Perjalanan William Tanuwijaya, dari Penjaga Warnet Jadi Bos Tokopedia
https://www.naviri.org/2020/12/perjalanan-william-tanuwijaya-dari.html
Naviri Magazine - Tokopedia saat ini menjadi salah satu platform penjualan online yang terkemuka di Indonesia. Pria kelahiran Pematang Siantar, William Tanuwijaya, merupakan salah satu pendirinya.
Dia menceritakan saat ini Tokopedia sudah berdiri selama 11 tahun dan perjalanannya tidak mulus. "Saya selalu menganggap diri saya pengusaha karena kecelakaan, jadi entrepreneur by accident," kata dia dalam diskusi Creative Experience Office (CXO) Insight Vol 3, Jumat kemarin.
William menyampaikan saat lulus SMA dia berupaya memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan keluarganya. Dia percaya kehidupan yang baik dimulai dari pendidikan yang baik pula.
Pada periode 1999 satu tahun setelah krisis moneter, banyak orang yang menghindari datang ke Jakarta. Namun saat itu William sangat berharap bisa merantau dan tinggal di Jakarta.
Saat itu belum ada online travel agent, sehingga untuk ke Jakarta dia menggunakan kapal laut selama 4 hari tiga malam dari Belawan ke Tanjung Priok. Kemudian dia kuliah di sebuah Universitas Swasta di Jakarta.
Pada semester II sang ayah sakit. Saat itu dia memiliki pilihan jika ingin tetap kuliah maka dia harus mencari nafkah sendiri atau pulang ke kampung halaman. Akhirnya dia memilih untuk bertahan di Jakarta, namun karena minim pengalaman tidak banyak yang bisa dia kerjakan.
Hingga akhirnya dia menjadi penjaga warnet. "Saya coba melamar jadi operator warnet untuk jam 9 malam-9 pagi. Di sana saya bisa menikmati internet gratis saat internet masih mahal. Saya mulai jatuh cinta kepada internet, internet buat saya perpustakaan tanpa ujung," jelas dia.
Dia menyebutkan, dengan internet dia bisa belajar banyak hal secara otodidak. Kemudian saat lulus dia bercita-cita untuk bekerja di Google, tapi saat itu perusahaan tersebut belum memiliki kantor di Jakarta.
William kemudian memiliki ide untuk membangun Tokopedia pada 2007. Saat itu dia membangun karena ada masalah yang dekat dengan dirinya. Contohnya sejak kecil dia kesulitan mendapatkan buku di kampung halamannya.
"Dulu tidak ada Gramedia, kalau mau harus ke kota Medan dulu menempuh 3 jam perjalanan. Indonesia punya masalah ketimpangan. Makin kecil tempat kita tinggal, harganya makin mahal. Dari dua masalah itu saya ingin menyelesaikan ketimpangan," ujar dia.
William menyampaikan, dia juga mempelajari dari Google dan Facebook untuk mencari pemodal. Namun dia gagal selama 2 tahun. Kegagalannya dalam mencari pemodal itu justru membawa tujuan hidupnya.
Kemudian Tokopedia pun berdiri dan secara perlahan tapi pasti bisa melayani jutaan masyarakat Indonesia. Menurutnya, Tokopedia memiliki filosofi semua orang memiliki ketulusan sehingga bisa fokus untuk melayani.
"Kegagalan itu adalah proses belajar, kegagalan menjadi pemacu dan karena di Tokopedia sadar momen kegagalan dan semangat pola pikir harus ditanamkan ke seluruh orang yang bergabung di Tokopedia," jelas dia.