Apakah Hewan juga Kentut seperti Manusia? Ini Jawabannya
https://www.naviri.org/2021/02/apakah-hewan-juga-kentut-seperti.html
Naviri Magazine - Hewan semacam anjing, kucing, sapi, kuda, atau gajah, juga kentut sebagaimana manusia. Bahkan, kentut beberapa hewan, semisal anjing dan kucing, lebih busuk dibanding kentut manusia.
Hal itu terjadi karena kedua hewan tersebut adalah karnivora atau pemakan daging. Daging kaya protein, dan protein mengandung banyak sulfur, sehingga kentut anjing dan kucing pun lebih busuk.
Sementara sapi, kuda, atau gajah, adalah hewan herbivora. Mereka memproduksi kentut lebih banyak, lebih lama, dan bunyinya juga lebih keras, namun relatif tidak berbau.
Yang mungkin belum pernah kita bayangkan, ikan ternyata juga kentut. Tiga orang peneliti—Bob Batty, Ben Wilson, dan Larry Dill—menjadi ilmuwan pertama yang mengungkapkan hal itu.
Berdasarkan penelitian mereka, beberapa jenis ikan hering memiliki metode unik dalam berkomunikasi. Ikan-ikan itu membuang gas untuk berinteraksi dengan sesamanya. Pada waktu ikan buang gas, gelembung yang dihasilkan akan menciptakan suara berfrekuensi tinggi yang hanya bisa didengar sesama hering.
Ikan-ikan itu menggunakan suara kentut untuk membentuk “kawanan protektif” di malam hari, guna membantu mereka tetap aman. Para peneliti menyatakan, hering hanya berisik pada waktu malam, dan hal itu menunjukkan suara membuat ikan mampu mencari lokasi temannya ketika visibilitas rendah.
Tidak seperti kentut biasa, gas ikan tersebut tidak berasal dari proses pencernaan. Pada ikan, udara “dimakan” dari permukaan, dan mereka mengeluarkannya di lubang kecil dekat anus ikan. Karenanya, kentut ikan lebih pada definisi teknis. Untuk penemuan tersebut, ketiga ilmuwan di atas mendapatkan hadiah Nobel, karena dianggap bermanfaat.
Selain hewan-hewan tersebut di atas, hewan yang paling terkenal sebagai “tukang kentut” adalah sigung. Di dunia hewan, kentut sigung adalah malapetaka, karena baunya yang luar biasa.
Sigung (skunk) adalah mamalia hitam bergaris putih, yang dianggap sebagai hewan paling bau sedunia. Namun, sebenarnya, hewan itu tidak selalu bau. Sigung baru memunculkan bau setelah mengeluarkan kentut mematikan yang memang merupakan pertahanan dirinya.
Ketika merasa terancam, sigung akan mengeluarkan kentut. Namun, sebelum itu biasanya ia akan memberikan sinyal peringatan terlebih dulu pada musuhnya, dengan cara mendesis, menghentakkan kaki, atau mengangkat ekor ke udara.
Jika musuh tidak juga pergi, sigung baru mengeluarkan senjata pamungkasnya. Ia akan mengarahkan pantatnya ke musuh, mengangkatnya, dan kemudian melepaskan kentut yang mematikan.
Semprotan kentut sigung dapat menyebar hingga sejauh 3 meter, dan efek baunya dapat tercium dari jarak 1 kilometer. Bau busuk itu bahkan dapat meresap ke dalam dedaunan karena kuatnya.
Semprotan itu tidak mematikan, namun baunya cukup untuk membuat predator mana pun segera menjauh dari daerah tersebut, dan bau itu biasanya akan terus tercium hingga berhari-hari. Hewan-hewan lain yang bertahan di daerah itu biasanya akan sangat tidak nyaman dengan bau tersebut.
Kentut sigung dihasilkan dari dua kelenjar yang terletak di samping anusnya. Kelenjar itu mengeluarkan cairan seperti kabut keemasan, yang disebut musk. Dalam satu kesempatan, sigung dapat melepaskan musk sebanyak 6 kali atau lebih tanpa henti.
Selain berbau sangat menyengat, musk juga berbahaya. Jika masuk ke mata, korbannya akan merasakan mata seperti terbakar, bahkan bisa mengakibatkan kebutaan.
Seperti disebutkan di atas, kentut sigung adalah senjata pertahanan diri. Ia akan melepaskannya ketika terkejut atau merasa terancam bahaya. Namun sigung tidak bisa mengeluarkan kentutnya terus-menerus, karena cairan itu juga bisa habis.
Kalaupun dia melakukannya, kentutnya tidak lagi berbahaya, karena musk-nya sudah habis. Ia butuh waktu untuk bisa kembali mengumpulkan “kekuatan” kentutnya. Karena itu, sigung tidak bisa kentut semaunya.
Fakta:
Selain sigung, rayap adalah produsen kentut terbesar.
Kucing juga bisa mengeluarkan kentut.
Kuda nil mengeluarkan gas (kentut) lewat mulut.
Penelitian medis yang dilakukan Zhongda Hospital di Southeast University, Nanjing, Cina, menyebutkan bahwa hidrogen sulfida yang terkandung dalam kentut memiliki kemampuan membantu mengurangi tekanan darah. Karena kenyataan itu, para ilmuwan di sana sedang memikirkan cara memanfaatkan kentut sebagai obat untuk orang yang menderita tekanan darah tinggi.