Studi Tentang Sistem Pendidikan di Jerman (Bagian 2)


Naviri Magazine - Artikel ini lanjutan artikel sebelumnya (Studi Tentang Sistem Pendidikan di Jerman – Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah artikel sebelumnya terlebih dulu.

Karena pemerintah berkehendak untuk menyejahterakan pekerja dengan mengembangkan ketrampilan teknis yang dimiliki oleh sebagian besar penduduk daerah pertanian, maka pendidikan politeknik dibuat dengan pendekatan kurikulum umum. 

Para putri petani dan pekerja sekarang telah siap memperoleh akses masuk ke sekolah menengah dan pendidikan tinggi sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengubah struktur kelas sosial sehingga sesuai dengan model komunis umumnya.

Semua guru yang terlibat dalam sistem pendidikan ini, kecuali guru taman kanak-kanak, mendapatkan pelatihan yang dilaksanakan di universitas dan lembaga pendidikan tinggi lain. Lama pelatihannya beragam, dari tiga tahun hingga lima tahun, tergantung tipe sekolahnya.

Sistem perjenjangan pendidikan

Sistem perjenjangan pendidikan yang dikembangkan di Jerman meliputi Taman Kanak-kanak, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Taman kanak-kanak adalah lembaga pendidikan prasekolah dasar di Jerman yang banyak ditiru di banyak negara lain, bahkan dalam negara berbahasa Inggris tetap dikenal dengan istilah Kindergarten, suatu istilah Jerman untuk sebutan Taman Kanak-kanak.

Inti proses belajar mengajar di TK ini bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak untuk mampu berpadu dalam masyarakat, mandiri dan siap untuk melangkah ke dalam pendidikan dasar. Anak-anak belajar dengan bermain.

Pendidikan dasar atau Sekolah Dasar (Grundschule) wajib dilalui oleh semua anak. Lamanya berkisar antara 4 hingga 6 tahun. Pada kebanyakan negara bagian (lander) pada dua tahun pertamanya tidak diberikan nilai rapor kepada anak, melainkan diberikan penilaian umum saja.

Setelah lulus dari pendidikan dasar, siswa mengikuti pelajaran di fase orientasi. Pada tahap ini, guru dan orangtua mendapatkan kesempatan untuk mengamati bakat dan kemampuan siswa, sehingga dapat menentukan model pendidikan selanjutnya. Setelah tahap ini, siswa dapat masuk ke salah satu dari tiga jenis sekolah ini:

Sekolah Utama (Hauptschulen), dimaksudkan bagi para pelajar yang mampu dan menaruh minat pada pelatihan praktik kejuruan selanjutnya.

Sekolah Menengah Umum Pertama (Realschule), untuk memenuhi kebutuhan komersial dan industrial bagi pekerja terampil.

Sekolah Menengah Umum (Gymnasium), untuk ini ada dua bentuk yang ditawarkan, yaitu Gymnasium Sains yang memberikan pelajaran bahasa klasik tradisional, dan Gymnasium Eksperimental, yang memberikan mata pelajaran ekserimental, pedagogi, teknik, kewanitaan, seni, ekonomi dan kajian sosial.

Ketiga sekolah di atas berakhir pada kelas 10. Setelah siswa mencapai kelas 10, maka siswa kemudian mengikuti pendidikan di industri (Berufsaubildung) atau sekolah kejuruan lanjutan (Fachschule), yang pada nantinya setiap lulusannya berhak untuk kuliah di sekolah tinggi ilmu dan teknologi terapan (Fachhochschule).

Bagi siswa Gymnasium, setelah kelas 10 bisa melanjutkan ke Fachschule atau tetap melanjutkan pendidikan di Gymnasium dan mengikuti ujian akhir setelah kelas 13 (abitur). Dengan ijazah abitur ini, siswa berhak kuliah di berbagai perguruan tinggi yang diminatinya.

Perguruan tinggi atau pendidikan tinggi adalah lembaga pendidikan yang meliputi universitas, universitas teknik, sekolah tinggi teologi, sekolah tinggi pelatihan guru, serta akademi seni, musik dan olahraga. Persyaratan pendaftaran bagi semua institusi ini adalah menyerahkan sertifikat arbitur, kecuali untuk beberapa akademi seni dan musik.

Potret Pendidikan Milik Swasta dan Negeri

Di seluruh sekolah negeri, sekolah diselenggarakan secara gratis dengan menyediakan pendidikan umum dan kejuruan. Sedangkan bagi sekolah swasta bisa menerima bantuan dari land apabila upaya yang dilakukan memenuhi minat masyarakat dan apabila mereka berubah menjadi sekolah negeri. 

Sebagai aturannya, gaji guru dibayar oleh lander. Biaya administrasi sekolah dan transportasi pelajar disubsidi oleh lander. Biasanya pendidikan yang dilakukan oleh swasta adalah pendidikan prasekolah.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa negara Jerman merupakan sebuah negara yang sangat peduli terhadap pendidikan. Hal itu dapat terlihat pada kebijakan yang diambil pemerintah yang berupa pemberlakuan wajib belajar sejak usia 6 sampai 18 tahun. Pembebasan biaya pendidikan di sekolah negeri dan subsidi bagi pihak swasta serta adanya pelatihan guru.

Adapun mata pelajaran yang diberikan hampir semuanya memungkinkan untuk membuat siswa dapat menjadi manusia yang kompeten yang mampu memajukan kehidupan bangsa dan negara karena berorientasi kerja.

Related

Education 57588577134336148

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item