Menguak Rahasia di Balik Kesuksesan Facebook dan Twitter


Naviri Magazine - Jika diminta menyebutkan media sosial di internet, nyaris semua orang akan menyebut dua nama tenar, yaitu Facebook dan Twitter. Padahal, Facebook dan Twitter bisa dibilang “anak kemarin sore”. Jauh sebelum lahirnya dua media sosial tersebut, internet telah diramaikan oleh berbagai media sosial lain yang pernah tenar, dari Friendster, MySpace, sampai Koprol.

Sayangnya, media sosial semacam Friendster dan yang lain tidak mampu mempertahankan eksistensi mereka, hingga belakangan bubar atau mati suri. Friendster telah dinyatakan tutup, dan sekarang berubah menjadi situs permainan game. 

MySpace memang masih ada, namun keberadaannya seperti mati suri. Hidup tidak terlihat geraknya, namun juga tidak bisa dibilang mati. Begitu pula Koprol dan yang lain.

Bagaimana pun, Facebook dan Twitter memang kini menjadi saluran favorit media sosial di seluruh dunia. 

Kedua media sosial tersebut menjadi kanal yang begitu akrab digunakan. Beragam alasan orang menggunakan saluran ini, mulai dari untuk mengetahui informasi terkini, kabar dari teman, berita terhangat, hingga info-info menarik. Informasi-informasi dari media sosial ini bahkan tak jarang menjadi rujukan penting bagi publik.

Tentu, ada banyak alasan mengapa situsweb-situsweb media sosial selain Facebook dan Twitter, gagal di pasaran. Mereka umumnya tidak mengikuti perkembangan teknologi dan kemauan pengguna. Hal inilah yang sudah diantisipasi oleh Facebook, sehingga mampu bertahan cukup lama sejak kehadirannya.

Kala pertama muncul secara global, saat itu publik sedang asik-asiknya menikmati gim online. Melihat peluang, Facebook masuk dengan menghadirkan gim berbasis internet yang membikin penggunanya betah-betah berada di sana. 

Zynga merupakan salah satu perusahaan yang pernah menikmati manisnya Facebook yang, selain menjadi platform media sosial, juga menjadi pusat permainan gim online. Zynga sukses bersama Facebook kala itu karena berhasil menbuat gim-gim berkualitas yang dibuat untuk Facebook.

Di masa-masa awal, Facebook hadir secara global, permintaan bermain gim bersama di platform tersebut begitu mendominasi.

Selain soal gim, Facebook sukses karena di platform tersebut telah tersedia beragam fitur yang membantu penggunanya berinteraksi secara lebih baik dengan pengguna lainnya. Fitur chat, atau kini dikenal Facebook Messenger, merupakan fitur yang banyak digunakan pengguna. 

Dengan fitur itu, pengguna bisa langsung saling berbincang secara privat dengan pengguna lainnya. Sesuatu yang tidak bisa dirasakan pengguna Friendster. Kala ingin berbincang secara privat, pengguna Friendster dahulu melakukannya dengan memanfaatkan layanan lain, semisal MIrc.

Facebook (dan Twitter) berjaya karena platform tersebut selalu mengikuti kemauan pengguna. Facebook diketahui secara konsisten masih terus-menerus mengubah algoritma mereka. 

Di halaman newsfeed atau timeline, Facebook menyesuaikan tampilan dengan tren yang dikehendaki pengguna. Saat video mulai diadopsi secara masif, algoritma Facebook kemudian dirancang untuk lebih utama menampilkan postingan berupa video daripada postingan lainnya.

Dari kisah hidup media sosial lain dan berhasilnya Facebook dan Twitter melintas zaman, mengikuti perubahan adalah sesuatu yang memang harus dilakukan. Jika tetap ngotot mempertahankan sesuatu yang telah usang, nasib seperti Friendster adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi. 

Related

Internet 2338621762191284090

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item