Kapitalisme, Akar Berbagai Bencana Serta Kerusakan di Bumi


Naviri Magazine - Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang lahir beriringan dalam sejarah bersama kolonialisme, perbudakan manusia, eksploitasi buruh, dan ekstraksi sumber daya bumi sebanyak mungkin. Kapitalisme bukan solusi terbaik untuk masalah-masalah di bumi. Justru kapitalisme adalah masalahnya.

Ide turunan liberalisme seperti pro-kapitalisme, keadilan upah tenaga kerja, dan perdagangan bebas, selalu bergantung pada fakta akan ada kalangan tertentu yang tidak dapat mengakses semua hak secara merata. Terutama kaum etnis minoritas.

Perubahan sistem ekonomi dari merkantilisme menjadi kapitalisme pada abad ke-18, ditopang oleh pertumbuhan ekonomi bangsa-bangsa Barat setelah punya jajahan, terutama di Afrika dan Asia. Artinya, sejak dulu, hak-hak istimewa yang dibanggakan pendukung kapitalisme selalu bersyarat.

"Kaum liberal mendukung sistem yang memastikan selalu ada kelompok yang dirugikan atau diisap haknya. Pola pikir mereka mendukung pemberian hak istimewa kepada kalangan-kalangan tertentu," tulis Lisa Lowe, Guru Besar Yale University, "dan memperlakukan yang lain sebagai kelas buruh yang layak dibuang dan dikorbankan."

Eksploitasi manusia itu diperparah lagi dengan maraknya eksploitasi Bumi selama satu abad terakhir. Dalam buku This Changes Everything, Naomi Klein menyebut logika kapitalisme masa kini sebagai “extraktivisme,” yaitu pola pikir pokoknya mendorong kapitalisme. Pendukungnya menganggap manusia sebagai penguasa bumi, dan sebab itu manusia boleh mengeksploitasinya.

"Pandangan ekstrativisme bertolak belakang dengan peran riil manusia di bumi. Seharusnya kita tak sekadar memanfaatkan sumber daya bumi, tetapi juga memulihkannya, agar manusia dapat terus bertahan hidup," tulis Klein. 

"Kerusakan Bumi ini sekaligus melibatkan eksploitasi brutal tenaga kerja manusia, semuanya memicu beban sosial yang menimbulkan segregasi dalam masyarakat."

Klein menjelaskan, extraktivisme bergantung pada pembagian “zona korban” yang dianggap pemimpin kapitalis sebagai daerah layak dieksploitasi. Daerah-daerah ini “dihabiskan, diracuni, atau dihancurkan”, demi melipatgandakan keuntungan korporat.

"Zona korban" ini adalah daerah-daerah yang pernah dijajah, dieksploitasi, dan paling rentan terhadap perubahan iklim. Contohnya Mozambique, yang sering terkena topan. Contoh lainnya Jakarta, yang perlahan tenggelam dan sering kebanjiran, sehingga warganya telantar. Atau Myanmar, negara dengan riwayat genosida dan perang sipil, yang baru-baru ini mengalami tanah longsor menewaskan 54 orang.

Fenomena-fenomena ini bukan "bencana alam", melainkan bencana yang disebabkan perubahan iklim di bumi. Berbagai faktor itu membuat wilayah tersebut menurut pasar layak dikorbankan dan dihancurkan. Inilah contoh dampak perubahan iklim sekaligus kolonialisme.

Related

Science 2323124012386180260

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item