Perjalanan Hidup Arswendo Atmowiloto, Penulis Produktif Indonesia (Bagian 2)

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya ( Perjalanan Hidup Arswendo Atmowiloto, Penulis Produktif Indonesia - Bagian ...


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Perjalanan Hidup Arswendo Atmowiloto, Penulis Produktif Indonesia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Cerpen dan novel Wendo begitu hidup. Misalnya novel The Circus. Dia mengikuti rombongan sirkus, mengalami kejadian demi kejadian bersama mereka, dan menyelami pengalaman baru. Dari situ, dia menulis ceritanya. Tanpa pernah menundanya. Dia berupaya mengolahnya secara jujur dan tanpa beban.  

“Dia tidak peduli apakah nanti dianggap sastra atau tidak, dimuat atau tidak, baginya tidak ada masalah dan dia berusaha membebaskan diri dari beban itu,” ungkap Ensiklopedi Tokoh Kebudayaan Jilid 3.

Keluarga Cemara ialah contoh berikutnya. Di sini Wendo mengolah tema kejujuran, tema yang biasa dalam keseharian. “Bisa nggak sih, orang hidup dengan kejujuran?” kata Wendo. Dia coba tampilkan itu dalam kehidupan sebuah keluarga dengan latar kampung di Sukabumi.

Wendo menghadirkan fragmen cerita Keluarga Cemara berdasarkan peristiwa-peristiwa yang pernah dialaminya. Tapi tidak dengan cara mengkhotbahi orang. Hasil pengolahannya terbukti manjur.

Wendo berhasil menawarkan cerita ini ke stasiun televisi. Untuk kerja sama pembuatannya, dia harus bikin perusahaan. Dia menjadi direktur perusahaan dan produser tayangan termaksud. Tak pernah terbayang bahwa orang sebebas Wendo menjadi direktur. “Tapi makanannya ya nasi bungkus juga. Kayak teman lainnya. Hahaha,” ujar Wendo.

Terhadap karya fiksi berlatar sejarah, Wendo menambahkan resep riset pustaka. Ini mutlak dan tak bisa ditawar. “Kan nggak lucu kalau nanti tokohnya menulis dengan bolpoin atau main blackberry,” terang Wendo dalam Mengarang Novel Itu Gampang.

Wendo mencontohkan karyanya, Senopati Pamungkas. Latarnya mengambil masa Kerajaan Singhasari. Dia mengatakan mengambil latar ini lantaran tertarik oleh Raja Kertanegara, raja Singhasari.

“Berani melawan utusan dari Kubilai Khan atau anak cucunya. Padahal pasukan Mongol itu berhasil menyapu lebih dari separuh dunia,” ungkap Wendo. Untuk menghidupkan suasana zaman saat itu, Wendo membaca banyak buku referensi tentang Singhasari.

Wendo taat dan ketat bersandar pada sumber sejarah untuk menggambarkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, tapi longgar dalam memberi nama jurus silat tokoh-tokohnya. Ini menunjukkan kelihaiannya meramu sejarah faktual dengan cerita fiksi. Sekaligus menunjukkan pengetahuannya untuk memilih mana beban, mana kebebasan.

Masuk Penjara

Tapi Wendo tak selamanya lihai menempuh pilihan. Dia sekali waktu terjeblos juga karena pilihannya. Ketika menjadi pemimpin redaksi majalah Monitor, dia berkeputusan menampilkan daftar tokoh favorit pilihan pembaca berdasarkan angket.

Hasil angket menempatkan posisi Nabi Muhammad tepat di bawah Wendo. Karuan umat Islam protes setelah membaca hasil angket di Monitor edisi 15 Oktober 1990.

Mohamad Natsir, tokoh Masyumi, menilai Wendo menghina Islam. “Nurcholis Madjid yang biasanya enteng sebagai intelektual Islam juga bereaksi,” tulis Rekaman Peristiwa 1990 terbitan Suara Pembaruan.

Teman-teman Wendo juga menyalahkannya. Rekan satu korpsnya mengucilkannya. Orang ramai mengutuknya, mengharap dia dihukum mati. “Sarwendo… mendadak memang jadi sendirian di dunia,” rekam Kurniawan Junaedhie dalam Rahasia Dapur Majalah di Indonesia.

Wendo meminta maaf atas kesalahannya. Tapi pengadilan tetap memutuskan Wendo bersalah telah melanggar Pasal 156 dan 157 tentang penghinaan terhadap agama. Dia dihukum penjara selama 5 tahun.

Tapi bukan Wendo namanya kalau tidak mengolah pengalaman. Di penjara, dia masih produktif. Pengalamannya di penjara tertuang dalam beberapa novel. Antara lain Menghitung Hari dan Kisah Para Ratib.

Pada Jumat sore, 19 Juli 2019, Wendo wafat dalam usia 70. Dia telah mengalami banyak hal dari menulis. Dan karena menulis pula kini dia dikenang oleh banyak orang. 

Related

Figures 1399528500534578584

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item