Orang Amerika Benci Nonton Film Pakai Subtitle, Ini Alasannya (Bagian 1)


Naviri Magazine - Film Parasite kembali menorehkan tinta emas. Setelah beberapa bulan lalu didapuk sebagai pemenang Palem Emas—Palme d’Or—Festival Film Cannes, Kamis awal Januari kemarin giliran ajang Golden Globe yang memberinya penghargaan serupa: Film Berbahasa Asing Terbaik.

Kemenangan Parasite memang patut dirayakan. Namun, pidato sang sutradara, Bong Joon-ho, juga tak boleh dilewatkan begitu saja.

“Ketika Anda bisa mengatasi hambatan bahasa [dalam film], maka Anda akan diperkenalkan dengan banyak film yang luar biasa,” katanya, dibantu penerjemah, seperti diberitakan Dazed Digital. “Saya pikir, kami hanya menggunakan satu bahasa: film.”

Apa yang diungkapkan Bong seperti merangkum kondisi film berbahasa asing di pasar AS. Mari kita lihat data yang ada. 

Laporan Box Office Mojo, seperti dipacak Indiewire, menyebut bahwa film box office berbahasa asing telah mengalami penurunan pendapatan selama rentang tujuh tahun. Pada 2007, misalnya, lima film berbahasa asing teratas mengumpulkan $38 juta. Jumlah itu menurun jadi setengahnya, sekitar $15 juta, pada 2013.

Laporan Statista semakin menebalkan tren yang dialami film-film berbahasa asing. Data dari Statista mengambil film-film berbahasa asing yang masuk nominasi Oscar. Kesimpulan yang didapat yakni bahwa sekalipun film-film tersebut berjaya di Eropa dan sekitarnya, mereka melempem di pasar AS.

Film asal Italia garapan Paolo Sorrentino, The Great Beauty (2014), misalnya, hanya memperoleh $2,85 juta di AS—jauh ketimbang yang dikumpulkan di luar AS, yakni sebesar $18,5 juta. A Separation, film sineas Iran, Asghar Farhadi, yang menang Oscar untuk Film Berbahasa Asing Terbaik pada 2011, juga bernasib sama. Di luar AS, A Separation mendapatkan $12,8 juta. Sementara ketika diputar di AS, ia cuma memperoleh $7,1 juta.

Apa yang jadi penyebabnya? Anthony Kaufman, dalam laporan berjudul “The Lonely Subtitle: Here's Why U.S. Audiences Are Abandoning Foreign-Language Films”, yang diterbitkan Indiewire (2014), mencoba menjawab permasalahan tersebut.

Menurut Kaufman, faktor pertama yang menjadi pemicunya adalah kurangnya rumah produksi yang merilis film-film berbahasa asing. Tercatat, di Hollywood hanya ada Miramax, Weinstein Company, dan Sony Picture Classics, yang cukup rutin mendistribusikan film-film berbahasa asing di pasar AS. 

Dari mereka, publik AS mengenal The Artist (2011), The Grandmaster (2013), The Intouchables (2011), Amour (2012), A Separation, The Lunchbox (2013), hingga The Raid: Redemption (2011) yang dibintangi jagoan lokal kita: Iko Uwais.

Layanan streaming seperti Netflix, tulis Kaufman, sebetulnya dapat menjadi solusi kurangnya rumah produksi itu. Namun, alih-alih membantu, layanan streaming justru kian mempersempit akses bagi penyebaran film-film berbahasa asing. 

Alasannya sederhana: penyedia layanan streaming cenderung memilih film-film yang jelas laku, ketimbang mesti berjudi dengan film antah berantah. Jika pun ada, mereka lebih memasang film-film berbahasa asing yang berstatus klasik, seperti Seven Samurai (1954) garapan Akiro Kurosawa, atau Amelie (2001) yang dibintangi Audrey Tautou.

Walhasil, banyak dari film-film berbahasa asing tersebut yang kemudian lari ke platform yang kecil macam MUBI, Fandor, hingga SnagFilm. Kendati pertumbuhan layanan ini tergolong pesat, tapi pendapatan yang dihasilkan masih kalah jauh dari pemain besar seperti Netflix.

Faktor ketiga, dan ini yang paling krusial, adalah bahasa. Stephen Galloway, lewat “How Hollywood Conquered the World (All Over Again)” yang dipublikasikan Foreign Policy (2012), mengatakan, orang-orang AS tidak suka fasilitas alih bahasa, dan tak terlalu akrab dengan sulih suara. Padahal, dua hal itu memudahkan film-film berbahasa asing dinikmati di luar negara asalnya.

Soal alih bahasa, atau populer dengan subtitle, memang jadi masalah lawas di Hollywood. Jurnalis The New York Times, Judith Shulevitz, dalam laporan bertajuk “Film; Subtitles Have the Last Word in Foreign Films” (1992), menjelaskan subtitle adalah hambatan utama menuju film-film berbahasa asing.

Baca lanjutannya: Orang Amerika Benci Nonton Film Pakai Subtitle, Ini Alasannya (Bagian 2)

Related

Film 5762713760417602630

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item