FPI: Kalau Benar Ada Tembak-Menembak, Di TKP Pasti Ramai
https://www.naviri.org/2020/12/fpi-kalau-benar-ada-tembak-menembak-di.html
Naviri Magazine - Aksi tembak-menembak di Jalan Tol Jakarta-Cikampek antara aparat dengan pengikut Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dinilai mustahil terjadi.
Sekretaris Umum (Sekum) DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman memastikan bahwa laskar pengawal Habib Rizieq tidak dibekali senjata api. Bahkan, sambungnya, senjata tajam juga tidak diperkenankan untuk dibawa oleh laskar.
Munarman pun menyoroti tempat kejadian perkara (TKP) tembak-menembak seperti yang disampaikan oleh Polda Metro Jaya.
Menurutnya, fakta di lokasi kejadian tidak menunjukkan telah terjadi aksi tembak menembak. Tidak ada bukti jenazah sebagaimana disebut bahwa ada 6 orang ditembak mati.
"Kalau sejak awal tembak-menembak itu berarti dia tewasnya di tempat dong. Tewas di tempat pasti banyak (bukti),” tegasnya saat menggelar konferensi pers di DPP FPI, Petamburan, Jakarta Pusat.
Munarman memastikan bahwa dirinya telah memerintahkan laskar FPI untuk melakukan pengecekan di lokasi secara berkala, mulai dari pukul satu hingga subuh. Hasilnya, tidak ada jenazah yang ditemukan di lapangan.
“Tidak ada (juga) keramaian di situ, yang ada justru petugas aparat setempat yang ada di lokasi yang diperkirakan di sekitar pintu Tol Karawang Timur," sambungnya.
Secara logika, kata Munarman, jika benar ada tembak-menembak dan mengakibatkan 6 orang meninggal, maka proses evakuasi dipastikan akan berlangsung lama karena perlu dilakukan identifikasi dan oleh TKP terlebih dahulu. Masyarakat juga pasti akan berkerumun di lokasi kejadian.
“Kalau itu memang tembak menembak biasa tentu ada di masyarakat lain, tentu masyarakat sudah ramai di situ,” ujarnya.
"Mobil laskar tidak ada, jenazah tidak ada. Kalau itu memang tembak-menembak dan tewas di tempat itu pasti ada jenazah di situ. Pasti membutuhkan proses lama untuk evakuasi di situ. Tetapi ini tidak ada," terang Munarman.
Sejauh ini, FPI juga tidak tahu keberadaan jenazah enam orang laskar tersebut. Hal itu, bagi Munarman, menunjukkan bukti konkret bahwa jenazah dalam kontrol dan kendali penuh.
“Sampai sekarang kami tidak dapat akses di mana keberadaan jenazahnya, kondisi lukanya di mana. Di mana tembak menembak, berapa lubang pelurunya kami tidak tahu. Hanya satu informasi bahwa dinyatakan tewas," pungkasnya.