Miris, Kisah Penyapu Jalan di Pekanbaru: 18 Tahun Bekerja, 'Dipecat' Lewat WhatsApp
https://www.naviri.org/2021/01/miris-kisah-penyapu-jalan-di-pekanbaru.html
Naviri Magazine - Seorang tukang sapu jalanan berujar lantang di tengah hearing dengan Komisi I DPRD Kota Pekanbaru pada Senin (11/1/2021) lalu.
Buruh sapu jalanan tersebut bernama Yuasnimar. Perempuan berjilbab coklat itu dengan mata berkaca-kaca mengatakan, dirinya sudah bekerja sejak 3 Februari 2002 sebagai penyapu jalanan.
"Sudah kerja sejak zaman Bapak Herman," ujarnya.
Sesekali, ia mengusap matanya saat mengetahui kontrak dirinya tidak lagi diperpanjang sebagai tukang sapu jalan sejak 31 Desember 2020 lalu.
"Dikasih tahu lewat WhatsApp, sedangkan HP saya HP senter ini. Ga punya WhatsApp," katanya.
Dikisahkan Yuasnimar, ia memiliki empat anak. Suaminya hanya bekerja sebagai buruh bangunan.
Perempuan itu benar-benar merasa sedih saat mengetahui kontrak dirinya tidak lagi diperpanjang.
"Walau begitu, saya dan dua orang teman saya tetap bekerja sejak tanggal 1 Januari hingga sekarang Pak Buk," katanya.
Yuasnimar mengaku, saat kembali bekerja di 1 Januari itu, ia malah dimarahi mandor dan disuruh pergi.
"Enak zamannya Pak Herman. Kadang Pak Herman ketemu kami, dibeliin makan. Dikasih THR, trus Sembako. Sekarang gak ada lagi," ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan buruh sapu jalanan lainnya bernama Timaginan Tambunan.
Ia juga sudah bekerja belasan tahun seperti Yuasnimar.