar guyonan dan Anda harus bisa memikat penonton dalam beberapa detik pertama.

Jika tidak, mereka hanya akan bergeser pergi dari unggahan itu.

Sekarang ada kiasan TikTok umum yang langsung dimengerti para penonton; sebagai contoh, kenakan handuk teh di kepala, maka Anda langsung menjadi perempuan. Kenakan wig pirang, kacamata hitam, dan topi baseball dan Anda tiba-tiba menjadi "Karen".

"Dalam hal komedi, TikTok pada dasarnya menghilangkan bagian lucunya," kata Baron Ryan, yang memiliki lebih dari 700 ribu pengikut dari sketsa TikTok-nya. "Bukan hal yang buruk, tapi berbeda saja."

Banyak komedi di sana yang absurd, meskipun bisa dinikmati juga di media arus utama, tapi lebih baik dinikmati di platform yang menikmati keanehan.

"Jalan cerita menjadi lebih cepat dan detail menjadi semakin penting. Misalnya Anda menampilkan telur Paskah selama setengah detik saja, penonton hampir pasti memperhatikannya. Ini karena menonton konten di tangan Anda sendiri adalah hal yang sangat intim, tak bisa digantikan oleh TV."

Bagi Ryan, ini bukan hanya tentang kualitas konten Anda, tetapi juga perilaku Anda sebagai individu.

Dia merujuk @kallmekris, seorang pembuat konten yang menciptakan beberapa karakter menyenangkan termasuk seorang balita yang membebani.

"Meskipun dia sendiri lucu, [dia] sangat menyenangkan. Ramah dengan penggemar, dia bekerja dengan bersih, tidak mengejek atau mengkritik siapa pun dengan komedinya, dan itulah mengapa dia memiliki lebih dari 10 juta pengikut."

Ryan melihat TikTok telah menciptakan genre komedi baru; tren yang tidak berfokus pada satu bagian lucu, tapi lebih soal apa yang dia sebut sebagai "cekikikan eksistensial".

"Kami tidak berada dalam bisnis tertawa perut," katanya. "Bisnis kami adalah 'Huh, itu cukup lucu'."

Di dunia yang sering kali tidak ada banyak hal untuk ditertawakan dan banyak ketakutan eksistensial, tidak mengherankan jika aplikasi Gen Z begitu mudah dimanfaatkan oleh artis seperti Ryan.

Tahun ketika budaya meme menjadi 3D

Kita tidak lagi hidup dalam dunia meme 2D Pepe the Frog, pacar yang melihat wanita lain, dan pria dengan wajah keriput aneh menertawakan sesuatu. Ranah seni visual online sekarang tidak hanya menuntut PhotoShop, tetapi juga keterampilan mengedit video.

Banyak yang berpendapat bahwa Vine melakukan ini terlebih dahulu, tetapi perbedaannya adalah Vine mati, sementara TikTok tetap bertahan. TikTok bahkan menjadi aplikasi tercepat dalam sejarah media sosial yang mencapai satu miliar pengguna.

Pembuat konten seperti Robert Tolppi telah mengirimkan rendering 3D yang mengerikan dan buruk menjadi viral di DeepTok [Deep TikTok], komunitas TikTok yang dikenal karena menyebarkan video-video aneh, dan bagian komentarnya menjadi tempat pengguna berkumpul untuk menikmati keanehan internet mereka.

Ini adalah tahun di mana internet menjadi "deepfried": frasa yang mengacu pada video yang sengaja diberi penggunaan efek rusak, dan suara menyeramkan yang mengubah linimasa TikTok menjadi semacam lanskap kehancuran Orwellian. Tapi untuk bersenang-senang.

Baca lanjutannya: Bagaimana TikTok Mengubah Dunia dan Mempopulerkan Jutaan Penggunanya (Bagian 2)

Related

Internet 5948456923241975614

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item