Ini Penyebab Otot Kita Tampak Lebih Besar Setelah Berolahraga


Naviri Magazine - "Pump adalah sensasi pertumbuhan otot yang dirasakan oleh binaragawan. Beberapa atlet binaraga akan mengatakan kalau rasanya lebih baik. Memang tak bisa dipastikan kebenarannya, tetapi pumping adalah salah satu sensasi fisik terhebat dan paling rumit yang bisa kalian miliki. Bagian tubuh yang nge-pump rasanya seperti rekaman cepat dari bunga mekar atau pematangan biji; otot ibarat kelopak yang mekar dalam hitungan detik."

Begitulah kira-kira Charles Gaines dan George Butler—yang berjasa dalam karier Arnold Schwarzenegger berkat film Pumping Iron—menggambarkan sensasi fisik "pumping."

Semua orang suka merasakan ototnya mengalami 'pump'. Otot-ototmu jadi lebih besar, dan kulit terasa lebih kencang. Kalian tampak lebih berotot daripada yang sebenarnya, terutama kalau berkaca dari sudut dan pencahayaan yang tepat.

Kalian merasa percaya diri setelahnya. Menurut psikoanalis Austria, Wilhelm Reich, semua sensasi menyenangkan ini punya ciri aliran darah dari pusat otot hingga pinggirannya.

Lalu, mengapa otot bisa nge-pump? Apa yang sebenarnya terjadi di dalam otot sehingga kalian merasakan itu? Apakah ini pertanda otot bertambah besar?

Katakanlah kalian mengangkat barbel dan mulai melatih bisep. Saat kalian mengayunkan barbel, serat-serat di dalam otot bisep membesar. Ini menekan pembuluh darah, dan mengedarkan darah dari otot.

Berhubung darah dengan cepat dipompa ke dalam bisep (ada peningkatan aliran darah ketika kalian berolahraga), otot membesar untuk sementara karena darah. Senyawa yang dikenal sebagai metabolit—beberapa di antaranya menimbulkan sensasi membengkak setelah latihan berat—terbentuk di dalam bisep setiap kali latihan. Ini memberikan efek cairan tambahan yang ditarik ke dalam otot.

Sensasi nge-pump tersebut ditimbulkan oleh akumulasi darah dan cairan dalam otot. Ketika menyelesaikan set, bisep kalian tampak dan terasa lebih besar, karena memang itu yang terjadi. Itulah sebabnya binaragawan suka melakukan set high-rep sebelum tampil. Otot mereka bakalan kelihatan lebih besar. 

Hasilnya, mereka berpeluang tinggi memenangkan kontes. Sayangnya, efek pump cenderung cuma sebentar, dan ukuran otot akan kembali seperti semula saat kalian mandi atau pulang nge-gym.

Akan tetapi, tak semua bentuk latihan bisa membuat otot kalian tampak lebih besar setelah olahraga. Program yang melatihmu agar lebih kuat—melibatkan angkat beban, low rep, dan waktu istirahat yang lebih lama—biasanya tidak membuat otot lebih nge-pump.

Kenapa tidak? Akumulasi metabolitnya menjadi lebih sedikit karena jumlah repetisinya kurang banyak. Akibatnya, otot tidak sempat membesar dengan darah. Waktu istirahat yang lebih lama juga membuat metabolit keburu keluar dari otot sebelum kalian mulai latihan lagi.

Mereka yang ingin menambahkan massa mungkin akan bertanya-tanya, apakah pumping memang bisa memperbesar otot. Beberapa pelatih mengatakan kalau pumping hanyalah efek sementara dan tidak berarti apa-apa. Otot kalian mungkin membesar selama beberapa jam, tetapi bukan berarti akan tumbuh lebih cepat.

Sementara yang lain berpendapat kalau nge-pump sangat penting bagi pertumbuhan otot. Menurut mereka, olah raga sia-sia kalau tidak pumping. Mereka bersumpah pumping dapat merangsang pertumbuhan otot.

Ada banyak penelitian yang menunjukkan kalau latihan dengan beban lebih ringan dan repetisi lebih banyak—jenis latihan yang bisa membuat otot nge-pump—sangat efektif membentuk otot dalam jangka panjang. 

Meskipun demikian, otot bisa tetap bertambah besar dengan latihan yang dirancang agar kalian lebih kuat—mengangkat beban berat, sedikit repetisi, dan beristirahat lebih lama setiap set. Teknik ini bisa nge-pump otot, tapi efeknya tidak sama seperti jenis olahraga yang satunya lagi.

Dalam studi terbitan 2015, sekelompok peneliti dari AS membandingkan dua program latihan selama delapan minggu. Binaragawan di kelompok pertama harus melakukan empat set latihan sebanyak 10 hingga 12 repetisi, dan beristirahat selama satu menit di setiap latihan. 

Jumlah set kelompok kedua juga sama, tapi mereka menggunakan benda yang lebih berat, sehingga mereka hanya bisa melakukan 3 hingga 5 repetisi dan beristirahat selama tiga menit. Tak ada yang berbeda selain itu, termasuk latihan dan jumlah hari latihan per minggunya.

Apabila benar pumping sangat penting bagi pertumbuhan otot, maka atlet angkat beban yang sering latihan high-rep seharusnya lebih berotot. Akan tetapi, kenyataannya tidak seperti itu. Komposisi tubuh antara kelompok tidak berbeda secara statistik, karena baik latihan “high pump” maupun “low pump” memiliki efek yang sama pada pertumbuhan otot.

Para peneliti melihat lebih banyak pertumbuhan otot pada grup yang mengangkat beban lebih berat (secara fisiologis, ini relevan). Laki-laki yang mengikuti latihan repetisi lebih rendah dengan beban lebih berat paling banyak mengalami perkembangan otot.

Jadi, pumping itu bukan keharusan saat mengembangkan otot. Mungkin rasanya enak ketika kamu mengangkat beban di gym, tapi itu bukan bagian yang kritis untuk mencapai hasil jangka panjang. Selain itu ada banyak jenis latihan yang menimbulkan pump untuk stimulus ideal mengembangkan otot. Berbagai cara tadi efeknya muncul secara berbeda lewat bermacam variasi mengangkat beban berat.

Kalau kamu ingin mengembangkan ototmu secara maksimal, angkatlah beban ringan dan berat. Memadukan beban berat dengan beban ringan dan lebih banyak repetisi akan memanfaatkan semua arus yang berkaitan dengan pertumbuhan otot, sekaligus menghasilkan sensasi memuaskan setelah mengalami pump.

Related

Sports 1013196529450022360

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item