Kisah Petualangan Gonbe dan Seratus Itik yang Terbang ke Langit


Naviri Magazine - Di sebuah desa, tinggal seorang ayah dengan anak laki-lakinya, bernama Gonbe. Mereka hidup dari berburu itik. Setiap berburu, ayah Gonbe hanya menembak satu ekor itik saja. 

Melihat hal tersebut, Gonbe bertanya pada ayahnya, "Kenapa kita hanya menembak satu ekor saja, Yah?" 

"Karena kalau kita membunuh semua itik, nanti itik akan habis, dan tidak bisa berkembang biak. Selain itu, kalau kita membunuh itik sembarangan, kita bisa mendapat hukuman.”

Beberapa bulan kemudian, ayah Gonbe jatuh sakit, dan akhirnya meninggal dunia. Sejak saat itu, Gonbe berburu itik sendirian, dan menjualnya. Lama kelamaan, Gonbe bosan dengan pekerjaannya. Ia mendapatkan sebuah ide. 

Keesokan harinya, Gonbe datang ke danau yang sudah menjadi es. Ia menebarkan makanan yang sangat banyak untuk itik-itik. Tak berapa lama, itik-itik mulai berdatangan, dan memakan makanan yang tersebar. Karena kekenyangan, mereka tertidur. 

Gonbe segera mengikat itik-itik menjadi satu. Ia mengikat 100 itik sekaligus. Ketika itik ke seratus akan diikatnya, tiba-tiba itik-itik tersebut terbangun dan segera terbang. Gonbe yang takut kehilangan tangkapannya, segera memegang tali yang diikatkannya ke itik-itik tersebut. 

Karena banyaknya itik yang diikat, Gonbe terangkat dan terbawa ke atas. Gonbe terus terbang, terbawa melewati awan. Di awan tersebut, ayah dan anak halilintar sedang tidur nyenyak. 

"Dugg!" Kaki Gonbe tersandung badan ayah halilintar. Ayah halilintar terbangun sambil marah-marah. Ia segera mengeluarkan halilintarnya, yang kemudian menyambar tali-tali yang mengikat itik-itik.

Gonbe jatuh ke dalam laut! Ia jatuh tepat di atas kepala naga laut yang berada di kerajaannya. Naga laut marah, dan mulai memutar-mutar ekornya, lalu memukulkannya ke Gonbe. 

Gonbe terbang lagi dari dalam laut. Akhirnya, Gonbe jatuh ke tanah dengan kecepatan tinggi. Gonbe lalu jatuh ke atap jerami rumah seorang pembuat payung. 

"Kamu tidak apa-apa?" tanya si pembuat payung sambil menolong Gonbe. 

"Maaf, atap Anda jadi rusak. Berilah pekerjaan pada saya untuk mengganti kerugian Anda," kata Gonbe. 

"Kebetulan, aku memang sedang kekurangan tenaga pembantu," kata pembuat payung.

Sejak itu, Gonbe rajin membuat payung. Suatu hari, ketika sedang mengeringkan payung di halaman, datang angin yang sangat kencang. Karena takut payungnya terbang, Gonbe segera menangkap payung tersebut. Tetapi payung terus naik ke atas bersama Gonbe. 

Dengan tangan gemetaran, Gonbe terus memegang payung sambil terus terbang dengan payungnya, hingga melewati beberapa kota. Payung tersebut akhirnya robek karena tersangkut menara dan pohon-pohon. Gonbe pun jatuh. 

Untungnya, ia jatuh tepat di sebuah danau. Gonbe merasa lega. Tidak berapa lama, tiba-tiba kepala Gonbe dipatuk oleh sekawanan hewan. 

"Lho, ini kan itik-itik yang aku ikat dengan tali. Ternyata benar, kita tidak boleh serakah menangkap itik banyak sekaligus." 

Akhirnya, Gonbe melepaskan tali-tali yang mengikat kaki-kaki itik tersebut, dan membiarkan mereka terbang dengan bebas.

Moral cerita: 

Kita tidak boleh menjadi orang yang tamak dan serakah serta kikir. Cerita di atas menggambarkan adanya hukuman bagi orang yang tamak serta melanggar ketentuan yang sudah ada.

Related

Romance 9192991053757868093

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item