Aktor-aktor yang Memerankan Spider-Man dari Masa ke Masa


Naviri Magazine - Setelah Tobey Maguire dan Andrew Garfield, muncullah Tom Holland. Tiga aktor itu menjadi pemeran Peter Parker alias Spider-Man paling populer dan timeless, utamanya bagi para fans Marvel Cinematic Universe (MCU). Holland jadi pujaan baru setelah era Tobey dan Garfield.

Holland kembali beraksi sebagai Peter Parker dalam sekuel Spider-Man: Far From Home, produksi ke-23 franchise MCU yang rilis sejak 2 Juli 2019. Demam filmnya mewabah pasca-Avengers: Endgame, termasuk di tanah air.

Debut Holland memerankan Spider-Man berlangsung di garapan ke-13 franchise MCU, Captain America: Civil War (2016). Lantas, berturut-turut Holland membintangi Spider-Man: Homecoming (2017), Avengers: Infinity War (2018), hingga Avengers: Endgame (2019), dan Far From Home (2019).

Sejak itu, nama Holland selalu dibanding-bandingkan dengan Tobey Maguire dan Andrew Garfield oleh para fans Spider-Man. Siapa di antara ketiganya yang paling top, masing-masing fans tentu punya pilihan.

Namun, perbandingan ketiga nama di atas justru menenggelamkan beberapa nama lain yang pernah memerankan karakter bikinan legenda Stan Lee dan Steve Ditko pada 1962 itu. Dari total enam aktor pemeran Spider-Man, ada tiga nama sebelum Maguire, Garfield, dan Holland. Berikut ketiganya:

Donald F. Glut

Kendati low-budget dan berformat film pendek 12 menit, Donald F. Glut jadi pionir lewat peran dan karyanya dalam film Spider-Man, yang dirilis pada 1969. Ini jadi kali pertama Spider-Man nongol di film live-action setelah Stan Lee dan Steve Ditko meluncurkan karakternya di komik, tujuh tahun sebelumnya. Tentu, film ini digarap tanpa seizin Marvel Comics maupun Stan Lee.

Glut dalam I Was a Teenager Movie Maker: The Book memaparkan, mulanya ia hanya seorang mahasiswa University of Southern California, yang terinspirasi mengangkat karakter komik idolanya ke layar perak. Disebut amatiran karena Glut juga merangkap sebagai produser, sutradara, penulis naskah, pengisi narasi, editor tata suara, dan pemeran Spider-Man. 

Film ini mulanya hanya diputar di rumah sahabatnya, Michael Nesmith, di Hollywood Hills, dengan proyektor pinjaman. Penontonnya sekadar keluarga Nesmith dan sejumlah fans, plus teman-teman sekampus. Publik baru menyaksikan karyanya dalam rangkuman dokumenter I Was a Teenage Movie Maker (2006), di antara sejumlah karya-karya film pendek Glut lainnya.

Nicholas Hammond (1977-1981)

Aktor ini didapuk jadi pemeran Spider-Man pertama dalam film yang diproduksi secara profesional, delapan tahun setelah versi amatir karya Glut. Hammond dipilih rumah produksi Danchuck Productions dan Marvel Television, karena pengalamannya berperan sebagai aktor utama film legendaris The Sound of Music (1965).

Hammond jadi ujung tombak film Spider-Man garapan sineas Egbert Warnderink Swackhamer, produksi 1977, yang merupakan pilot project sebelum dilanjutkan dalam serial televisi 1978-1979. 

Hammond kembali memerankan Spider-Man dalam sekuel Spider-Man Strikes Back (1978) dan Spider-Man: The Dragon’s Challenge (1981). Namun, penampilan Hammond baik di versi film maupun seri televisi yang ditayangkan CBS justru bikin Stan Lee geleng-geleng kepala.

“(Pemeran Spider-Man) terlihat seperti anak nakal… bodoh, terlalu kutu buku. Hasilnya jelek. Tidak ada humornya sama sekali. Penulis naskahnya terus membuat naskah yang buruk. Tidak terasa human interest-nya,” ujar Stan Lee sebagaimana dikutip Bob Batchelor dalam Stan Lee: The Man behind Marvel.

Shinji Todo (1978)

Aktor Jepang ini memerankan Spider-Man untuk versi Jepang. Seiring populernya serial Spider-Man versi televisi di Amerika Serikat pada 1978, perusahaan Jepang, Toei Company, membeli hak siarnya dari Marvel selama empat tahun. 

Inti perjanjiannya, tulis Shirrel Rhoades dalam Comic Book: How the Industry Works, Toei boleh memodifikasi sosok Spider-Man jika tak ingin menggarapnya mirip dengan versi Amerika.

Jadilah Spider-Man yang diperankan Todo bukan ber-alter ego Peter Parker, melainkan Takuya Yamashiro. Dalam versi Jepang, Takuya berprofesi sebagai pembalap motor. Todo mulanya terlibat dalam seri televisi, dan kembali dilibatkan dalam spin-off berupa film Supaidaman yang berdurasi 24 menit, dan dirilis 22 Juli 1978.

Tobey Maguire (2002-2007)

Marvel dan Stan Lee ingin Spider-Man kembali nongol di layar lebar pada 1990-an. Namun, impian itu baru terwujud dua tahun setelah pergantian abad, dengan mengandalkan Tobey Maguire di balik topeng Spider-Man. Ia jadi andalan dalam trilogi garapan Sam Raimi, Spider-Man (2002), Spider-Man 2 (2004), dan Spider-Man 3 (2007).

Raimi mengajaknya audisi, dan lulus jadi aktor utamanya. Sebelum masuk produksi, Maguire rela menyisihkan waktu hingga lima bulan latihan fisik, termasuk latihan beladiri. Keputusan Raimi berbuah manis, lantaran triloginya yang melibatkan Maguire terbilang sukses besar, hingga menyisakan kesan tersendiri bagi para fans.

Andrew Garfield (2012-2014)

Publik mengenang Garfield sebagai Spider-Man yang bukan tengah kasmaran dengan MJ alias Mary Jane Watson, kekasih Spider-Man paling dikenal. Dalam dualogi garapan sineas Marc Webb: The Amazing Spider-Man (2012) dan The Amazing Spider-Man 2 (2014), sang jagoan punya kekasih lain, Gwen Stacy. Gadis pirang teman satu sekolah Parker yang diperankan Emma Stone ini tak kalah jenius.

Garfield merupakan pilihan utama sutradara Marc Webb, yang sebelumnya menyeleksi sejumlah calon. 

“Dia wajah baru, dan saat casting langsung punya chemistry dengan calon lawan mainnya, Emma Stone, padahal itu pertemuan pertama mereka. Dari gerak-gerik dan bahasa tubuhnya, saya tahu dia cocok untuk jadi Peter Parker,” ungkap Webb, dikutip Movie Talk.

Tom Holland 

Ia jadi wajah baru Peter Parker/Spider-Man selepas masa Maguire dan Garfield. Holland sudah terlibat di lima film MCU, termasuk yang terbaru, Far From Home. Ia jadi pilihan utama produser Kevin Feige dan Amy Pascal, setelah perannya di film The Impossible (2012), Wolf Hall (2015) dan In the Heart of the Sea (2015) dilihat sang produser. 

Ia digambarkan sebagai Peter Parker yang lebih muda, dan memperlihatkan lebih detail soal problem sehari-hari yang dihadapi remaja usia 15 tahunan, tapi tetap harus ikut menangkal kejahatan.

Di sini, Spider-Man juga punya tambatan hati yang serupa tapi tak sama, Michelle, yang disapa MJ. Ya, bukan Mary Jane Watson sebagaimana kisah asalnya di komik atau eranya Tobey Maguire. 

Related

Entertaintment 37261652589449238

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item