Misteri Hujan Darah yang Terjadi di India Akhirnya Terungkap


Naviri Magazine - Beberapa tahun lalu, kita dikejutkan dengan fenomena 'hujan darah' di India. Nama atau istilahnya sudah menyeramkan, jadi membangkitkan praduga-praduga yang sama menyeramkan. Ada yang bilang serangan alien, sampai tanda-tanda akhir zaman. Apa yang sebenarnya terjadi?

Lumut Trentepohlia
 
Pada awalnya, CESS (Centre for Earth Science Studies) mengatakan bahwa kemungkinan penyebab 'hujan darah' adalah meteor yang meledak, yang menyebarkan sekitar 1.000 kg material.

Tapi beberapa hari kemudian, CESS mencabut pernyataan tersebut. Mereka bilang, setelah menjalankan evaluasi Basic Light Microscopy, yang membuat hujan berwarna merah adalah partikel yang menyerupai spora. Ditambah lagi karena hasil ledakan meteor tidak mungkin terus jatuh dari stratosfer menuju wilayah yang sama, saat tidak terpengaruh oleh angin.

Karena ini adalah spora, maka sampel diserahkan kepada Tropical Botanic Garden And Research Institute (TBGRI) untuk dilakukan studi mikrobiologi.

Akhirnya, CESS dan TBGRI ditugaskan oleh Departemen Sains dan Teknologi India untuk mengeluarkan laporan bersama, yang menyimpulkan bahwa warna merah disebabkan adanya sejumlah besar spora dari ganggang membentuk lumut dari jenis Trentepohlia. Verifikasi lapangan menunjukkan bahwa kawasan itu punya banyak lumut jenis tersebut. 

Contoh lumut diambil dari Changanacherry. Saat dikultur dalam media ganggang juga menunjukkan adanya spesies yang sama dari ganggang. Kedua sampel (dari air hujan dan dari pohon-pohon) juga dihasilkan dari jenis alga yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa spora yang terlihat pada air hujan paling memungkinkan berasal dari sumber-sumber lokal.

Sumber kemudian dikunjungi lagi, dan ditemukan bahwa hampir semua pohon dan batu di daerah tersebut tertutup oleh lumut Trentepohlia, dan diperkirakan bahwa tingkat lumut di wilayah ini sudah cukup untuk menghasilkan kuantitas spora yang membuat air hujan berwarna merah atau oranye.

Trentepohlia adalah Chlorophyte ganggang hijau, yang dapat tumbuh subur pada tanah, kulit pohon, atau batu yang lembap. Ia juga merupakan simbion fotosintesis atau photobiont dari banyak lumut, termasuk beberapa dari mereka banyak ditemukan di pohon-pohon di daerah Changanacherry. 

Lumut bukan organisme tunggal, tetapi hasil dari sebuah kemitraan (simbiosis) antara jamur dan ganggang atau cyanobacteria.

Munculnya pernyataan ini secara resmi membantah hipotesa-hipotesa yang diklaim sebagai penyebab 'hujan darah', di antaranya ledakan meteor, letusan gunung, debu padang pasir dari Arabia, apalagi serangan alien.

Pernyataan CESS dan TBGRI juga didukung oleh Milton Wainwright dari Universitas Sheffield, yang bersama-sama dengan Chandra Wickramasinghe telah mempelajari spora stratosfir pada bulan Maret 2006.

Namun masih ada misteri yang belum terungkap sampai sekarang, yaitu bagaimana spora-spora itu bisa naik ke langit.

Related

World's Fact 9205748809549719904

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item