Panduan Pintar Menggunakan Kartu Kredit dan Kartu Debit


Naviri Magazine - Ketika kita menggunakan kartu kredit untuk berbelanja, maka hakikatnya kita melakukan transaksi hutang dengan pihak bank penerbit kartu kredit yang kita gunakan. 

Selain itu, jangan lupakan adanya bunga yang cukup tinggi yang ditetapkan pada penggunaan kartu kredit. Karenanya, hanya gunakan kartu kredit untuk pembelian-pembelian yang bersifat mendesak, serta yang harganya memang cukup besar. 

Selain itu, kalau kita memang menggunakan fasilitas kartu kredit, maka sebaiknya jangan pernah mengambil fasilitas pinjaman tunai. Karena bunga yang dikenakan pada jenis pinjaman itu lebih tinggi dibandingkan dengan bunga kredit barang-barang yang dibeli. 

Bila ingin tetap menggunakan kartu kredit dalam transaksi pembayaran belanja yang kita lakukan, kita bisa membawa selalu surat tagihan bulanan, dengan tujuan untuk menghindari pembengkakan hutang yang kita lakukan. 

Jadi, sebelum meminta kasir menggesekkan kartu kredit milik kita, kita bisa melihat ke surat tagihan tersebut dan mengetahui berapa total hutang yang menjadi beban kita dalam bulan itu.

Hati-hati dengan kartu debit

Penggunaan kartu debet atau kartu debit memang relatif lebih aman dibandingkan dengan penggunaan kartu kredit. Karena kalau kartu kredit berfungsi sebagai hutang yang harus dibayar, maka kartu debit berfungsi sebagai pemotong saldo dalam rekening kita. 

Namun, meskipun relatif lebih aman, kartu debit juga perlu kehati-hatian dalam penggunaannya. Karena mungkin saja didorong oleh rasa ‘aman’ ini kemudian kita tak lagi peduli seberapa banyak yang kita belanjakan. Toh itu uang kita sendiri, mungkin kita berpikir seperti itu. 

Namun kemudian yang biasanya terjadi adalah kita menjadi ‘kaget’ ketika menyadari bahwa uang di dalam saldo rekening kita telah berkurang banyak. Sepertinya ada pencuri tak terlihat yang telah mengambil sejumlah uang kita. 

Namun tentu saja yang terjadi adalah diri kita sendirilah yang mengambilnya melalui kartu debit tadi. Karena tidak terasa dalam pengambilannya,  maka kita pun seringkali menjadi terlena.

Karenanya, ketika kita berbelanja dengan menggunakan kartu debit, ingat selalu bahwa ada ‘pencuri’ di dalam diri kita yang siap-siap memangsa isi saldo rekening kita. Sebab itu, hati-hati!

Perhatikan prioritas kredit

Kalau misalnya kita mengajukan suatu kredit kepada bank untuk tujuan membangun atau merenovasi rumah, dan pengajuan kredit tersebut telah dikabulkan oleh bank, jangan sekali-kali tergoda untuk menggunakan fasilitas kredit itu untuk keperluan lain selain untuk membangun atau merenovasi rumah. 

Karena jika dana yang ada itu disalahgunakan untuk keperluan lain, maka kita sama saja dengan mengundang masalah baru. Ingat prioritas!

Memang bukan hal yang mudah untuk mengerem apalagi menghentikan kebiasaan belanja yang biasanya termanjakan. Apalagi bagi orang-orang yang memang hobi berbelanja. 

Orang-orang ini sepertinya ‘tak bisa hidup kalau tidak berbelanja’. Akibatnya, gaya hidup mereka akan terpancang selalu pada rak-rak toko atau lorong-lorong swalayan. Mereka membutuhkan biaya hidup yang amat besar untuk mengurusi hobinya yang satu itu.

Karenanya, kalau kita kebetulan seorang yang hobi belanja atau setidaknya gila belanja, dan memiliki niat untuk mengurangi ‘kegilaan’ kita, ada tips-tips yang mungkin bisa membantu. Kenali tips-tipsnya:

Tetapkan apa saja yang dibutuhkan, yang benar-benar dibutuhkan, lalu cek jumlah uang yang tersedia, kemudian prioritaskan barang-barang kebutuhan itu.

Sebelum melakukan aktivitas berbelanja dan sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu yang diinginkan, tahanlah sebentar dan berikan waktu bagi diri sendiri untuk memikirkannya secara matang, untuk mempertimbangkan apakah barang tersebut perlu dimasukkan ke dalam daftar belanja ataukah tidak.

Datangilah tempat yang benar-benar kita tahu menyediakan barang-barang yang kita butuhkan, dan tak usah menyempatkan diri untuk mampir ke tempat-tempat yang tidak menyediakan barang-barang kebutuhan itu.

Sadari bahwa barang-barang yang didiskon biasanya adalah barang-barang stok lama, atau barang-barang baru yang mengalami cacat tertentu. Dengan kesadaran seperti itu, kita pun akan sedikit dapat mengerem ‘ketidaksadaran’ kita dalam berbelanja—khususnya berbelanja barang-barang diskon.

Pahami diri sendiri. Kalau kita sepertinya mudah menghambur-hamburkan uang tunai, maka sebaiknya bawa saja kartu debit atau kartu kredit. Namun kalau kita sepertinya paling suka gesek-gesek kartu di pusat perbelanjaan, maka sebaiknya bawa saja uang tunai.

Pikirkan selalu bahwa barang-barang yang kita beli akan membuat kita tetap nyaman setelah membelinya atau ketika mengenakannya. Jika pikiran semacam itu ternyata tidak ada, maka sebaiknya batalkan rencana pembelian.

Hindari untuk membeli barang-barang yang mudah diganti atau cepat aus. Pilihlah barang yang bisa digunakan dalam waktu yang cukup lama, sehingga keberadaannya akan mengerem hasrat kita untuk membeli lagi.

Tidak perlu terpengaruh oleh tren atau mode yang sedang berlangsung. Tren atau mode itu tidak akan berlangsung selamanya, jadi tidak perlu menganggarkan sebagian besar uang kita hanya untuk melayani mode. Kalau memang merasa perlu, gunakan saja sekitar 10 sampai 20 persen dari anggaran belanja kita, dan stop sampai di situ.

Related

Tips 9043363447455788957

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item