Gila, Orang Ini Meminjam Buku dan Tidak Mengembalikan Sampai 220 Tahun!


Naviri Magazine - Almarhum Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI), punya anekdot terkenal menyangkut buku. “Hanya orang bodoh yang mau meminjamkan bukunya,” kata Gus Dur, “tapi lebih bodoh lagi orang yang mengembalikan buku yang dipinjamnya.”

Sebagian besar kutu buku punya penyakit yang sama; alergi pada peminjam buku. Bagi mereka, para kutu buku, lebih baik meminjamkan uang atau barang lainnya, daripada meminjamkan buku. “Alergi” itu muncul, karena kenyataannya para peminjam buku sering “ndablek” dan tidak bertanggung jawab atas buku yang dipinjamnya. 

Meski dipinjami secara gratis, para peminjam itu—entah kenapa—banyak yang menyia-nyiakannya. Tidak jarang, sebuah buku pinjaman seseorang terlentang sampai berbulan-bulan tanpa dibaca sama sekali. Kadang pula dipinjamkan pada orang lainnya lagi. Atau diletakkan seenaknya di tempat-tempat tak semestinya, hingga mudah rusak, lecek, atau bahkan hilang. 

Karena kenyataan itulah, para kutu buku sering berat hati meminjamkan bukunya pada orang lain.

Nah, dalam urusan pinjam-meminjam buku, siapakah kira-kira orang di dunia ini yang paling “ndablek”? Jawabannya mungkin mengejutkan. George Washington. Ya, George Washington yang itu! Tidak tanggung-tanggung, presiden Amerika itu meminjam buku di perpustakaan kota, dan tidak mengembalikannya hingga 220 tahun!

Kisahnya dimulai pada 5 Oktober 1789. Ditemani ajudannya, Presiden Washington meminjam dua buku di perpustakaan kota, yang saat itu merupakan satu-satunya di Manhattan. Dua buku yang dipinjam adalah disertasi dalam bidang hubungan internasional berjudul Law of Nations, dan sebuah transkrip debat dari parlemen Inggris. 

Pada waktu peminjaman itu, Washington bahkan tidak menulis namanya dalam buku daftar peminjam. Ia menyuruh ajudannya untuk mengisi buku itu, dan si ajudan hanya menulis “Presiden” di kolom peminjam.

Mestinya, berdasarkan peraturan perpustakaan, kedua buku pinjaman tersebut harus sudah dikembalikan sebulan setelah dipinjam. Berdasarkan peraturan pula, keterlambatan pengembalian buku pinjaman akan dikenakan denda yang dihitung sejak hari keterlambatan hingga waktu buku dikembalikan. Dalam hal itu, George Washington belum mengembalikan dua buku pinjamannya.

Kasus “peminjam buku paling ndablek sedunia” itu terungkap pada awal 2010, ketika para pegawai perpustakaan tertua di New York sedang melakukan proses digitalisasi daftar peminjam buku dari zaman awal didirikannya perpustakaan tersebut. 

Berdasarkan data yang ada, diketahui George Washington belum mengembalikan buku pinjamannya. Dua buku yang dipinjamnya juga tidak ada dalam daftar perpustakaan. Presiden satu itu memiliki reputasi tidak pernah berbohong, tapi rupanya ia tidak sempurna dalam hal meminjam buku.

Jika disesuaikan inflasi, maka Washington akan terkena denda sebesar 300 ribu dollar AS karena selama 220 tahun terlambat mengembalikan buku. Namun perpustakaan bersangkutan menyatakan tidak akan mengenakan denda, meski tetap menginginkan buku yang dipinjam tersebut dikembalikan. 

Yang jadi masalah, dua buku yang dipinjam itu sudah raib entah kemana, karena anak turun Washington pun tidak mengetahui keberadaannya.

Kita semua tentu sepakat, George Washington mungkin lupa mengembalikan buku yang dipinjamnya karena ia seorang presiden yang banyak urusan, banyak masalah, banyak pekerjaan. 

Fakta ia mau meminjam buku di perpustakaan saja sudah cukup membesarkan hati kita, karena artinya dia masih mau membaca buku di sela-sela kesibukannya. Yang sulit kita sepakati adalah orang yang jelas-jelas bukan presiden, tapi lupa mengembalikan buku pinjamannya!

Fakta:

Novel Fifty Shades of Grey karangan E.L. James tercatat sebagai buku yang paling cepat terjual dengan jumlah penjualan mencapai satu juta eksemplar. Dari segi penjualan, novel itu mengalahkan The Da Vinci Code karangan Dan Brown. The Da Vinci Code mencapai satu juta eksemplar pada minggu ke-36, sedang penjualan Fifty Shades of Grey sudah mencapai satu juta buku pada minggu ke-11. 

Jika dihitung penjualan per minggu, novel karya E.L. James terjual 397.889 eksemplar per minggu, dan angka itu sekaligus mengalahkan penjualan novel J.K. Rowling, The Tales of Beedle the Bard yang “cuma” terjual 367.625 eksemplar per minggu pada 2008.

Related

History 5116457022357324848

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item