Membayangkan Pernikahan ternyata Punya Manfaat Tak Terduga


Naviri Magazine - Kata riset, menikah itu banyak untungnya. Umur lebih panjang, stres berkurang, kehidupan sosial, dan tentu saja, seks lebih baik.

Ternyata, efek baik pernikahan tidak hanya dapat dirasakan oleh mereka yang memiliki pasangan, atau sedang merencanakan pernikahan. Sekadar membayangkan masa depan sebagai suami atau istri saja, baik hasilnya bagi Anda.

Menurut riset, hal ini berlaku bagi kaum remaja dan mereka yang masih muda. Jadi, saat membayangkan akan menikah lima tahun lagi, tanpa disadari Anda akan menjaga perilaku. Begitu kesimpulan hasil studi Center for Human Resource Research Ohio, dikutip EurekAlert.

Penelitian sebelumnya telah membuktikan, orang yang sudah menikah cenderung tidak melakukan kejahatan. Studi dari Ohio ini merupakan yang pertama menunjukkan kaum muda akan berperilaku baik, hanya dengan berpikir untuk menikah.

Dilansir Hello Giggles, periset Rachel Arocho, Claire Kamp Dush, dan tim, menggunakan data dari National Longitudinal Survey of Youth. Mereka fokus pada ribuan orang berusia 15 sampai 20 tahun.

Untuk penelitian ini, partisipan diminta untuk memperkirakan kemungkinan mereka menikah dalam 5 tahun. Dalam sesi wawancara lanjutan, mereka juga ditanya apakah pernah melakukan kenakalan sejak wawancara sebelumnya. Misal, penyerangan, pencurian, perusakan, sampai yang berhubungan dengan narkotika.

"Anda mulai berperilaku layaknya orang yang sudah menikah, bahkan sebelum hari pernikahan itu tiba," ujar Arocho. 

"Ini sekaligus jadi pengingat bahwa pernikahan masih merupakan hal penting," tegas Dush.

Rata-rata partisipan dari tahun 2000 mengungkapkan, ada 43 persen kemungkinan mereka akan menikah dalam 5 tahun. Jumlah ini meningkat jadi 48 persen pada 2001.

Di tahun yang sama, jumlah kaum muda yang pernah melakukan kenakalan turun drastis. Jika sebelumnya 1.492 orang melaporkan rata-rata 1,74 kenakalan pada tahun 2000, pada 2001 dari 1.273 orang melaporkan rata-rata terjadi 1,62 insiden.

Semakin tinggi seseorang berekspektasi menikah dalam waktu dekat, semakin rendah level kenakalan yang mungkin dilakukannya. Kata Arocho, perilaku ini dilatarbelakangi beberapa alasan.

Bisa jadi mereka merasa perlu menjaga perilaku agar dapat diterima secara sosial. Jadi mereka dilihat sebagai calon pasangan hidup yang baik.

Dan lagi, menurut Arocho, orang dengan pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan baik, punya kesempatan menikah yang lebih baik. Tentu, kenakalan dapat menjadi penghalang dalam mencapai tujuan tersebut.

"Jika Anda berencana menikah, mungkin Anda melakukan segala sesuatunya dengan berbeda. Termasuk bersikap layaknya orang dewasa," pungkas Arocho.

Related

Psychology 1164344889682676581

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item