Tak Terduga, Ini 7 Hewan yang Membantu Penyembuhan Penyakit


Naviri Magazine - Dr. Samantha Wright, psikolog yang mempelajari hubungan antara manusia dan hewan peliharaan, mengatakan bahwa tidak mustahil untuk mendapatkan manfaat potensial dari hewan sehubungan dengan masalah penyakit yang diderita manusia. 

Ia menyatakan, “Ide mengenai hewan peliharaan dan kesehatan yang baik, dihubungkan kembali dalam beberapa dekade belakangan ini. Ada banyak spesies yang dapat membantu mengembangkan pengobatan baru untuk segala macam penyakit.”

Pernyataannya itu memang benar, karena berdasarkan penelitian para ilmuwan, diketahui berbagai hal dari hewan yang kemudian bermanfaat dalam membantu penyembuhan penyakit pada manusia. 

Anjing bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi kanker, kelinci membantu penyembuhan kanker serviks, kucing membantu menyembuhkan kardiovaskuler, sementara lumba-lumba memberikan petunjuk mengenai cara mengatasi diabetes. 

Berikut ini uraian mengenai hewan-hewan yang telah membantu penyembuhan beberapa penyakit pada manusia.

Anjing

Anjing telah dikenal sebagai hewan yang memiliki indra penciuman sangat hebat, sehingga sering digunakan polisi untuk mengendus sesuatu dalam sebuah pengejaran atau penyelidikan. Namun, ternyata, kemampuan indra penciuman anjing juga dapat dimanfaatkan dalam hal mendeteksi penyakit.

Dalam sebuah studi di Jepang, tim ilmuwan memberikan sampel napas dan tinja dari pasien kanker untuk diendus oleh seekor anjing labrador, dan ternyata hewan itu mampu mengidentifikasi adanya kanker usus yang berasal dari pasien. 

Para ilmuwan percaya bahwa bau tumor bisa terdeteksi oleh indra penciuman anjing. Dr. Hideto Sonoda, yang memimpin penelitian itu, mengatakan, “Senyawa kimia dari bau tidak jelas. Hanya anjing yang tahu jawabannya.”

Kelinci

Kanker serviks adalah penyakit yang telah membunuh sekitar 1.000 wanita setiap tahun di Inggris. Selama bertahun-tahun para dokter dan ilmuwan mencari cara untuk dapat menanggulangi masalah tersebut, dan masalahnya kemudian terbantu oleh kelinci.

Pada tahun 1960-an, ilmuwan Inggris menemukan virus yang memicu penyakit pada kelinci, dan menghubungkannya dengan penyakit kanker serviks. Semenjak itu, kelinci pun mulai digunakan dalam mendeteksi kanker serviks, dan hasilnya para ilmuwan mampu membuat vaksin yang dapat mencegah kanker serviks. 

Vaksin itu mulai tersedia pada tahun 2006, setelah 70 tahun penelitian menggunakan kelinci dilakukan. Pemerintah Inggris pun mendukung penemuan tersebut dengan menawarkan suntikan vaksin itu pada wanita berusia 12 sampai 13 tahun untuk mencegah makin menjalarnya penyakit kanker serviks.

Kucing

Berdasarkan studi yang dilakukan para ilmuwan di University of Minnesota, AS, orang yang memiliki dan memelihara kucing memiliki kemungkinan 40 persen lebih kecil untuk menderita serangan jantung fatal. 

Dr. Adnan Qureshi, yang memimpin studi itu, menyatakan bahwa membelai kucing moggies ternyata bisa menurunkan stres dan kecemasan pemiliknya, serta mampu membuat mereka menurunkan risiko pengembangan penyakit kardiovaskular.

“Ini membuka jalan baru untuk perawatan,” ujar Dr. Adnan Qureshi. “Selain itu, tidak seperti obat-obatan atau operasi, kepemilikan kucing tampaknya tidak memiliki risiko.”

Hamster

Menurut studi para ilmuwan, anak-anak yang memelihara hewan peliharaan semacam hamster atau kelinci dapat mengembangkan kemampuan dalam hal masalah asma atau alergi. Tim peneliti dari AS yang mempelajari sekelompok anak-anak di New York menemukan bahwa tumbuh di lingkungan yang kurang steril kadang-kadang justru bisa meningkatkan kesehatan mereka.

Matt Perzanowski, ketua tim peneliti, mengatakan, “Terkena bakteri tertentu dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk membangun suatu kekebalan tubuh.”

Ular

Ketika seseorang digigit ular berbisa, orang itu bisa tidak sadarkan diri karena tekanan darah yang merosot akibat racun si ular. Kenyataan itu kemudian menginspirasi para ilmuwan untuk mengembangkan versi racun sintetis dari bahan kimia, yang dibuat dari organ racun ular berbisa dari Brazil.

Racun sintetis itu dikenal dengan nama inhibitor ACE, dan dengan itu para dokter telah membantu jutaan orang dalam menurunkan tekanan darah untuk mengurangi risiko serangan stroke, jantung, dan penyakit ginjal.

Lumba-lumba

Berdasarkan penelitian para ilmuwan di Yayasan Nasional Marinir AS, diketahui bahwa lumba-lumba mampu bertahan terhadap insulin, seperti beberapa penderita diabetes. 

Yang menakjubkan, lumba-lumba juga mampu beralih melakukan perlawanan terhadap penyakit mematikan tersebut. Keistimewaan itulah yang kemudian dipelajari ilmuwan di sana, untuk membantu penyembuhan masalah diabetes pada manusia.

Berdasarkan penelitian, lumba-lumba mampu melakukan perlawanan terhadap diabetes dalam cara mereka makan, yaitu dengan melakukan diet rendah karbohidrat. Hal itulah yang kemudian diresepkan kepada para penderita diabetes dalam menanggulangi masalah penyakit mereka.

Ikan

Studi para ilmuwan di Prancis menunjukkan bahwa orang tua yang mengkonsumsi ikan atau makanan laut seminggu sekali memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit demensia. 

Studi itu mengungkapkan bahwa asam lemak dalam minyak ikan membantu mengurangi peradangan di otak, dan berperan dalam regenerasi sel saraf. Selain itu, ikan juga dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Tidak hanya itu saja. Sejumlah penelitian lain juga menemukan bahwa menyaksikan ikan berenang dalam akuarium juga bisa memunculkan rasa tenang, dan mengurangi rasa cemas.

Related

Science 4514192415283538046

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item