Apa yang Akan Terjadi jika Bumi Tanpa Bulan? Ini Jawabannya


Naviri Magazine - Pertanyaan itu telah menjadi bahan diskusi para astronom sejak lama. Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar kelima di Tata Surya. Bulan tidak memiliki sumber cahaya sendiri, dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Bagaimana nasib Bumi jika tidak ada Bulan?

Fungsi satelit alami secara tidak langsung adalah melindungi planet induk dari hantaman benda langit, seperti komet atau asteroid. Kemampuan perlindungan itu tergantung pada seberapa besar massa dan ukuran satelit. Semakin besar massa dan ukurannya, semakin besar pula perlindungan yang diberikan. 

Karena Bulan merupakan satelit alami Bumi, maka fungsinya pun melindungi Bumi dari kemungkinan yang sama. Tanpa Bulan, Bumi akan semakin sering dihantam meteor. 

Selain itu, satelit alami juga dapat mengontrol kecepatan rotasi suatu planet, karena adanya efek yang disebut gravitational tidal wave. Dalam sejarah Bumi, efek tersebut memberikan keuntungan, karena—berdasarkan simulasi dan perhitungan fisika—Bulan melambatkan kecepatan rotasi Bumi. 

Sebelum Bulan terbentuk, rotasi Bumi bergerak sangat cepat. Pada waktu itu, diperkirakan, sehari semalam di Bumi hanya 6 jam, akibat cepatnya rotasi. 

Seperti yang bisa kita pelajari dalam fisika, Bulan diduga terbentuk dari hantaman objek sebesar Mars kepada Bumi. Pentalan massa hantaman itu kemudian membentuk Bulan, sementara hasil momentum hantaman membuat rotasi Bumi menjadi sangat cepat. 

Setelah muncul Bulan, rotasi Bumi melambat, dan keberadaan Bumi juga ikut melambatkan rotasi Bulan. Seiring berlalunya waktu, rotasi Bumi pun semakin melambat hingga seperti yang kita alami sekarang, dan waktu dalam sehari semalam jadi lebih panjang, menjadi 24 jam. Sementara rotasi Bulan, seperti juga dapat kita lihat, sudah berhenti.

Kemudian, gravitasi Bulan juga membantu menstabilkan kemiringan sumbu Bumi. Berdasarkan simulasi komputer, kemiringan sumbu Bumi akan sangat berbeda dari sekarang jika tidak ada Bulan. Hal itu akan menimbulkan musim yang sangat berbeda, serta bencana tak terbayangkan. 

Tanpa Bulan, kehidupan di Bumi akan memiliki pola aktivitas yang berbeda, karena siang dan malam yang pendek. Makhluk-makhluk yang tinggal di Bumi juga harus sering bermigrasi untuk mengatasi perubahan iklim yang ekstrim. Pendeknya, Bumi yang sekarang kita tinggali akan jauh berbeda jika tidak ada Bulan. 

Nah, jika Bulan menghilang sekarang, kira-kira apa yang akan terjadi pada Bumi?

Pertanyaan itu juga telah menjadi bahan diskusi para ilmuwan. Sebagian kalangan meyakini kehidupan Bumi akan jauh berbeda jika Bulan tak ada lagi. Kelak, menurut mereka, satu hari di Bumi dapat berlangsung hingga 9.600 jam, dan Bulan hanya akan terlihat dari satu belahan Bumi. 

Kemudian, Matahari akan memasuki fase raksasa merah yang mengembang, dan perlahan-lahan menelan planet-planetnya. Atmosfer koronal matahari akan menciptakan tarikan terhadap Bulan, dan memisahkan Bulan dengan Bumi. Akhirnya, yang mengerikan, permukaan Bumi tidak akan dapat dihuni lagi karena sangat panas.

Itu prediksi yang sad ending. Tapi sebagian kalangan lain punya prediksi yang sedikit lebih enak didengar. Para ahli astronomi di University of Idaho, Amerika, melakukan simulasi stabilitas Bumi pada sumbunya. 

Berdasarkan simulasi itu, Bumi masih akan mampu mendukung keberadaan kehidupan penduduknya jika Bulan tiba-tiba menghilang. Menurut mereka, efek stabilisasi dari Bulan hanya terjadi pada rotasi Bumi, dan hal itu tidak terlalu memberi banyak pengaruh. 

Prediksi ilmuwan sebelumnya menyatakan bahwa tanpa adanya Bulan, kemiringan Bumi akan terus berubah, dan membuatnya mengalami fluktuasi dalam iklim. Hal itu disebabkan Matahari bersinar hampir langsung ke kutub, sehingga diyakini akan mempengaruhi kehidupan. 

Namun, para astronom di University of Idaho menunjukkan bahwa tanpa adanya Bulan, kemiringan Bumi hanya akan bergeser 10 derajat, dan pengaruh planet lain di tata surya akan membuat Bumi tetap stabil.

Untuk hal ini, astronom Jason Barnes menyatakan, “Tanpa Bulan, Bumi hanya akan bergeser pada sumbunya antara 10 sampai 20 derajat dalam setengah miliar tahun. Perubahan itu, pada awalnya, mungkin dapat menyebabkan Zaman Es. Namun sementara pergeseran itu mempengaruhi iklim, perubahan itu tidak akan terlalu mempengaruhi kehidupan manusia.”

Jika Bulan benar-benar menghilang, prediksi mana yang akan kita percaya?

Fakta:

Karena Bulan tidak beratmosfer, jejak kaki para astronot di Bulan bisa tetap ada dan bertahan sampai lebih dari 10 juta tahun.

Bulan sebagai satelit Bumi juga dilanda gempa. Meski gempa di Bulan lebih jarang dibanding gempa di Bumi. Menurut para ahli, gempa di Bulan berkaitan dengan pasang surut jarak Bumi dan Bulan. Gempa di Bulan juga biasanya terjadi di kedalaman, tengah-tengah permukaan, dan di pusat Bulan. 

Pada 28 April 2001, seorang miliuner bernama Dennis Tito berwisata ke Bulan selama 8 hari, dengan biaya sebesar 20 juta dollar AS.

Related

Science 3724558486355562927

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item